Monday, 27 March 2017

Pengertian Komunikasi dan 10 Pengertian Komunikasi Menurut Ahli

Pengertian Komunikasi dan 10 Pengertian Komunikasi Menurut Ahli
Bayangkan jika anda ingin meminjam uang $100 dari teman sekamar anda untuk menyewa limosin untuk sebuah kencan istimewa. Alasan anda memerlukan uang itu adalah tidak sehebat itu, tetapi anda berfikir bahwa bahwa teman sekamar anda pasti menyanggupi. Bagaimana tepatnya anda menyampaikan permintaan peminjaman tersebut? Mungkin anda memikirkan bahasa yang akan anda gunakan kata-kata dan frase. Bagaimana anda akan menyampaikan pesan tersebut? Isyarat non-verbal dan perilaku apa yang akan mengiringi kata-kata anda? Sementara itu, anda tidak menyadari semua yang anda sampaikan seperti halnya anda menyadari bahwa anda sedang meminjam uang dari teman sekamar, anda berada dalam proses yang rumit dalam merangkai pesan.

Dalam contoh ini, seperti halnya banyak terjadi dalam hubungan antarsesama manusia, kata-kata anda berfungsi labih dari memindahkan informasi saja. Pesan anda memiliki nilai seperti sebuah tindakan, sebuah permintaan dan teman anda mananggapi sebagaimana mestinya. Oleh karena itu, sejenis interaksi talah dilibatkan. Ada satu tingkat tambahan yang berfungsi yang termasuk strategi anda dalam cara membuat permintaan yang akan menghasilkan beberapa tujuan secara serempak. Jelasnya, anda ingin meminjam uang, tetapi anda mungkin menginginkan tujuan lain juga. Anda mungkin tidak ingin mempermalukan teman sekamar anda atau anda mungkin ingin supaya orang tersebut dengan senang hati meminjamkan uang kepada anda. Mungkin lebih penting untuk menjaga hubungan yang baik dengan teman sekamar anda dan permintaan anda dapat menolong atau melukai hubungan ini, bergantung pada strategi anda. Semua hal ini harus tercakup dalam pesan anda.

Sekali anda meminta, teman sekamar anda akan menerimanya dan anda harus melakukan sedikit penjabaran. Apa yang akan anda minta ? akankah ia memandang permintaan anda sebagai suatu yang pantas? Akankah ia mengabulkan permintaan anda? Akankah teman sekamar anda mengerti bahwa anda bertindak dalam lingkup persahabatan dan berharap untuk dapat membalasnya suatu saat? Dengan kata lain, teman sekamar anda akan mendengar apa yang anda katakan serta bagaimana anda mengatakan dan mengartikan maksud dari pesan tersebut. Bahkan jika anda memutuskan untuk meminta uang secara tidak langsung daripada secara langsung, teman anda mungkin dengan cepat akan memahami bahwa hal ini adalah sebuah permintaan tentang uang, tatapi hal lain apa lagi yang ia dengar dalam pesan anda?

Perhatikan bahwa semua pertanyaan ini berfokus pada aspek-aspek dari pesan tersebut. Bagaimana pesan itu disusun dan disampaikan, kata-kata dan symbol apa yang ada didalam pesan itu, serta bagaimana pesan itu diartikan. Semua ini adalah berbagai jenis pertanyaan yang ditujukan dalam bab ini dan banyak teori yang tercipta untuk menjelaskan proses ini.

TRADISI SEMIOTIK
Semiotik telah menjadi hal penting yang membantu kita dalam memahami apa yang terjadi dalam pesan, bagian-bagiannya, dan bagaimana semua bagian itu disusun. Teori ini juga membantu kita untuk memahami bagaimana menyampaikan pesan supaya bermakna. Sebagai contoh, jika anda menyampaikan sebuah pidato, maka pendengar memperhatikan pada kata-kata yang anda pilih, tata bahasa, intonasi, dan gerak tubuh, kontak mata, serta cara anda menempatkan diri dengan pendengar. Teori semiotik kurang memperhatikan karakteristik anda sebagai seorang pelaku komunikasi, pendengar merespon pesan anda atau situasi social dan budaya saat pidato itu disampaikan, walaupun teori semiotik manganggap bahwa makna yang anda dan pendengar berikan pada kata-kata serta gerak tubuh dari pidato anda bergantung pada semua hal-hal diatas tersebut. Disini , kita akan menyertakan tiga teori semiotik : teori symbol, teori bahasa, dan teori perilaku non-verbal.

