Pengaruh PER, EPS, ROA Dan DER Terhadap Harga Saham
Sejak
terjadinya krisis moneter pada tahun 1998, menyebabkan begitu banyak
perusahaan serta lembaga perbankkan yang bertumbangan. Salah satu
alternatif bagi perusahaan untuk mendapat dana atau tambahan modal
adalah melalui pasar modal. Pasar modal adalah sarana yang mempertemukan
penjual dan pembeli dana. Tempat penawaran penjualan efek ini
dilaksanakan berdasarkan satu lembaga resmi yang disebut bursa efek.
Perdagangan
surat berharga merupakan cara untuk menarik dana masyarakat dalam hal
ini investor untuk mengembangkan perekonomian dimana dana tersebut
adalah modal yang dibutuhkan perusahaan untuk memperluas usahanya.
Dengan dijualnya saham pasar modal berarti masyarakat diberi kesempatan
untuk memiliki dan mendapatkan keuntungan. Dengan kata lain pasar modal
dapat membantu pendapatan masyakarat. Motif dari perusahaan yang menjual
sahamnya untuk memperoleh dana yang akan digunakan dalam pengembangan
usahanya dan bagi pemodal adalah untuk mendapatkan penghasilan dari
modalnya. Dari aktivitas pasar modal, harga saham merupakan faktor yang
sangat penting dan harus diperhatikan oleh investor dalam melakukan
investasi karena harga saham menunjukkan prestasi emiten, pergerakan
harga saham searah dengan kinerja emiten. Apabila emiten mempunyai
prestasi yang semakin baik maka keuntungan yang dapat dihasilkan dari
operasi usaha semakin besar. Pada kondisi yang demikian, harga saham
emiten yang bersangkutan cenderung naik. Harga saham juga menunjukkan
nilai suatu perusahaan. Nilai saham merupakan indeks yang tepat untuk
efektifitas perusahaan. Sehingga sering kali dikatakan memaksimumkan
nilai perusahaan juga berarti memaksimumkan kekayaan pemegang saham.
Dengan semakin tinggi harga saham, maka semakin tinggi pula nilai
perusahaan tersebut dan sebaliknya. Oleh karena itu, setiap perusahaan
yang menerbitkan saham sangat memperhatikan harga sahamnya. Harga yang
terlalu rendah sering diartikan bahwa kinerja perusahaan kurang baik.
Namun bila harga saham terlalu tinggi mengurangi kemampuan investor
untuk membeli sehingga menimbulkan harga saham sulit untuk meningkat
lagi. Dengan perubahan posisi keuangan hal ini akan mempengaruhi harga
saham perusahaan. Laporan keuangan dirancang untuk membatu para pemakai
laporan untuk mengidentifikasi hubungan variabel-variabel dari laporan
keuangan. Dengan laporan keuangan perusahaan tersebut, investor dapat
memperoleh data mengenai Earning Per Share (EPS), Price On Ratio (PER),
Ratio on Equity (ROE), Ratio on Activa (ROA), Financial Leverage (FL),
Debt to Equity Ratio (DER) dan Current Ratio (CR).
Karina
Dewi Puspita (2008), pengaruh price Earning Ratio (PER), Debt to Equity
Ratio (DER) dan Return On Equity (ROE) terhadap harga pasar saham
setelah penawaran perdana di BEI. Hasil analisis ini menujukan bahwa
hanya PER yang berpengaruh secara signifikan penentuan harga pasar saham
perusahaan. Hasil uji T menunjukan nilai profitabilitas dibawah 0,05
yaitu sebesar 0,020, berarti P< 0,05, maka variabel PER mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap harga saham sedangkan variabel lain
tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham.
Angrawit
kusumawardani (2009) mengemukakan pengaruh Debt to Equity Ratio (DER),
Current Ratio (CR) dan Financial Leverage (FL) terhadap harga saham
perusahaan LQ45. Dari hasil perhitungan AMOS, Debt to Equity Ratio (DER)
berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham sebesar 102,4%.
Rasio ini menunjukan komposisi atau struktur modal dari total pinjaman
(hutang) terhadap total modal yang dimiliki perusahaan DER menunjukan
sejauh mana perusahaan dapat menanggung kerugian tanpa harus merugikan
kreditornya. Pada Current Ratio (CR) dan Financial Leverage (FL) tidak
memiliki pengaruh terhadap perusahaan LQ45.
