Macam-macam Metode dalam Mengajar
Dalam
mengajar, seorang guru dituntut untuk menguasai metode mengajar. Sebab
guru adalah pusat dari ilmu pengetahuan yang akan diajarkan ke murid.
Kata mendidik (tarbiyah) dan mengajar (ta’lim) mempunyai pengertian yang
berbeda. Menurut Mahmud Yunus, mendidik berarti menyiapkan anak dengan
segala macam jalan supaya dapat mempergunakan tenaga dan bakatnya dengan
sebaikbaiknya sehingga mencapai kehidupan yang sempurna dalam
masyarakat tempat tinggalnya. Sedangkan mengajar berarti mentransfer
ilmu pengetahuan kepada anak supaya ia pandai. Sehingga
dapat dipahami bahwa mendidik mempunyai cakupan yang lebih luas dan
mendalam dari mengajar. Sebagaimana yang diungkap oleh Mahmud Yunus
bahwa mengajar adalah salah satu segi dari beberapa segi pendidikan.
Dalam mengajar, pendidik memberikan ilmu, pendapat, dan pikiran kepada
peserta didik menurut metode yang disukainya.
Pendidik
berbicara, peserta didik mendengar; pendidik aktif, peserta didik
pasif. Sedangkan di dalam mendidik, pendidik memberi dan peserta didik
harus membalas, menyelidiki, dan memikirkan soal-soal sulit, mencari
jalan mengatasi kesulitan tersebut. Pembahasan
metode pendidikan khususnya pendidikan Islam, perlu melihat semua aspek
dari kegiatan pendidikan dan pengajaran baik di lihat dari pendidik
maupun anak didik.
- Pendidik dengan metodenya harus mampu membimbing, mengarahkan dan membina anak didik menjadi manusia yang matang atau dewasa dalam sikap dan kepribadiannya, sehingga tergambarlah dalam tingkah lakunya nilai-nilai ajaran Islam dalam dirinya.
- Anak didik yang tidak hanya menjadi obyek pendidikan atau pengajaran, melainkan juga menjadi subyek yang belajar, memerlukan suatu metode belajar agar dalam proses belajarnya dapat searah dengan cita-cita pendidik atau pengajarnya.
Secara
umum, dapat dikatakan di dunia Muslim terdapat dua sistem pendidikan
yang mengikuti dua metode pengajaran, yang modern dan tradisional.
Menurut metode tradisional, para pelajar diharapkan telah menerima
Qur’ȃn dan Sunnȃh sebagai kebenaran mutlak dan telah melanjutkan
penjelajahan terhadap sumber-sumber pengetahuan lain. Dengan demikian
kerangka metafisika yang disediakan oleh Islam membantu pelajar untuk
menggunakan logika sambil menjelaskan atau menafsirkan sesuatu ide atau
merumuskan konsep-konsep baru. HM Arifin menjabarkan metode pengajaran yang disandarkan pada khitab Allah di dalam al-Qur’ȃn sebagai berikut:
- Mendorong manusia untuk menggunakan akal fikirannya dalam menelaah dan mempelajari gejala kehidupannnya sendiri dan gejala kehidupan alam sekitarnya.
- Mendorong manusia untuk mengamalkan ilmu pengetahuan dan mengaktualisasikan keimanan dan takwanya dalam kehidupan sehari-hari atau perintah dan larangan.
- Mendorong berjihad, dalam hubungan ini maka metode yang di gunakan menggunakan pendekatan motivatif dari tiga aspek yaitu: teogenetis yang memberikan dorongan berdasarkan nilai agama, sosiogenetis yang memberikan dorongan berdasarkan nilai-nilai dari kehidupan masyarkat serta motivasi biogenetis yang mendorongnya berdasarkan kehidupan biologisnya selaku manusia.
- Dalam usaha meyakinkan manusia bahwa Islam merupakan kebenaran yang hak, Tuhan sering pula menggunakan metode pemberian suasana pada suatu kondisi tertentu.
