Stratifikasi Sosial Dalam Kehidupan Masyarakat
Pelapisan
sosial atau social stratification terjadi dalam masyarakat yakni
sejumlah orang-orang yang statusnya sama menurut penilaian sosial dalam
suatu jenjang tertentu. Lapisan masyarakat ini dalam kajian ilmu sosial
biasanya di gambarkan dalam bentuk kerucut atau piramid. Dengan kerucut
ini tampak bahwa semakin tinggi kedudukan dalam suatu lapisan masyarakat
akan semakin sedikit jumlah yang ada di dalam lapisan itu dan begitu
pula sebaliknya. Lapisan masyarakat ada yang bersifat kaku,ada yang
lunak. Yang kaku misalnya seperti kasta di india, kelompok kulit yang
hitam dan kulit putih di amerika serikat. Sedangkan yang lunak misalnya
sistem kelas ekonomi, kelas pendidikan dan lain sebagainya yang dapat
dicapai melalui usaha belajar.
Sejak
dahulu kala lapisan-lapisan demikian ini dinamakan”kelas sosial” dan
biasanya dihubungkan sedikit banyak dengan keberhasilan ekonomi. Dengan
demikian misalnya Aristoteles membedakan kelas kaya, kelas menengah,
kelas miskin. Ada lagi kelas Borjuis dan kelas Proletal, kelas
petani,pekerja,pengusaha, dan sebagainya. Pada prinsipnya kelas adalah
penggolongan manusia yang tidak jelas batas-batasnya dan hanya
memperlihatkan sifat golongan. Hal ini lebih menitik beratkan pada
keadaan kepemilikan atau penghasilan dari pada persekutuan atau tindakan
bersama. Sebenarnya jika diamati sungguh-sungguh ternyata banyak sekali
kelas-kelas dan gaya hidup yang terdapat dalam masyarakat.
Pada zaman dahulu dikenal berbagai macam cara orang untuk menunjukkan bahwa dirinya termasuk kelas tertentu dengan tanda lahiriah misalnya cara berpakaian, perabotan rumah tangga, kendaraan, pembicaraan dan sebagainya. Dasar terjadinya pelapisan dan macam-macam stratifikasi menurut Kingsley Davis dan W.Moore ada hubungannya dengan penghargaaan pelaksanaan fungsi-fungsi dalam masyarakat. Pelapisan terjadi di segala macam masyarakat,bahkan didalam masyarakat yang masih sederhana pun terjadi stratifikasi hanya jarak tingkatan yang satu dengan yang lain tidak begitu tampak misalnya pada masyarakat primitif mengenal adanya dukun, kyai dan sebagainya.
Pada zaman dahulu dikenal berbagai macam cara orang untuk menunjukkan bahwa dirinya termasuk kelas tertentu dengan tanda lahiriah misalnya cara berpakaian, perabotan rumah tangga, kendaraan, pembicaraan dan sebagainya. Dasar terjadinya pelapisan dan macam-macam stratifikasi menurut Kingsley Davis dan W.Moore ada hubungannya dengan penghargaaan pelaksanaan fungsi-fungsi dalam masyarakat. Pelapisan terjadi di segala macam masyarakat,bahkan didalam masyarakat yang masih sederhana pun terjadi stratifikasi hanya jarak tingkatan yang satu dengan yang lain tidak begitu tampak misalnya pada masyarakat primitif mengenal adanya dukun, kyai dan sebagainya.
Di
Amerika stratifikasi masyarakat tampak jelas sehingga menimbulkan
berbagai golongan dalam masyarakat. Di negara tersebut masyarakat
terdiri dari tiga golongan atau kelas yaitu :
1. Kelas atas (upper-class)
2. Kelas menengah (middles-class)
3. Kelas bawah (lower-class)
Tiap-tiap
golongan ini mempunyai sifat-sifat dan cara berhubungan yang berbeda.
Dalam kehidupan pada umumnya stratifikasi sosial dapat dibagai kedalam
dua bentuk yaitu :
- Stratifikasi terbuka
Dalam
golongan ini anggota kelompok yang satu ada kemungkinan besar untuk
berpindah ke kelompok yang lain yakni dapat menurun ke kelompok yang
lebih rendah atau sebaliknya. Contoh untuk hal ini kedudukan presiden
dan materi. Anak-anak presiden dan mentri-mentri belum tentu mencapai
kedudukannya sebagai presiden dan mentri, tetapi terbuka bagi semua
warga masyarakat dapat memiliki kedudukan seperti itu.
- Stratifikasi Tertutup
Kemungkinan
pindah seorang anggota kelompok dari golongan satu ke golongan yang
lain kecil sekali, sebab biasanya sistem ini di dasarkan atas keturunan.
Jadi misalnnya anak-anak keturunan dengan sendirinya akan tetap menjadi
golongan brahmana, demikian sebaliknya pada golongan sudra, pariah dan
lain-lain.
Dilihat
dari segi psikologis kedua bentuk ini mempunyai keburukan dan kebaikan
stratifikasi terbuka lebih dinamis dan anggota-anggotanya mempunyai
cita-cita yang lebih tinggi. Stratifikasi tertutup bersifat statis,
lebih-lebih dikalangan bawah dan kurang menunujukkan adanya cita-cita
yang tinggi.
Kelemahan
stratifikasi terbuka bahwa anggotanya mengalami kehidupan yang selalu
tegang dan khawatir. Sehingga akibatnya banyak mengalami ketegangan dan
konflik kejiwaan yang lebih besar dari pada kelompok tertutup. Mengapa
demikian???
Sebabnya
mereka merasa terancam terus oleh bahaya, yaitu ancaman dari kelompok
yang lebih rendah yang akan bergerak ke lapisan yang lebih atas. Dari
itu orang tua selalu berusaha supaya kehidupan anak-anaknya masuk dalam
peringkat golongannya, jika perlu bahkan diatasnya. Sebab jika tidak
demikian,kehidupan dan penghidupan mereka pasti akan turun dan akhirnya
turun pulalah status dan peranan mereka. Para ahli menyatakan bahwa dari
dulu sampai sekarang orang telah mengakui adanya lapisan masyarakat
yang masing-masing anggota lapisan suatu lapisan berbeda-beda
kedudukannya secara bertingkat dari lapisan atas ke lapisan bawah.
Lapisan-lapisan seperti itu, pada masa kolonialisme Belanda tetap
dipertahankan khususnya di indonesia agar lebih mudah menerapkan sistem
devide et impera
No comments:
Post a Comment