Pada
Penelitian Gatiningsih (2009) yang menggunakan sample perusahaan
makanan dan minuman yang terdaftar di BEI yang menunjukan bahwa Return
On Asset (ROA), Return On Equity (ROE) dan Debt Equity Ratio (DEB)
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap harga saham.
Perbedaan
terakhir yaitu dari sample penelitian. Karina Dewi Puspita (2008),
sample yang digunakan yaitu semua perusahaan yang melakukan penawaran
umum perdana. Penelitian yang dilakukan oleh Gatiningsih (2009)
menggunakan sample perusahaan Industri makanan dan minuman yang
terdaftar di BEJ dan BEI. Sample penelitian Angrawit kusumawardani
(2009) adalah perusahaan LQ45 yang terdaftar di BEI. Pada penelitian
ini, peneliti menggunakan rasio profitabilitas yakni EPS, PER dan ROA
karena pada rasio PER merupakan indikator kepercayaan pasar terhadap
prosfek pertumbuhan perusahaan sehingga banyak pelaku pasar modal yang
menaruh perhatian terhadap pendekatan PER, selain itu PER memberikan
standar yang baik dalam membandingkan harga saham untuk laba perlembar
saham yang berbeda dan kemudahan dalam membuat estimasi yang digunakan
dalam input PER. Pada rasio EPS merupakan indikator laba yang sering
diperhatikan oleh investor yang merupakan angka dasar yang diperlukan
didalam menentukan harga saham, untuk mengetahui berapa keuntungan
perlembar saham yang dihasilkan perusahaan yang dihasilkan serta untuk
memprediksi pergerakan harga suatuu saham. Peneliti memilih rasio ROA
juga karena ingin melihat seberapa efektivitas perusahaan didalam
menggunakan dari keseluruhan operasi perusahaan. Ketiga metode ini
dipilih juga karena sebagaimana disarankan dari ketiga peneliti untuk
menganalisis rasio profitabilitas yang berbeda dan juga ingin mengetahui
apakah EPS, PER, ROA dan DER memiliki pengaruh atau tidak terhadap
harga saham perusahaan Sub-sektor Industri Textile. Pada sample
perusahaan, peneliti memilih perusahaan sub-sektor industri textile
karena secara empiris prediksi turun atau naiknya harga saham
dikarenakan pengaruh dari kinerja keuangan perusahaan tersebut. Sektor
textile cukup menarik untuk dijadikan objek penelitian karena derasnya
produk-produk textile buatan luar negeri yang membanjiri pasaran di
Indonesia, terutama produk textile buatan Cina. Membanjirnya produk
textile dari China membuat kalangan kabut produsen dalam negeri.
Kekhawatiran ini beralaskan karena harga produk mereka jauh dibawah
harga textile dalam negeri serta dari segi kualitas tidak kalah
bagusnya. Perusahaan harus mempunyai keunggulan kompetitif agar mampu
bersaing dan tetap survive.
Pasar Modal
Menurut
Pandji dan Piji (2003:6) Pasar modal adalah suatu bidang usaha
perdagangan surat-surat berharga seperti saham, sertifikat saham dan
obligasi. Pasar modal memberikan jasanya yaitu menjebatani hubungan
antara pemilik modal dala hal ini disebut sebagai investor dengan
pinjaman dana dalam hal ini disebut dengan nama emiten (perusahaan yang
go public). Para modal meminta instrumen pasar modal untuk keperluan
investasi portofolio sehingga akhirnya dapat memaksimumkan penghasilan.
Harga Saham
Menurut Pandji dan Piji (2003:58) harga saham dapat dibedakan menjadi 3 yaitu :
a. Harga Nominal
b. Harga saham perdana
c. Harga pasar
Faktor yang mempengaruhi harga saham
Faktor-faktor
yang memperngaruhi harga saham adalah proyeksi laba per lembar saham
saat diperoleh laba, tingkat resiko dari proyeksi laba, proporsi hutang
perusahaan pada equitas, serta kebijakan pembagian deviden. Faktor
lainnya yang dapat mempengaruhi pergerakan harga saham adalah kendala
eksternal adalah seperti kegiatan perekonomian pada umunnya, pajak dan
keadaan bursa saham.
Pengertian Penilaian Investasi
Penilaian
saham adalah suatu mekanisme untuk merubah serangkaian variabel
ekonomi/ variabel perusahaan yang diramalkan menjadi perkiraan tentang
harga saham misalnya laba perusahaan dan deviden yang dibagikan,
maksudnya suatu metode untuk mencari nilai-nilai saham yang menjadi
ukuran dalam investasi surat berharga.