- Metode mendidik secara kelompok yang dapat disampaikan dengan metode mutual education, seperti nabi mengajarkan shalat dengan mendemonstrasikan gerakan-gerakan shalat di depan para sahabat.
- Metode pendidikan dengan menggunakan cara instruksional, bersifat mengajar yang lebih menitik beratkan pada kecerdasan dan ilmu pengetahuan, misalnya Allah mengajarkan tentang ciri-ciri orang yang beriman dalam bersikap dan bertingkah laku agar mereka mengetahui bagaimana sebenarnya cara bersikap dan bertingkah laku.
Ibnu
Khaldun berpendapat tentang perbedaan metode yang diajarkan pada
anak-anak diberbagai kota Islam: mengajar anak-anak mendalami al Qur’ȃn
merupakan suatu simbol dan pekerti Islam. Orang Islam memiliki al Qur’ȃn
dan mempraktekkan ajarannya, dan menjadikannya pengajaran, tȃ’lȋm,
disemua kota mereka. Hal ini akan mengilhami hati dengan suatu keimanan,
dan memperteguh keyakinan kepada Allah dan matan-matan hadits.
Beberapa metode pengajaran yang dimungkinkan dapat dipergunakan dalam pengajaran agama Islam yaitu diantaranya :
a. Metode Ceramah
Dalam
metode ceramah ini murid duduk sambil mendengarkan serta percaya bahwa
apa yang disampaikan guru itu adalah benar. Murid mengutif intisari dari
apa yang disampaikan oleh guru serta mampu menguasai dan menghafalnya
kemudian mengaplikasikannya. Metode ceramah ini dari dulu sampai
sekarang masih dilaksanakn dan paling banyak dilakukan. Metode ini
memiliki kelemahan, yakni; 1. Perhatian hanya terpusat pada guru dan
guru dianggap oleh murid sebagai yang selalu benar. Terdapat unsur
paksaan sebab guru berbicara aktif, sementara murid hanya mendengar,
melihat dan mengutif apa yang disampaikan guru. 3. Murid cendrung
reseptif tanpa ada daya nalar.
b. Metode Diskusi
Metode
ini sangat erat kaitannya dengan metode lainnya. Dalam metode ini
mendapat perhatian, karna dengan diskusi akan merangsang murid-murid
berpikir atau mengeluarkan pendapat sendiri, sehingga menimbulkan anak
yang aktif baik itu berpikir maupun berbicara. Proses hidup dan
kehidupan manusia dalam kesehariannya khususnya dibidang pendidikan
seringkali dihadapkan kepada persoalan-persoalan, dimanapersoalan
tersebut kadang-kadang tak dapat diselesaikan oleh hanya satu jawaban
atau dengan satu cara, akan tetapi memerlukan semacam pengetahuan untuk
kemudian disusun pemecahan yang mungkin jaran yang terbaik. Oleh karena
itu metode diskusi ini bukanlah hanya percakapan atau debat biasa saja,
tapi diskusi timbul karena ada masalah yang memerlukan jawaban atau
pendapat yang macam-macam. Dalam metode ini peran semua anggota diskusi
sangatlah penting dalam menghidupkan kegairahan berdiskusi. Kelebihan
dari metode ini adalah 1. Untuk meransang murid-muridnya berpikir dan
mengeluarkan pendapatnya sendiri serta dapat menyumbangkan Ibnu Khaldun
berpendapat tentang perbedaan metode yang diajarkan pada anak-anak
diberbagai kota Islam: mengajar anak-anak mendalami al Qur’ȃn merupakan
suatu simbol dan pekerti Islam. Orang Islam memiliki al Qur’ȃn dan
mempraktekkan ajarannya, dan menjadikannya pengajaran, tȃ’lȋm, disemua
kota mereka. Hal ini akan mengilhami hati dengan suatu keimanan, dan
memperteguh keyakinan kepada Allah dan matan-matan hadits.
