Monday, 27 March 2017

Macam-Macam dan Metode Dalam Mengajar

Macam-macam Metode dalam Mengajar
Dalam mengajar, seorang guru dituntut untuk menguasai metode mengajar. Sebab guru adalah pusat dari ilmu pengetahuan yang akan diajarkan ke murid. Kata mendidik (tarbiyah) dan mengajar (ta’lim) mempunyai pengertian yang berbeda. Menurut Mahmud Yunus, mendidik berarti menyiapkan anak dengan segala macam jalan supaya dapat mempergunakan tenaga dan bakatnya dengan sebaikbaiknya sehingga mencapai kehidupan yang sempurna dalam masyarakat tempat tinggalnya. Sedangkan mengajar berarti mentransfer ilmu pengetahuan kepada anak supaya ia pandai. Sehingga dapat dipahami bahwa mendidik mempunyai cakupan yang lebih luas dan mendalam dari mengajar. Sebagaimana yang diungkap oleh Mahmud Yunus bahwa mengajar adalah salah satu segi dari beberapa segi pendidikan. Dalam mengajar, pendidik memberikan ilmu, pendapat, dan pikiran kepada peserta didik menurut metode yang disukainya.

Pendidik berbicara, peserta didik mendengar; pendidik aktif, peserta didik pasif. Sedangkan di dalam mendidik, pendidik memberi dan peserta didik harus membalas, menyelidiki, dan memikirkan soal-soal sulit, mencari jalan mengatasi kesulitan tersebut. Pembahasan metode pendidikan khususnya pendidikan Islam, perlu melihat semua aspek dari kegiatan pendidikan dan pengajaran baik di lihat dari pendidik maupun anak didik.
  • Pendidik dengan metodenya harus mampu membimbing, mengarahkan dan membina anak didik menjadi manusia yang matang atau dewasa dalam sikap dan kepribadiannya, sehingga tergambarlah dalam tingkah lakunya nilai-nilai ajaran Islam dalam dirinya.
  • Anak didik yang tidak hanya menjadi obyek pendidikan atau pengajaran, melainkan juga menjadi subyek yang belajar, memerlukan suatu metode belajar agar dalam proses belajarnya dapat searah dengan cita-cita pendidik atau pengajarnya.
Secara umum, dapat dikatakan di dunia Muslim terdapat dua sistem pendidikan yang mengikuti dua metode pengajaran, yang modern dan tradisional. Menurut metode tradisional, para pelajar diharapkan telah menerima Qur’ȃn dan Sunnȃh sebagai kebenaran mutlak dan telah melanjutkan penjelajahan terhadap sumber-sumber pengetahuan lain. Dengan demikian kerangka metafisika yang disediakan oleh Islam membantu pelajar untuk menggunakan logika sambil menjelaskan atau menafsirkan sesuatu ide atau merumuskan konsep-konsep baru. HM Arifin menjabarkan metode pengajaran yang disandarkan pada khitab Allah di dalam al-Qur’ȃn sebagai berikut:
  • Mendorong manusia untuk menggunakan akal fikirannya dalam menelaah dan mempelajari gejala kehidupannnya sendiri dan gejala kehidupan alam sekitarnya.
  • Mendorong manusia untuk mengamalkan ilmu pengetahuan dan mengaktualisasikan keimanan dan takwanya dalam kehidupan sehari-hari atau perintah dan larangan.
  • Mendorong berjihad, dalam hubungan ini maka metode yang di gunakan menggunakan pendekatan motivatif dari tiga aspek yaitu: teogenetis yang memberikan dorongan berdasarkan nilai agama, sosiogenetis yang memberikan dorongan berdasarkan nilai-nilai dari kehidupan masyarkat serta motivasi biogenetis yang mendorongnya berdasarkan kehidupan biologisnya selaku manusia.
  • Dalam usaha meyakinkan manusia bahwa Islam merupakan kebenaran yang hak, Tuhan sering pula menggunakan metode pemberian suasana pada suatu kondisi tertentu.
  • Metode mendidik secara kelompok yang dapat disampaikan dengan metode mutual education, seperti nabi mengajarkan shalat dengan mendemonstrasikan gerakan-gerakan shalat di depan para sahabat.
  • Metode pendidikan dengan menggunakan cara instruksional, bersifat mengajar yang lebih menitik beratkan pada kecerdasan dan ilmu pengetahuan, misalnya Allah mengajarkan tentang ciri-ciri orang yang beriman dalam bersikap dan bertingkah laku agar mereka mengetahui bagaimana sebenarnya cara bersikap dan bertingkah laku.
Ibnu Khaldun berpendapat tentang perbedaan metode yang diajarkan pada anak-anak diberbagai kota Islam: mengajar anak-anak mendalami al Qur’ȃn merupakan suatu simbol dan pekerti Islam. Orang Islam memiliki al Qur’ȃn dan mempraktekkan ajarannya, dan menjadikannya pengajaran, tȃ’lȋm, disemua kota mereka. Hal ini akan mengilhami hati dengan suatu keimanan, dan memperteguh keyakinan kepada Allah dan matan-matan hadits.