Teori Simbol Susanne Langer
Teori symbol yang terkemuka dan sangat bermanfaat diciptakan oleh Susanne Langer, penulis Philosophy in a new key yang sangat diperhatikan oleh pelajar yang mempelajari simbolisme. Teori Langer sangat bermanfaat karena teori ini menegaskan beberapa konsep dan istilah yang biasa digunakan dalam bidang komunikasi, Teori ini memberikan sejenis standardisasi untuk tradisi semiotik dalam kajian komunikasi.

Langer, seorang filsuf, memikirkan simbolisme yang menjadi inti pemikiran filosofi karena simbolisme mendasari pengetahuan dan pemahaman semua manusia. Menurut Langer, semua binatang yang hidup didominasi oleh perasaan, tetapi perasaan manusia dimediasikan oleh konsepsi, symbol dan bahasa. Binatang merespons tanda, tetapi manusia menggunakan lebih dari sekedar tanda sederhana dengan mempergunakan symbol. Tanda ( sign ) adalah sebuah stimulus yang menandakan kehadiran dari suatu hal.sebagai contoh, jika anda melatih anjing anda untuk berguling , ketika anda memberikan perintah yang tepat maka kata guling adalah sebuah tanda untuk anjing supaya berguling. Dengan demikian sebuah tanda berhubungan erat dengan makna dari kejadian sebenarnya. Awan dapat menjadi tanda untuk hujan, tertawa tanda untuk kebahagiaan, dan sebuah jingga tua atau oranye “ kawasan pekerja “ merupakan petunjuk untuk konstruksi selanjutnya. Hubungan sederhana ini disebut pemaknaan ( signification . anda akan berjalan pelan ketika melihat sebuah tanda konstruksi oranye karena adanya pemaknaan.

Sebaliknya, symbol digunakan dengan cara yang lebih kompleks dengan membuat seseorang untuk berfikir tentang sesuatu yang terpisah dari kehadirannya. Sebuah symbol adalah “ sebuah instrument pemikiran “ symbol adalah konseptualisasi manusia tentang suatu hal, sebuah symbol ada untuk sesuatu. Sementara tertawa adalah sebuah tanda kebahagiaan , kita dapat mengubah gelak tawa menjadi sebuah symbol dan membuat maknanya berbeda dalam banyak hal terpisah dari acuannya secara langsung. Dapat berarti kesenangan, kelucuan, ejekan, cemoohan, pelepaskan tekanan, diantara banyak hal. Kemudian, symbol merupakan inti dari kehidupan manusia dan proses simbolisasi penting juga untuk manusia seperti halnya makan dan tidur. Kita arahkan kedunia fisik dan social kita melalui symbol-simbol dan maknanya serta makna membuat suatu hal sering menjadi jauh lebih penting daripada objek sesungguhnya atau keterangan mereka.

Sebuah symbol atau kumpulan symbol-simbol bekerja dengan menghubungkan sebuah konsep, ide umum, pola, atau bentuk. Menurut Langer, konsep adalah makna yang disepakati bersama-sama diantara pelaku komunikasi. Bersama, makna yang disetujui adalah makna denotative, sebaliknya, gambaran atau makna pribadi adalah makna konotatif. Sebagai contoh, jika anda sedang melihat lukisan karya Vincent Van Gogh, anda akan memberikan makna bersama-sama dengan orang yang sedang melihat lukisan tersebut secara nyata sebuah makna denotative. Bagaimana pun,pelukis sendiri mempunyai makna pribadi sendiri atau konotasi untuk arti dari lukisan itu.

Pada lukisan Van Gogh, still life with open bible, sebagai contoh, anda akan melihat Bible besar terletak disamping sebuah lilin. Disebelah Bible ada sebuah novel kecil dan jika anda lihat lebih dekat, maka anda akan melihat bahwa itu adalah novel Emile Zola, the joy of Living. Kemudian, lukisan menunjukkan sebuah Bible, lilin, dan sebuah buku. Akan tetapi, bagi Van Gogh sendiri, lukisan memiliki konotasi pribadi yang lebih banyak menyimbolkan kehidupan dan kematian ayahnya, seorang menteri. Oleh karena itu, Bible adalah symbol dari seorang bapak. Kematiannya disimbolkan oleh lilin yang menerangi bagian Isaiah tentang penderitaan pelayan. Buku yang lebih kecil menyimbolkan kehidupan sesepuh Van Gogh. Langer memandang makna sebagai sebuah hubungan kompleks diantara symbol, objek, dan manusia yang melibatkan denotasi ( makna bersama ) dan konotasi ( makna pribadi ).