Beberapa metode pengajaran yang dimungkinkan dapat dipergunakan dalam pengajaran agama Islam yaitu diantaranya :
a. Metode Ceramah
Dalam
metode ceramah ini murid duduk sambil mendengarkan serta percaya bahwa
apa yang disampaikan guru itu adalah benar. Murid mengutif intisari dari
apa yang disampaikan oleh guru serta mampu menguasai dan menghafalnya
kemudian mengaplikasikannya. Metode ceramah ini dari dulu sampai
sekarang masih dilaksanakn dan paling banyak dilakukan. Metode ini
memiliki kelemahan, yakni; 1. Perhatian hanya terpusat pada guru dan
guru dianggap oleh murid sebagai yang selalu benar. Terdapat unsur
paksaan sebab guru berbicara aktif, sementara murid hanya mendengar,
melihat dan mengutif apa yang disampaikan guru. 3. Murid cendrung
reseptif tanpa ada daya nalar.
b. Metode Diskusi
Metode
ini sangat erat kaitannya dengan metode lainnya. Dalam metode ini
mendapat perhatian, karna dengan diskusi akan merangsang murid-murid
berpikir atau mengeluarkan pendapat sendiri, sehingga menimbulkan anak
yang aktif baik itu berpikir maupun berbicara. Proses hidup dan
kehidupan manusia dalam kesehariannya khususnya dibidang pendidikan
seringkali dihadapkan kepada persoalan-persoalan, dimanapersoalan
tersebut kadang-kadang tak dapat diselesaikan oleh hanya satu jawaban
atau dengan satu cara, akan tetapi memerlukan semacam pengetahuan untuk
kemudian disusun pemecahan yang mungkin jaran yang terbaik. Oleh karena
itu metode diskusi ini bukanlah hanya percakapan atau debat biasa saja,
tapi diskusi timbul karena ada masalah yang memerlukan jawaban atau
pendapat yang macam-macam. Dalam metode ini peran semua anggota diskusi
sangatlah penting dalam menghidupkan kegairahan berdiskusi.
Kelebihan dari metode ini adalah
- Untuk meransang murid-muridnya berpikir dan mengeluarkan pendapatnya sendiri serta dapat menyumbangkan pikiran-pikiran dalam masalah bersama.
- Untuk mengambil satu jawaban aktual atau satu rangkaian jawaban yang didasarkan atas pertimbangan yang seksama. Jika diamati, terdapat beberapa jenis diskusi, diantaranya adalah diskusi informal, diskusi formal, diskusi panel dan diskusi simposium.
c. Metode Eksperimen
Metode
ini biasanya digunakan dalam suatu pelajaran tertentu seperti ilmu
alam, kimia, dan sejenisnya. Baaik dilaksanakan diluar maupun didalam
suatu laboratorium tertentu. Metode eksperimen ini hendaknya diterapkan
bagi pelajaran yang belum diterangkan sehingga muncul keingin tahuan apa
yang akan terjadi, sehingga memotivasi murid dalam memperhatikannya.
Dan daya mengngingat atau hafalannya otomatis sangat kuat karna
pengaplikasiannya real atau nyata.
d. Metode Demonstrasi
Metode
demonstrasi merupakan metode megajar yang menggunakan peragaan untuk
memperjelas suatu penjelasan dalam membawakan pelajaran kepada anak
didik. Dengan metode demonstrasi guru dan murid memperlihatkan pada
seluruh anggota kelas, misalkan bagaimana cara shalat yang sesuai dengan
ajaran Rasulullah saw. Sebaiknya dalam mendemontrasikan pelajaran
tersebut adalah guru terlebih dahulu mendemonstrasikan yang
sebaik-baiknya, lalu diikuti oleh murid mempraktikannya sesuai dengan
petunjuk.
Metode ini memiliki kelebihan, diantaranya:
- Perhatian anak didik dapat dipusatkan dan titik berat yang dianggap penting oleh guru dapat diamati secara tajam.