Beberapa metode pengajaran yang dimungkinkan dapat dipergunakan dalam pengajaran agama Islam yaitu diantaranya :

a. Metode Ceramah
Dalam metode ceramah ini murid duduk sambil mendengarkan serta percaya bahwa apa yang disampaikan guru itu adalah benar. Murid mengutif intisari dari apa yang disampaikan oleh guru serta mampu menguasai dan menghafalnya kemudian mengaplikasikannya. Metode ceramah ini dari dulu sampai sekarang masih dilaksanakn dan paling banyak dilakukan. Metode ini memiliki kelemahan, yakni; 1. Perhatian hanya terpusat pada guru dan guru dianggap oleh murid sebagai yang selalu benar. Terdapat unsur paksaan sebab guru berbicara aktif, sementara murid hanya mendengar, melihat dan mengutif apa yang disampaikan guru. 3. Murid cendrung reseptif tanpa ada daya nalar.

b. Metode Diskusi
Metode ini sangat erat kaitannya dengan metode lainnya. Dalam metode ini mendapat perhatian, karna dengan diskusi akan merangsang murid-murid berpikir atau mengeluarkan pendapat sendiri, sehingga menimbulkan anak yang aktif baik itu berpikir maupun berbicara. Proses hidup dan kehidupan manusia dalam kesehariannya khususnya dibidang pendidikan seringkali dihadapkan kepada persoalan-persoalan, dimanapersoalan tersebut kadang-kadang tak dapat diselesaikan oleh hanya satu jawaban atau dengan satu cara, akan tetapi memerlukan semacam pengetahuan untuk kemudian disusun pemecahan yang mungkin jaran yang terbaik. Oleh karena itu metode diskusi ini bukanlah hanya percakapan atau debat biasa saja, tapi diskusi timbul karena ada masalah yang memerlukan jawaban atau pendapat yang macam-macam. Dalam metode ini peran semua anggota diskusi sangatlah penting dalam menghidupkan kegairahan berdiskusi. Kelebihan dari metode ini adalah 1. Untuk meransang murid-muridnya berpikir dan mengeluarkan pendapatnya sendiri serta dapat menyumbangkan Ibnu Khaldun berpendapat tentang perbedaan metode yang diajarkan pada anak-anak diberbagai kota Islam: mengajar anak-anak mendalami al Qur’ȃn merupakan suatu simbol dan pekerti Islam. Orang Islam memiliki al Qur’ȃn dan mempraktekkan ajarannya, dan menjadikannya pengajaran, tȃ’lȋm, disemua kota mereka. Hal ini akan mengilhami hati dengan suatu keimanan, dan memperteguh keyakinan kepada Allah dan matan-matan hadits.