Abstraksi, sebuah proses pembentukan ide umum dari sebentuk keterangan konkret, berdasarkan pada denotasi dan konotasi dari symbol. Langer mencatat bahwa proses manusia secara utuh cenderung abstrak. Ini adalah sebuah proses yang mengesampingkan detail dalam memahami objek, peristiwa, atau situasi secara umum. Sebagai contoh, kata anjing secara denotative mengacu pada sebuah binatang berkaki empat, tetapi bukan gambaran secara keseluruhan, tingkatan detail apa pun atau abstraksi selalu menyisakan sesuatu. Semakin abstrak symbol, gambaran semakin kurang lengkap : seekor anjing adalah mamalia, yaitu seekor binatang : seekor binatang adalah organisme, yaitu benda hidup. Setiap istilah dalam rangkaian ini lebih mendetail, sehingga lebih abstrak daripada istilah sebelumnya.

Walaupun denotasi biasanya lebih mendetail, konotasi dapat memasukkan banyak detail menyangkut makna symbol bagi individu. Konotasi dari anjing dapat cukup spesifik, seperti halnya anda memikirkan anjing yang anda miliki saat masih anak-anak, seekor anjing yang pernah menggigit anda, atau anjing tetangga anda yang menggonggong semalam suntuk. Baik denotative maupun konotatif, tidak dapat menangkap gambaran anjing secara lengkap.

Penggunaan symbol pada manusia dirumitkan oleh fakta bahwa tidak ada hubungan langsung symbol dan objek sebenarnya. Bahkan, lebih dirumitkan lagi oleh fakta bahwa kita menggunakan symbol dalam kombinasi. Signifikansi sebenarnya dari bahasa adalah wacana, yang di dalamnya menghubungkan kata-kata menjadi kalimat dan paragraph. Wacana mengekspresikan proposisi, dimana symbol-simbol kompleks yang menghadirkan sebuah gambaran dari sesuatu. Kata anjing menimbulkan sebuah gambaran, tetapi gabungannya dengan kata lain memberikan gambaran yang menyatu : anjing cokelat kecil berbaring diatas kaki saya. Organisasi dan kombinasi bahasa berpotensi membuat bahasa benar-benar kaya dan sarana yang tidak tergantikan bagi umat manusia. Dengan bahasa, kita berfikir, merasa, dan berkomunikasi. Langer menyebut hal ini dengan simbolisme tidak berhubungan ( discursive symbolism )

Langer juga membahas kepentingan symbol non-diskursif atau presentasional. Peristiwa yang paling penting bagi manusia adalah emosional dan paling baik dikomunikasikan melalui ibadah, seni, dan music. Memang, lukisan Van Gogh adalah symbol presentasional. Sekarang, kita beralih pada teori-teori tambahan untuk ide-ide Susanne Langer tentang symbol lingustik atau symbol non-verbal.

Pondasi Klasik Bahasa
kajian bahasa telah sangat dipengaruhi oleh semiotic dan sebaliknya. Dalam buku ini, kita tidak punya cukup ruang untuk menguraikan teori linguistic satu per satu, tetapi penting juga untuk mengetahui sesuatu tentang struktur bahasa sebagaimana sebagaimana hal itu mempengaruhi pesan. Penemu lingustik modern adalah Ferdinand de Saussure yang memberikan banyak kontribusi pada tradisi structural dalam komunikasi. Saussure mengajarkan bahwa tanda, termasuk bahasa, dapat berubah-ubah. Ia mencatat bahwa bahasa yang berbeda menggunakan kata-kata yang berbeda untuk hal yang sama dan biasanya tidak ada hubungan secara fisik antara sebuah kata den acuannya. Oleh karena itu, tanda adalah kaidah yang ditata oleh aturan. Asumsi ini tidak hanya mendukung ide bahwa bahasa adalah sebuah struktur, tetapi juga memperkuat ide dasar bahwa bahasa dan realitas adalah terpisah. Kemudian, Saussure melihat bahasa sebagai sebuah system representasi realitas.