- Perhatian anak didik akan lebih terpusat kepada apa yang didemonstrasikan, sehingga proses belajar lebih terarah.
- Keaktifan anak didik dalam suatu uji coba demonstratif akan memperoleh pengalaman yang melekat pada jiwanya.
e. Metode Pemberian Tugas
Maksudnya
disini adalah memberi tugas tertentu dan dikerjakan oleh murid,
kemudian tugas tersebut dipertanggung jawabkannya kepada guru. Dengan
demikian diharapkan murid belajar secara bebas tapi bertanggung jawab
dan murid akan berpengalaman dalam berbagai situasi atau kesulitan
kemudian berusaha untuk mengatasi kesulitan-kesulitan tersebut. Sekolah
berkewajiban mempersiapkan murid-murid agar tidak canggung hidup
ditengah-tengah masyarakat. Oleh karena itu guru harus berusaha melatih
tehnik kemampuan anak untuk mencocokkan berbagai masalah yag mungkin
akan dihadapinya kelak.
Pemberian tugas dapat dilakukan dalam beberapa hal:
- Murid diberi tugas mempelajari bagian dari suatu buku teks, baik secara kelompok atau indivdu.
- Tugas yang diberikan bertujuan untuk melatih kecakapan mental dan motorik.
- Untuk melakukan eksperimen.
- Untuk mengatasi masalah tertentu.
- Untuk membiasakan murid dalam mempertanggungjawabkan masalah.
Dalam memberikan tugas, harus ada pedoman, yaitu:
- Menyadari adanya sesuatu yang menjadi problem.
- Agar murid menyajikan suatu hipotesa.
- Megumpulkan data.
- Anlitis dan sintesis data.
- Mengambil kesimpulan.
- Menilai/mengecek semua proses pemecahan masalah.
- Menilai kembali masalah yang telah disimpulkan.
f. Metode Sosiodrama
Drama
atau sandiwara yang dilakukan oleh sekelompok orang, untuk memainkan
suatu cerita yang telah disusun naskah dimana critanya dipelajari
sebelum dimainkan. Adapun para pelakunya harus memahami lebih dahulu
tentang peranan masing-masing yang akan dibawakannya. Metode sosiodrama
termasuk juga semacam drama atau sandiwara, akan tetapi tidak disiapkan
naskahya terlebih dahulu. Tidak pula diadakan pembagian tugas, tetapi
dilaksanakan dipanggung dengan tujuan mendapatkan keterampilan sosial
sehingga nantinya diharapkan tidak canggung dalam kehidupan sehari-hari.
g. Metode Drill ( latihan )
Penggunaan
istlah “latihan” sering disamakan dengan istilah “ulangan” . padahal
maksudnya berbeda . latihan bermaksud agar agar pengetahuan dan
kecakapan tertentu dapat menjadi anak didik dan sikuasai sepenuhnya,
sedangkan ulangan hanyalah untuk mengetahui sejauhmana dia telah
menyerap pengajaran tersebut.
h. Metode Kerja Kelompok
Pembagian
murid biasanya merupakan metode kerja kelompok untuk memecahkan suatu
permasalahan. Pengelompokan dapat dilakukan oleh guru maupun murid,
tetapi pengelompokkan oleh murid sendiri biasanya lebih menguntungkan
dalam proses belajar, yaitu menimbulkan konsentrasi dalam bekajar,
karena memudahkan hubungan kepribadian dan dapat menibulkan kegairahan
baru.
i. Metode Tanya Jawab
Metode
tanya jawab adalah salah satu tehnik mengajar yang dapat membantu
kekurangan yang terdapat pada metode ceramah. Ini disebabkan karena guru
dapat memperoleh gambaran sejauhmana murid dapat mengerti dan dapat
mengungkapkan apa yang telah diceramahkan. Metode
tanya jawab ini dapat dipakai oleh guru untuk menetapkan perkiraan
secara umum apakah anak didik yang mendapat giliran pertanyaan sudah
memahami bahan pelajaran yang diberikan.