Beberapa metode pengajaran yang dimungkinkan dapat dipergunakan dalam pengajaran agama Islam yaitu diantaranya :

a. Metode Ceramah
Dalam metode ceramah ini murid duduk sambil mendengarkan serta percaya bahwa apa yang disampaikan guru itu adalah benar. Murid mengutif intisari dari apa yang disampaikan oleh guru serta mampu menguasai dan menghafalnya kemudian mengaplikasikannya. Metode ceramah ini dari dulu sampai sekarang masih dilaksanakn dan paling banyak dilakukan. Metode ini memiliki kelemahan, yakni; 1. Perhatian hanya terpusat pada guru dan guru dianggap oleh murid sebagai yang selalu benar. Terdapat unsur paksaan sebab guru berbicara aktif, sementara murid hanya mendengar, melihat dan mengutif apa yang disampaikan guru. 3. Murid cendrung reseptif tanpa ada daya nalar.

b. Metode Diskusi
Metode ini sangat erat kaitannya dengan metode lainnya. Dalam metode ini mendapat perhatian, karna dengan diskusi akan merangsang murid-murid berpikir atau mengeluarkan pendapat sendiri, sehingga menimbulkan anak yang aktif baik itu berpikir maupun berbicara. Proses hidup dan kehidupan manusia dalam kesehariannya khususnya dibidang pendidikan seringkali dihadapkan kepada persoalan-persoalan, dimanapersoalan tersebut kadang-kadang tak dapat diselesaikan oleh hanya satu jawaban atau dengan satu cara, akan tetapi memerlukan semacam pengetahuan untuk kemudian disusun pemecahan yang mungkin jaran yang terbaik. Oleh karena itu metode diskusi ini bukanlah hanya percakapan atau debat biasa saja, tapi diskusi timbul karena ada masalah yang memerlukan jawaban atau pendapat yang macam-macam. Dalam metode ini peran semua anggota diskusi sangatlah penting dalam menghidupkan kegairahan berdiskusi. 

Kelebihan dari metode ini adalah 
  1. Untuk meransang murid-muridnya berpikir dan mengeluarkan pendapatnya sendiri serta dapat menyumbangkan pikiran-pikiran dalam masalah bersama. 
  2. Untuk mengambil satu jawaban aktual atau satu rangkaian jawaban yang didasarkan atas pertimbangan yang seksama. Jika diamati, terdapat beberapa jenis diskusi, diantaranya adalah diskusi informal, diskusi formal, diskusi panel dan diskusi simposium.
c. Metode Eksperimen
Metode ini biasanya digunakan dalam suatu pelajaran tertentu seperti ilmu alam, kimia, dan sejenisnya. Baaik dilaksanakan diluar maupun didalam suatu laboratorium tertentu. Metode eksperimen ini hendaknya diterapkan bagi pelajaran yang belum diterangkan sehingga muncul keingin tahuan apa yang akan terjadi, sehingga memotivasi murid dalam memperhatikannya. Dan daya mengngingat atau hafalannya otomatis sangat kuat karna pengaplikasiannya real atau nyata.

d. Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi merupakan metode megajar yang menggunakan peragaan untuk memperjelas suatu penjelasan dalam membawakan pelajaran kepada anak didik. Dengan metode demonstrasi guru dan murid memperlihatkan pada seluruh anggota kelas, misalkan bagaimana cara shalat yang sesuai dengan ajaran Rasulullah saw. Sebaiknya dalam mendemontrasikan pelajaran tersebut adalah guru terlebih dahulu mendemonstrasikan yang sebaik-baiknya, lalu diikuti oleh murid mempraktikannya sesuai dengan petunjuk.