Saussure meyakini bahwa peneliti linguistic harus memperhatikan hal yang membentuk bahasa, seperti bunyi pengucapan, kata-kata, dan tata bahasa karena walaupun struktur bahasa berubah-ubah, tetapi tidak untuk penggunaan bahasa. Perlu menetapkan ketentuan. Dengan kata lain, anda tidak dapat memilih satu kata pun semau anda untuk mengutarakan maksud, tidak pula untuk menyusun kembali tata bahasa sekehendak anda, jika anda ingin dimengerti.

Bahasa yang digambarkan dalam kaidah structural adalah sebuah system hubungan baku tanpa inti. Hanya ketika makna ditambahkan pada fitur-fitur strukturaldari bahasa, yang menjadikannya menggambarkan sesuatu. Kunci untuk memahami struktur dari system Saussure adalah perbedaan. Elemen dan hubungan yang ditambahkan pada bahasa dibedakan oleh perbedaan mereka. Suatu bunyi terdengar berbeda dengan yang lainnya ( seperti bunyi “p” dan “b” ); suatu kata berbeda dengan yang lainnya ( seperti kata “pat” dan “bat” ); suatu bentuk tata bahasa berbeda dengan yang lainnya ( seperti pembentukan “ has run “ dan “ will run “). System perbedaan ini mendasari struktur bahasa. Baik bahasa tertulis maupun yang diucapkan, berbeda diantara tanda objek-objek di dunia, dapat diidentifikasi dengan mencocokkan perbedaan-perbedaan diantara tanda-tanda linguistic. Tidak ada unit linguistic yang memiliki signifikansi didalam atau diluarnya; hanya berlawanan dengan unit linguistic lainnya yang menjadi struktur tertentu mendapatkan makna.

Saussure meyakini bahwa semua orang yang mengenal dunia ditentukan oleh bahasa. Tidak seperti kebanyakan penganut semiotic lainnya, Saussure tidak melihat tanda sebagai referensial. Tanda tidak menandakan objek nelainkan mendasari mereka. Dapat saja tidak ada objek yang terpisah dari tanda yang digunakan untuk merancangnya, hal ini menghubungkannya secara jelas dengan gagasan Langer bahwa dunia kita terdiri dari makna yang dikaitkan dengan symbol-simbol penting dalam kehidupan kita.

Saussure membuat sebuah pembeda penting antara bahasa formal, yang disebut langue, dan kegunaan bahasa sebenarnya dalam komunikasi, yang ia sebut sebagai parole. Kedua istilah prancis ini dapat disamakan seperti bahasa inggris bahasa dan pengucapan. Bahasa ( langue ) adalah sebuah system baku yang dapat dianalisis terpisah dari kegunaanya dalam kehidupan sehari-hari. Pengucapan ( parole ) adalah kegunaan sebenarnya dari bahasa untuk mencapai tujuan. Pelaku komunikasi tidak menciptakan peraturan bahasa. Peraturan ini berfungsi melalui periode waktu yang lama dan “ dianugerahkan “ kepada kita saat bersosialisasidalam sebuah komunitas bahasa. Sebaliknya, pelaku komunikasi menciptakan berbagai bentuk pengucapan setiap saat. Dengan kata lain, anda tidak sedang duduk-duduk dengan teman andadan menemukan pola tata bahasa untuk menandakan masa lalu, sekarang, dan masa depan; tetapi anda melakukannya melalui interaksi, menggunakan bentuk-bentuk ini dengan kreatif dab secara konstan mengubah sesuatu. Inilah perbedaan antara bahasa dan pengucapan.

Sebuah contoh bagus yang begitu fleksibel dan mengubah sifat pengucapan adalah perubahan dengan bagaimana istilah “ to be “ dan “ like “ lebih banyak digunakan dalam logat gereja orang amerika. Berikut ini adalah hal yang tidak pernah diperkirakan berasal dari peraturan baku tata bahasa dan bahkan orang amerika dengan mudahnya akan memaham i ini

Dulu saya seperti how could you do this to me?
Dan dulu ia seperti what do you mean? Seperti
Ia tidak pernah mengakui apa yang telah ia lakukan, benar ? jadi saya seperti, seperti,oh,
Playing dumb now are we? [tertawa] dan ia telah,
Semua, kamu tahu, seperti kamu tahu,what,
What? Jadi,saya dulu seperti apa, oh,whatever.