Analisis Fundamental dan Teknikal
Analisis yang digunakan dalam penilaian harga saham adalah
1. Analisis Fundamental
Analisis
ini berhubungan dengan kondisi keuangan perusahaan. Dengan analisis ini
diharapkan calon investor akan mengetahui bagaimana operasional dari
perusahaan yang nantinya menjadi milik investor. Apakah sehat atau tidak
dan sebagainya.(Panji dan Piji,2003:109).
2. Analisis Teknikal
Analisis
Teknikal adalah analisis penentuan harga saham (asset keuangan) sebuah
perusahaan publik yang didasarkan atas relasi penawaran-permintaan
terhadap saham. Analisis ini cukup sering dipakai oleh calon investor
dan biasanya data yang digunakan dalam analisis ini berupa grafik atau
program komputer
Analisis Rasio
Rasio
adalah alat yang dapat digunakan untuk menjelaskan hubungan antara dua
macam data finansial. Rasio menggambarkan suatu hubungan atau
perimbangan (mathematical relationship)antara suatu jumlah tert entu
dengan jumlah yang lain (Munawir, 2000:54). Rasio sebenarnyahanyalah
alat yang dinyatakan dalam aritmathical terms yang dapat digunakan
untukmenjelaskan hubungan antara dua macam data finansial (Bambang
Riyanto, 2001:329). Rasio keuangan merupakan suatu informasi yang
menggambarkan hubungan antara berbagai macam akun (accounts) dari
laporan keuangan yang mencerminkan keadaan keuangan serta hasil
operasional perusahaan.
Penggolongan Rasio
Menurut R. Agus Sartono (2011:114), penggolongan rasio terdiri dari :
1) Rasio Likuiditas (Liquidity Ratios)
2) Rasio Aktivitas (Activity Ratios)
3) Rasio Rentabilitas/Profitabilitas (Profitability Ratios)
4) Rasio Solvabi litas (Solvency Ratios)
5) Rasio Pasar (Market Ratios)
Rasio ini menunjukkan informasi penting perusahaan yang diungkapkan dalam basis per saham
1. Earning Per Share ( EPS )
Menurut
Tjiptono Darmadji dan Hendy M (2001) pengertian laba per lembar saham
atau EPS merupakan rasio yang menunjukkan berapa besar keuntungan (laba)
yang diperoleh investor atau pemegang saham per lembar sahamnya.
Deviden Saham Umum
EPS = ----------------------------------
Jumlah lembar Saham Umum
2. Price Earning Ratio (PER)
(Tjiptono
Darmadji,2001:139), Berdasarkan pendapat di atas, pengertian PER yang
dimaksud dalam penelitian ini adalah rasio yang membandingkan antara
harga pasar per lembar saham biasa yang beredar dengan laba per lembar
saham.
Harga pasar per lembar saham biasa
PER = ------------------------------------------------
Laba per lembar saham
(Arifin,2002:87),
suatu perusahaan yang memiliki PER yang tinggi, berarti perusahaan
tersebut mempunyai tingkat pertumbuhan yang tinggi hal ini menunjukan
bahwa pasar mengharapkan pertumbuhan laba dimasa mendatang, sebaliknya
perusahaan dengan PER rendah akan mempunyai tingkat pertumbuhan yang
rendah, semakin rendah PER suatu saham maka semakin baik atau murah
harga untuk diinvestasikan. PER menjadi rendah nilainya bisa karena
harga saham cendrung semakin menurun atau karena meningkatnya laba
bersih perusahaan. Jadi, semakin rendah nilai PER maka semkin murah
saham tersebut untuk dibeli dan semakin baik pula kinerja perlembar
saham dalam menghasilkan laba bersih perusahaan, semakin baik kinerja
perlembar saham akan mempengaruhi banyak investor untuk membeli saham
tersebut.
3. Return On Asset (ROA)
Return
On Asset ( ROA ) digunakan untuk mengukur efiktivitas perusahaan di
dalam menghasilkan keun tungan dengan memanfaatkan aktiva yang
dimilikinya.
Laba bersih sebelum pajak
ROA = ------------------------------------
Total Aktiva
4. Debt to Equity Rasio (DER)
Dianata
Eka Putra(2003:76), Debt to Equity Rasio (DER) atau rasio utang atas
modal adalah menggambarkan sampai sejauh mana modal pemilik dapat
menutupi hutang-hutang pada pihak luar.
