Monday, 27 March 2017

Perasamaan dan Pengaruh PER, EPS, ROA Dan DER Terhadap Harga Saham

Pengaruh PER, EPS, ROA Dan DER Terhadap Harga Saham
Sejak terjadinya krisis moneter pada tahun 1998, menyebabkan begitu banyak perusahaan serta lembaga perbankkan yang bertumbangan. Salah satu alternatif bagi perusahaan untuk mendapat dana atau tambahan modal adalah melalui pasar modal. Pasar modal adalah sarana yang mempertemukan penjual dan pembeli dana. Tempat penawaran penjualan efek ini dilaksanakan berdasarkan satu lembaga resmi yang disebut bursa efek. 

Perdagangan surat berharga merupakan cara untuk menarik dana masyarakat dalam hal ini investor untuk mengembangkan perekonomian dimana dana tersebut adalah modal yang dibutuhkan perusahaan untuk memperluas usahanya. Dengan dijualnya saham pasar modal berarti masyarakat diberi kesempatan untuk memiliki dan mendapatkan keuntungan. Dengan kata lain pasar modal dapat membantu pendapatan masyakarat. Motif dari perusahaan yang menjual sahamnya untuk memperoleh dana yang akan digunakan dalam pengembangan usahanya dan bagi pemodal adalah untuk mendapatkan penghasilan dari modalnya. Dari aktivitas pasar modal, harga saham merupakan faktor yang sangat penting dan harus diperhatikan oleh investor dalam melakukan investasi karena harga saham menunjukkan prestasi emiten, pergerakan harga saham searah dengan kinerja emiten. Apabila emiten mempunyai prestasi yang semakin baik maka keuntungan yang dapat dihasilkan dari operasi usaha semakin besar. Pada kondisi yang demikian, harga saham emiten yang bersangkutan cenderung naik. Harga saham juga menunjukkan nilai suatu perusahaan. Nilai saham merupakan indeks yang tepat untuk efektifitas perusahaan. Sehingga sering kali dikatakan memaksimumkan nilai perusahaan juga berarti memaksimumkan kekayaan pemegang saham. Dengan semakin tinggi harga saham, maka semakin tinggi pula nilai perusahaan tersebut dan sebaliknya. Oleh karena itu, setiap perusahaan yang menerbitkan saham sangat memperhatikan harga sahamnya. Harga yang terlalu rendah sering diartikan bahwa kinerja perusahaan kurang baik. Namun bila harga saham terlalu tinggi mengurangi kemampuan investor untuk membeli sehingga menimbulkan harga saham sulit untuk meningkat lagi. Dengan perubahan posisi keuangan hal ini akan mempengaruhi harga saham perusahaan. Laporan keuangan dirancang untuk membatu para pemakai laporan untuk mengidentifikasi hubungan variabel-variabel dari laporan keuangan. Dengan laporan keuangan perusahaan tersebut, investor dapat memperoleh data mengenai Earning Per Share (EPS), Price On Ratio (PER), Ratio on Equity (ROE), Ratio on Activa (ROA), Financial Leverage (FL), Debt to Equity Ratio (DER) dan Current Ratio (CR). 

Karina Dewi Puspita (2008), pengaruh price Earning Ratio (PER), Debt to Equity Ratio (DER) dan Return On Equity (ROE) terhadap harga pasar saham setelah penawaran perdana di BEI. Hasil analisis ini menujukan bahwa hanya PER yang berpengaruh secara signifikan penentuan harga pasar saham perusahaan. Hasil uji T menunjukan nilai profitabilitas dibawah 0,05 yaitu sebesar 0,020, berarti P< 0,05, maka variabel PER mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap harga saham sedangkan variabel lain tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham.

Angrawit kusumawardani (2009) mengemukakan pengaruh Debt to Equity Ratio (DER), Current Ratio (CR) dan Financial Leverage (FL) terhadap harga saham perusahaan LQ45. Dari hasil perhitungan AMOS, Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham sebesar 102,4%. Rasio ini menunjukan komposisi atau struktur modal dari total pinjaman (hutang) terhadap total modal yang dimiliki perusahaan DER menunjukan sejauh mana perusahaan dapat menanggung kerugian tanpa harus merugikan kreditornya. Pada Current Ratio (CR) dan Financial Leverage (FL) tidak memiliki pengaruh terhadap perusahaan LQ45. 