Dalam
masalah metode mengajarakan agama Islam pada peserta didik, guru dapat
mengggunakan metode-metode tersebut, tentunya sesuai dengan materi yang
akan diajarkan. Kemampuan menggunakan metode inilah yang akan
menghasilkan nilai yang baik atau prestasi belajar siswa didik.
Media Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
Yang
penting untuk dibicarakan adalah media pembelajaran. Media pembelajaran
merupakan bagian integral dari sebuah proses pendidikan di sekolah.
Secara harfiah media berarti perantaraatau pengantar atau wahana atau
pun penyaluran pesan atau informasi belajar. Pengertian secara harfiah
ini menunjukkan bahwa media pembelajaran Pendidikan Agama Islam
merupakan wadah dari pesan yang disampaikan oleh sumber yaitu guru
kepada sasaran atau penerima pesan yaitu siswa yang belajar pendidikan
agama Islam. Secara khusus, media pembelajaran Agama Islam adalah alat,
metode dan teknik yang digunakan dalam rangka mengefektifkan komunikasi
dan interaksi antara guru dan siswa dalam proses pembelajaran PAI di
sekolah. Sedangkan tujuan penggunaan media pembelajaran PAI tersebut
adalah supaya proses pembelajaran PAI dapat berlangsung dengan baik.
Seperti telah disinggung di awal, media pembelajaran pendidikan agama
Islam merupakan wadah dari pesan yang disampaikan oleh guru kepada siswa
yang belajar Pendidikan Agama Islam.
Dari jenisnya media pembelajaran ini dapat diklasifikasikan menjadi.
- Media Audio
- Media Cetak dan
- Media Elektronik.
Beberapa
media elektronik yang dimaksud antara lain: slide dan film strip, film,
rekaman pendidikan, radio pendidikan, serta televisi pendidikan. Dengan
demikian, media pembelajaran pendidikan Agama Islam sebagai sarana dan
prasarana pendidikan agama Islam yang dipergunakan untuk membantu
tercapainya tujuan pembelajaran pendidikan agam Islam di sekolah.
Relevansi Metode-metode Pengajaran Agama Islam
Dalam
setiap proses belajar mengajar sekurang-kurangnya terdapat unsur tujuan
yang akan dicapai, pelajar yang aktif belajar, guru yang aktif
membimbing murid, metode belajar mengajar dan situasi belajar. Pelajaran
sebagai suatu sistem menuntut agar semua unsur tersebut saling
berhubungan satu sama lain atau dengan kata lain tak ada satu unsur yang
dapat ditinggalkan tanpa menimbulkan kepincangan dalam proses belajar
mengajar.
Dalam
bagian ini akan dibahas mengenai relevansi metode pengajaran agama
Islam dengan berbagai unsur lainnya seperti yang dijelaskan tadi.
Relevansi yang dimaksud adalah kesesuaian atau keserasian metode belajar
mengajar dengan unsur tujuan yang akan dicapai, dengan bahan yang akan
diajarkan.
Dalam
mengajar guru harus mengetahui tentang kriteria dalam menggunakan
metode mengajar sehingga ia akan lebih mudah dalam memilih metode.
Pemilihan metode mengajar ini disesuaikan dengan bahan pelajaran,
situasi dan kondisi dan lainnya. Seorang guru yang menggunakan metode
mengajar secara bervariasi hendaknya dapat mengajak siswa untuk terlibat
aktif dalam belajar, sehingga siswa tersebut lebih mudah memahami
pelejaran tersebut. Metode mengajar memegang peranan penting dalam
mencapai tujuan atau keberhasilan pengajaran. Seorang guru akan berhasil
dalam tugas mengajar, bila dengan metode atau teknik yang digunakannya
ia mampu memotivasi serta memancing daya dan gairah belajar
murid-muridnya.
No comments:
Post a Comment