Metode ini memiliki kelebihan, diantaranya: 
  1. Perhatian anak didik dapat dipusatkan dan titik berat yang dianggap penting oleh guru dapat diamati secara tajam. 
  2. Perhatian anak didik akan lebih terpusat kepada apa yang didemonstrasikan, sehingga proses belajar lebih terarah. 
  3. Keaktifan anak didik dalam suatu uji coba demonstratif akan memperoleh pengalaman yang melekat pada jiwanya.
e. Metode Pemberian Tugas
Maksudnya disini adalah memberi tugas tertentu dan dikerjakan oleh murid, kemudian tugas tersebut dipertanggung jawabkannya kepada guru. Dengan demikian diharapkan murid belajar secara bebas tapi bertanggung jawab dan murid akan berpengalaman dalam berbagai situasi atau kesulitan kemudian berusaha untuk mengatasi kesulitan-kesulitan tersebut. Sekolah berkewajiban mempersiapkan murid-murid agar tidak canggung hidup ditengah-tengah masyarakat. Oleh karena itu guru harus berusaha melatih tehnik kemampuan anak untuk mencocokkan berbagai masalah yag mungkin akan dihadapinya kelak.

Pemberian tugas dapat dilakukan dalam beberapa hal:
  1. Murid diberi tugas mempelajari bagian dari suatu buku teks, baik secara kelompok atau indivdu.
  2. Tugas yang diberikan bertujuan untuk melatih kecakapan mental dan motorik.
  3. Untuk melakukan eksperimen.
  4. Untuk mengatasi masalah tertentu.
  5. Untuk membiasakan murid dalam mempertanggungjawabkan masalah.
Dalam memberikan tugas, harus ada pedoman, yaitu: 
  1. Menyadari adanya sesuatu yang menjadi problem.
  2. Agar murid menyajikan suatu hipotesa.
  3. Megumpulkan data.
  4. Anlitis dan sintesis data.
  5. Mengambil kesimpulan.
  6. Menilai/mengecek semua proses pemecahan masalah.
  7. Menilai kembali masalah yang telah disimpulkan.
f. Metode Sosiodrama
Drama atau sandiwara yang dilakukan oleh sekelompok orang, untuk memainkan suatu cerita yang telah disusun naskah dimana critanya dipelajari sebelum dimainkan. Adapun para pelakunya harus memahami lebih dahulu tentang peranan masing-masing yang akan dibawakannya. Metode sosiodrama termasuk juga semacam drama atau sandiwara, akan tetapi tidak disiapkan naskahya terlebih dahulu. Tidak pula diadakan pembagian tugas, tetapi dilaksanakan dipanggung dengan tujuan mendapatkan keterampilan sosial sehingga nantinya diharapkan tidak canggung dalam kehidupan sehari-hari.

g. Metode Drill ( latihan )
Penggunaan istlah “latihan” sering disamakan dengan istilah “ulangan” . padahal maksudnya berbeda . latihan bermaksud agar agar pengetahuan dan kecakapan tertentu dapat menjadi anak didik dan sikuasai sepenuhnya, sedangkan ulangan hanyalah untuk mengetahui sejauhmana dia telah menyerap pengajaran tersebut.

h. Metode Kerja Kelompok
Pembagian murid biasanya merupakan metode kerja kelompok untuk memecahkan suatu permasalahan. Pengelompokan dapat dilakukan oleh guru maupun murid, tetapi pengelompokkan oleh murid sendiri biasanya lebih menguntungkan dalam proses belajar, yaitu menimbulkan konsentrasi dalam bekajar, karena memudahkan hubungan kepribadian dan dapat menibulkan kegairahan baru.

i. Metode Tanya Jawab
Metode tanya jawab adalah salah satu tehnik mengajar yang dapat membantu kekurangan yang terdapat pada metode ceramah. Ini disebabkan karena guru dapat memperoleh gambaran sejauhmana murid dapat mengerti dan dapat mengungkapkan apa yang telah diceramahkan. Metode tanya jawab ini dapat dipakai oleh guru untuk menetapkan perkiraan secara umum apakah anak didik yang mendapat giliran pertanyaan sudah memahami bahan pelajaran yang diberikan.