Pada Penelitian Gatiningsih (2009) yang menggunakan sample perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI yang menunjukan bahwa Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE) dan Debt Equity Ratio (DEB) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap harga saham.

Perbedaan terakhir yaitu dari sample penelitian. Karina Dewi Puspita (2008), sample yang digunakan yaitu semua perusahaan yang melakukan penawaran umum perdana. Penelitian yang dilakukan oleh Gatiningsih (2009) menggunakan sample perusahaan Industri makanan dan minuman yang terdaftar di BEJ dan BEI. Sample penelitian Angrawit kusumawardani (2009) adalah perusahaan LQ45 yang terdaftar di BEI. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan rasio profitabilitas yakni EPS, PER dan ROA karena pada rasio PER merupakan indikator kepercayaan pasar terhadap prosfek pertumbuhan perusahaan sehingga banyak pelaku pasar modal yang menaruh perhatian terhadap pendekatan PER, selain itu PER memberikan standar yang baik dalam membandingkan harga saham untuk laba perlembar saham yang berbeda dan kemudahan dalam membuat estimasi yang digunakan dalam input PER. Pada rasio EPS merupakan indikator laba yang sering diperhatikan oleh investor yang merupakan angka dasar yang diperlukan didalam menentukan harga saham, untuk mengetahui berapa keuntungan perlembar saham yang dihasilkan perusahaan yang dihasilkan serta untuk memprediksi pergerakan harga suatuu saham. Peneliti memilih rasio ROA juga karena ingin melihat seberapa efektivitas perusahaan didalam menggunakan dari keseluruhan operasi perusahaan. Ketiga metode ini dipilih juga karena sebagaimana disarankan dari ketiga peneliti untuk menganalisis rasio profitabilitas yang berbeda dan juga ingin mengetahui apakah EPS, PER, ROA dan DER memiliki pengaruh atau tidak terhadap harga saham perusahaan Sub-sektor Industri Textile. Pada sample perusahaan, peneliti memilih perusahaan sub-sektor industri textile karena secara empiris prediksi turun atau naiknya harga saham dikarenakan pengaruh dari kinerja keuangan perusahaan tersebut. Sektor textile cukup menarik untuk dijadikan objek penelitian karena derasnya produk-produk textile buatan luar negeri yang membanjiri pasaran di Indonesia, terutama produk textile buatan Cina. Membanjirnya produk textile dari China membuat kalangan kabut produsen dalam negeri. Kekhawatiran ini beralaskan karena harga produk mereka jauh dibawah harga textile dalam negeri serta dari segi kualitas tidak kalah bagusnya. Perusahaan harus mempunyai keunggulan kompetitif agar mampu bersaing dan tetap survive.

Pasar Modal
Menurut Pandji dan Piji (2003:6) Pasar modal adalah suatu bidang usaha perdagangan surat-surat berharga seperti saham, sertifikat saham dan obligasi. Pasar modal memberikan jasanya yaitu menjebatani hubungan antara pemilik modal dala hal ini disebut sebagai investor dengan pinjaman dana dalam hal ini disebut dengan nama emiten (perusahaan yang go public). Para modal meminta instrumen pasar modal untuk keperluan investasi portofolio sehingga akhirnya dapat memaksimumkan penghasilan. 

Harga Saham
Menurut Pandji dan Piji (2003:58) harga saham dapat dibedakan menjadi 3 yaitu :
a. Harga Nominal
b. Harga saham perdana
c. Harga pasar

Faktor yang mempengaruhi harga saham
Faktor-faktor yang memperngaruhi harga saham adalah proyeksi laba per lembar saham saat diperoleh laba, tingkat resiko dari proyeksi laba, proporsi hutang perusahaan pada equitas, serta kebijakan pembagian deviden. Faktor lainnya yang dapat mempengaruhi pergerakan harga saham adalah kendala eksternal adalah seperti kegiatan perekonomian pada umunnya, pajak dan keadaan bursa saham. 