Total hutang
DER = --------------------
Modal
Tingkat Pengembalian Investasi
Tingkat pengembalian ini dapat melalui
1. Dividen
Dividen
adalah suatu keuntungan yang diberikan oleh perusahaan kepada pemegang
saham yang biasanya dibagikan setiap setahun sekali..
2. Capital Gains
Capital
gains adalah suatu keuntungan yang diperoleh dari selisih jual harga
beli saham. Apabila harga jualnya tinggi maka investor mendapat
keuntungan dan jika harga jual rendah maka investor mengalami kerugian
(Capital Loss) (sawidji widiatmodjo,2004:42)
Risiko
Investasi Risiko merupakan kemungkinan kerugian yang disebabkan oleh
adanya ketidakpastian kejadian yang dihadapi dimasa yang akan.
Risiko menurut klasifikasinya terdiri dari (Mohamad,2006:285) :
1. Risiko systematis (Sytematic risk)
Risiko
ini merupakan resiko yang ditimbulkan bersifat makro seperti dasar
pasar, politik yang terjadi disuatu negara yang dapat memperngaruhi
perekonomian.
2. Risiko Unsistematis (Unsistematis risk)
Resiko
ini adalah resiko yang timbul bersifat makro seperti kerugian yang di
alami oleh perusahaa, resiko kebangkrutan, resiko manajemen, Risiko ini
biasanya berasal dari dalam perusahaan.
Peneliti Terdahulu
Penelitian
tentang analisis rasio dilakukan oleh Karina Dewi Puspita (2008),
dengan judul : pengaruh price Earning Ratio (PER), Debt to Equity Ratio
(DER) dan Return On Equity (ROE) terhadap harga pasar saham setelah
penawaran perdana di BEI. Hasil analisis ini menujukan bahwa hanya PER
yang berpengaruh secara signifikan penentuan harga pasar saham
perusahaan. Hasil uji T menunjukan nilai profitabilitas dibawah 0,05
yaitu sebesar 0,020, berarti P< 0,05, maka variabel PER mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap harga saham sedangkan variabel lain
tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham.
Angrawit
kusumawardani (2009) mengemukakan pengaruh Debt to Equity Ratio (DER),
Current Ratio (CR) dan Financial Leverage (FL) terhadap harga saham
perusahaan LQ45. Dari hasil perhitungan AMOS, Debt to Equity Ratio (DER)
berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham sebesar 102,4%.
Rasio ini menunjukan komposisi atau struktur modal dari total pinjaman
(hutang) terhadap total modal yang dimiliki perusahaan DER menunjukan
sejauh mana perusahaan dapat menanggung kerugian tanpa harus merugikan
kreditornya. Pada Current Ratio (CR) dan Financial Leverage (FL) tidak
memiliki pengaruh terhadap perusahaan LQ45.
Gatiningsih
(2009) menguji pengaruh dari rasio Return On Asset (ROA), Return On
Equity (ROE) dan Debt Equity Ratio (DER) terhadap perusahaan makanan dan
minuman yang terdaftar di BEI. Dari penelitian ini menunjukan bahwa
Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE) dan Debt Equity Ratio
(DER) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap harga saham.
Kerangka Pikiran
Berdasarkan uraian diatas kerangka yang menjadi dasar penelitian ini adalah sebagai berikut :
Kerangka Pikiran
Pengaruh EPS, PER, ROA dan DER terhadap Harga Saham Sub-sektor Pada Industri Textile yang Go Public di BEI
Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah :
1. Price Earning Ratio (PER) berpengaruh positif terhadap harga saham perusahaan Sub-sektor Industri Textile
2. Earning Per Share (EPS) berpengaruh negatif terhadap harga saham perusahaan Sub-sektor Industri Textile.
3. Ratio On Asset (ROA) berpengaruh negatif terhadap harga saham perusahaan Sub-sektor Industri Textile
4. Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh positif terhadap harga saham perusahaan Sub-sektor Industri Textile
5.
Price Earning Ratio (PER), Earning Per Share (EPS), Ratio On Asset
(ROA) dan Debt to Equity Ratio (DER) secara bersama-sama berpengaruh
terhadap harga saham perusahaan Sub-sektor Industri Textile
No comments:
Post a Comment