Dalam masalah metode mengajarakan agama Islam pada peserta didik, guru dapat mengggunakan metode-metode tersebut, tentunya sesuai dengan materi yang akan diajarkan. Kemampuan menggunakan metode inilah yang akan menghasilkan nilai yang baik atau prestasi belajar siswa didik.

Media Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
Yang penting untuk dibicarakan adalah media pembelajaran. Media pembelajaran merupakan bagian integral dari sebuah proses pendidikan di sekolah. Secara harfiah media berarti perantaraatau pengantar atau wahana atau pun penyaluran pesan atau informasi belajar. Pengertian secara harfiah ini menunjukkan bahwa media pembelajaran Pendidikan Agama Islam merupakan wadah dari pesan yang disampaikan oleh sumber yaitu guru kepada sasaran atau penerima pesan yaitu siswa yang belajar pendidikan agama Islam. Secara khusus, media pembelajaran Agama Islam adalah alat, metode dan teknik yang digunakan dalam rangka mengefektifkan komunikasi dan interaksi antara guru dan siswa dalam proses pembelajaran PAI di sekolah. Sedangkan tujuan penggunaan media pembelajaran PAI tersebut adalah supaya proses pembelajaran PAI dapat berlangsung dengan baik. Seperti telah disinggung di awal, media pembelajaran pendidikan agama Islam merupakan wadah dari pesan yang disampaikan oleh guru kepada siswa yang belajar Pendidikan Agama Islam.

Dari jenisnya media pembelajaran ini dapat diklasifikasikan menjadi.
  1. Media Audio
  2. Media Cetak dan
  3. Media Elektronik.
Beberapa media elektronik yang dimaksud antara lain: slide dan film strip, film, rekaman pendidikan, radio pendidikan, serta televisi pendidikan. Dengan demikian, media pembelajaran pendidikan Agama Islam sebagai sarana dan prasarana pendidikan agama Islam yang dipergunakan untuk membantu tercapainya tujuan pembelajaran pendidikan agam Islam di sekolah.

Relevansi Metode-metode Pengajaran Agama Islam
Dalam setiap proses belajar mengajar sekurang-kurangnya terdapat unsur tujuan yang akan dicapai, pelajar yang aktif belajar, guru yang aktif membimbing murid, metode belajar mengajar dan situasi belajar. Pelajaran sebagai suatu sistem menuntut agar semua unsur tersebut saling berhubungan satu sama lain atau dengan kata lain tak ada satu unsur yang dapat ditinggalkan tanpa menimbulkan kepincangan dalam proses belajar mengajar.

Dalam bagian ini akan dibahas mengenai relevansi metode pengajaran agama Islam dengan berbagai unsur lainnya seperti yang dijelaskan tadi. Relevansi yang dimaksud adalah kesesuaian atau keserasian metode belajar mengajar dengan unsur tujuan yang akan dicapai, dengan bahan yang akan diajarkan.

Dalam mengajar guru harus mengetahui tentang kriteria dalam menggunakan metode mengajar sehingga ia akan lebih mudah dalam memilih metode. Pemilihan metode mengajar ini disesuaikan dengan bahan pelajaran, situasi dan kondisi dan lainnya. Seorang guru yang menggunakan metode mengajar secara bervariasi hendaknya dapat mengajak siswa untuk terlibat aktif dalam belajar, sehingga siswa tersebut lebih mudah memahami pelejaran tersebut. Metode mengajar memegang peranan penting dalam mencapai tujuan atau keberhasilan pengajaran. Seorang guru akan berhasil dalam tugas mengajar, bila dengan metode atau teknik yang digunakannya ia mampu memotivasi serta memancing daya dan gairah belajar murid-muridnya.

No comments:

Post a Comment