Pengertian Penilaian Investasi
Penilaian saham adalah suatu mekanisme untuk merubah serangkaian variabel ekonomi/ variabel perusahaan yang diramalkan menjadi perkiraan tentang harga saham misalnya laba perusahaan dan deviden yang dibagikan, maksudnya suatu metode untuk mencari nilai-nilai saham yang menjadi ukuran dalam investasi surat berharga.

Analisis Fundamental dan Teknikal
Analisis yang digunakan dalam penilaian harga saham adalah

1. Analisis Fundamental
Analisis ini berhubungan dengan kondisi keuangan perusahaan. Dengan analisis ini diharapkan calon investor akan mengetahui bagaimana operasional dari perusahaan yang nantinya menjadi milik investor. Apakah sehat atau tidak dan sebagainya.(Panji dan Piji,2003:109).

2. Analisis Teknikal
Analisis Teknikal adalah analisis penentuan harga saham (asset keuangan) sebuah perusahaan publik yang didasarkan atas relasi penawaran-permintaan terhadap saham. Analisis ini cukup sering dipakai oleh calon investor dan biasanya data yang digunakan dalam analisis ini berupa grafik atau program komputer

Analisis Rasio
Rasio adalah alat yang dapat digunakan untuk menjelaskan hubungan antara dua macam data finansial. Rasio menggambarkan suatu hubungan atau perimbangan (mathematical relationship)antara suatu jumlah tert entu dengan jumlah yang lain (Munawir, 2000:54). Rasio sebenarnyahanyalah alat yang dinyatakan dalam aritmathical terms yang dapat digunakan untukmenjelaskan hubungan antara dua macam data finansial (Bambang Riyanto, 2001:329). Rasio keuangan merupakan suatu informasi yang menggambarkan hubungan antara berbagai macam akun (accounts) dari laporan keuangan yang mencerminkan keadaan keuangan serta hasil operasional perusahaan.

Penggolongan Rasio
Menurut R. Agus Sartono (2011:114), penggolongan rasio terdiri dari :
1) Rasio Likuiditas (Liquidity Ratios)
2) Rasio Aktivitas (Activity Ratios)
3) Rasio Rentabilitas/Profitabilitas (Profitability Ratios)
4) Rasio Solvabi litas (Solvency Ratios)
5) Rasio Pasar (Market Ratios)

Rasio ini menunjukkan informasi penting perusahaan yang diungkapkan dalam basis per saham
1. Earning Per Share ( EPS )
Menurut Tjiptono Darmadji dan Hendy M (2001) pengertian laba per lembar saham atau EPS merupakan rasio yang menunjukkan berapa besar keuntungan (laba) yang diperoleh investor atau pemegang saham per lembar sahamnya.
Deviden Saham Umum
            EPS =   ----------------------------------
                          Jumlah lembar Saham Umum
2. Price Earning Ratio (PER)
(Tjiptono Darmadji,2001:139), Berdasarkan pendapat di atas, pengertian PER yang dimaksud dalam penelitian ini adalah rasio yang membandingkan antara harga pasar per lembar saham biasa yang beredar dengan laba per lembar saham.
     Harga pasar per lembar saham biasa
PER =  ------------------------------------------------
Laba per lembar saham

(Arifin,2002:87), suatu perusahaan yang memiliki PER yang tinggi, berarti perusahaan tersebut mempunyai tingkat pertumbuhan yang tinggi hal ini menunjukan bahwa pasar mengharapkan pertumbuhan laba dimasa mendatang, sebaliknya perusahaan dengan PER rendah akan mempunyai tingkat pertumbuhan yang rendah, semakin rendah PER suatu saham maka semakin baik atau murah harga untuk diinvestasikan. PER menjadi rendah nilainya bisa karena harga saham cendrung semakin menurun atau karena meningkatnya laba bersih perusahaan. Jadi, semakin rendah nilai PER maka semkin murah saham tersebut untuk dibeli dan semakin baik pula kinerja perlembar saham dalam menghasilkan laba bersih perusahaan, semakin baik kinerja perlembar saham akan mempengaruhi banyak investor untuk membeli saham tersebut.

3. Return On Asset (ROA)
Return On Asset ( ROA ) digunakan untuk mengukur efiktivitas perusahaan di dalam menghasilkan keun tungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya.
Laba bersih sebelum pajak
ROA =       ------------------------------------   
Total Aktiva


4. Debt to Equity Rasio (DER)
Dianata Eka Putra(2003:76), Debt to Equity Rasio (DER) atau rasio utang atas modal adalah menggambarkan sampai sejauh mana modal pemilik dapat menutupi hutang-hutang pada pihak luar. 
       Total hutang
DER =  --------------------
                                   Modal
Tingkat Pengembalian Investasi
Tingkat pengembalian ini dapat melalui

1. Dividen
Dividen adalah suatu keuntungan yang diberikan oleh perusahaan kepada pemegang saham yang biasanya dibagikan setiap setahun sekali..

2. Capital Gains
Capital gains adalah suatu keuntungan yang diperoleh dari selisih jual harga beli saham. Apabila harga jualnya tinggi maka investor mendapat keuntungan dan jika harga jual rendah maka investor mengalami kerugian (Capital Loss) (sawidji widiatmodjo,2004:42)
Risiko Investasi Risiko merupakan kemungkinan kerugian yang disebabkan oleh adanya ketidakpastian kejadian yang dihadapi dimasa yang akan.

Risiko menurut klasifikasinya terdiri dari (Mohamad,2006:285) :

1. Risiko systematis (Sytematic risk)
Risiko ini merupakan resiko yang ditimbulkan bersifat makro seperti dasar pasar, politik yang terjadi disuatu negara yang dapat memperngaruhi perekonomian.

2. Risiko Unsistematis (Unsistematis risk)
Resiko ini adalah resiko yang timbul bersifat makro seperti kerugian yang di alami oleh perusahaa, resiko kebangkrutan, resiko manajemen, Risiko ini biasanya berasal dari dalam perusahaan.

Peneliti Terdahulu
Penelitian tentang analisis rasio dilakukan oleh Karina Dewi Puspita (2008), dengan judul : pengaruh price Earning Ratio (PER), Debt to Equity Ratio (DER) dan Return On Equity (ROE) terhadap harga pasar saham setelah penawaran perdana di BEI. Hasil analisis ini menujukan bahwa hanya PER yang berpengaruh secara signifikan penentuan harga pasar saham perusahaan. Hasil uji T menunjukan nilai profitabilitas dibawah 0,05 yaitu sebesar 0,020, berarti P< 0,05, maka variabel PER mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap harga saham sedangkan variabel lain tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham.

Angrawit kusumawardani (2009) mengemukakan pengaruh Debt to Equity Ratio (DER), Current Ratio (CR) dan Financial Leverage (FL) terhadap harga saham perusahaan LQ45. Dari hasil perhitungan AMOS, Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham sebesar 102,4%. Rasio ini menunjukan komposisi atau struktur modal dari total pinjaman (hutang) terhadap total modal yang dimiliki perusahaan DER menunjukan sejauh mana perusahaan dapat menanggung kerugian tanpa harus merugikan kreditornya. Pada Current Ratio (CR) dan Financial Leverage (FL) tidak memiliki pengaruh terhadap perusahaan LQ45. 

Gatiningsih (2009) menguji pengaruh dari rasio Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE) dan Debt Equity Ratio (DER) terhadap perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI. Dari penelitian ini menunjukan bahwa Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE) dan Debt Equity Ratio (DER) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap harga saham.
Kerangka Pikiran

Berdasarkan uraian diatas kerangka yang menjadi dasar penelitian ini adalah sebagai berikut :

Kerangka Pikiran
Pengaruh EPS, PER, ROA dan DER terhadap Harga Saham Sub-sektor Pada Industri Textile yang Go Public di BEI


Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah :
1. Price Earning Ratio (PER) berpengaruh positif terhadap harga saham perusahaan Sub-sektor Industri Textile
2. Earning Per Share (EPS) berpengaruh negatif terhadap harga saham perusahaan Sub-sektor Industri Textile.
3. Ratio On Asset (ROA) berpengaruh negatif terhadap harga saham perusahaan Sub-sektor Industri Textile
4. Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh positif terhadap harga saham perusahaan Sub-sektor Industri Textile
5. Price Earning Ratio (PER), Earning Per Share (EPS), Ratio On Asset (ROA) dan Debt to Equity Ratio (DER) secara bersama-sama berpengaruh terhadap harga saham perusahaan Sub-sektor Industri Textile

No comments:

Post a Comment