Linguistic bagi soussure adalah kajian dari langue , bukan parole : “ secara keseluruhan, pengucapan [ parole ] terdiri banyak segi dan heterogen; tidak memihak pada beberapa area secara kesinambungan…. Kita tidak dapat memasukkan kedalam kategori fakta-fakta manusia karena kita tidak dapat mengungkapkan kesatuannya. Bahasa [ langue ], sebaliknya adalah keseluruhan jati diri dan sebuah prinsip dari klasifikasi.” Kita tidak dapat memiliki logat tanpa bahasa, tetapi logat kurang beraturan dan variabelnya lebih beragam daripada system bahasa baku sebagaimana asalnya. Dengan kata lain, ketika anda berbicara, maka anda sedang menggunakan bahasa, tetapi anda juga sedang mengutipnya – menggunakan logat – supaya anda dapat meraih tujuan komunikasi.

Dipengaruhi oleh karya Saussure, para ahli bahasa structural mengembangkan model standar struktur kalimat antara tahun 1950-an. Pada dasarnya, model ini memecahkan sebuah kalimat menjadi komponen-komponen dalam model hierarki. Bunyi dan kelompok bunyi menyatu untuk membentuk bagian-bagian kata, yang akibatnya menyatu untuk membentuk kata-kata, kemudian frase. Frase diletakkan bersama-sama untuk membuat klausa atau kalimat. Dengan demikian, bahasa dapat dianalisis dalam berbagai tingkatan, menghubungkan dengan bunyi, kata-kata, dan frase. Bagaimanapun, analisis structural dengan sendirinya tidak akan membuktikan dalam menjelaskan kegunaan bahasa untuk manusia. Sebagai akibatnya, para ahli linguistic telah bergerak melebihi pendekatan structural dan sekarang lebih biasa untuk merangkul sebuah pendekatan yang berbeda yang disebut generative grammar.

Utamanya, melengkapi karya Noam Chomsky dan kolega, generative grammar sebetulnya lebih berhubungan dengan tradisi sosiopsikologis daripada dengan semiotic. Sebagai seorang ahli linguistic muda pada tahun 1950-an, Chomsky memisahkan diri dengan ahli teori klasik untuk mengembangkan sebuah pendrkatan yang telah menjadi aliran dalam linguistic kontemporer. Cabang linguistic ini lebih memperhatikan system kognitif manusia – bagaimana aturan bahasa ditambahkan dalam pikiran manusia dan bagaimana sumber mental ini membuat kita mampu untuk menghasilkan bahasa yang diucapkan. Seperti beberapa teoretis, generative grammar sekarang memiliki beberapa posisi yang didalamnya mengalir dengan baik sesuai cakupan yang ada dalam buku ini. Akademisi komunikasi sudah kurang berminat lagi dalam struktur bahasa dan aturan mental linguistic dan lebih tertarik bagaimana setiap orang sebenarnya berbahasa dan berperilaku, yang terangkum dalam wacana untuk mencapai cita-cita. Hal terpenting dalam proses ini adalah kita padukan elemen-elemen verbal atau linguistic dan non-verbal yang akan kita bahas kemudian.

Teori-teori Sistem Non-verbal
Akademis komunikasi menganggap bahwa bahasa dan perilaku lebih sering tidak bekerja bersama, sehingga teori-teori tanda non verbal adalah elemen penting dalam tradisi semiotic. Para ahli tidak menyepakati apakah komunikasi itu sebenarnya , seperti Randall Harrison yang menegaskan:

Istilah “ komunikasi non-verbal “ telah diterapkan untuk menyusun berbagai peristiwa yang membinggungkan, dari masalah wilayah binatang sampai masalah peraturan diplomat. Dari mimik muka sampai hentakan otot. Dari dalam, tetapi tidak tercurahkan, berperasaan seperti monument rakyat di luar. Dari pesanan pijat sampai ajakan untuk minum. Dari menari dan drama sampai music dan pelawak. Dari arus pengaruh sampai arus lalu lintas. Dari mode busana sampai mode arsitektur dan computer analog. Dari bau harum bunga mawar sampai harum cita rasa daging bakar. Dari symbol-simbol Freudian sampai tanda-tanda astrologi. Dari kekejaman secara retorik sampai penari erotis tanpa penutup dada.

Membuat pertanyaan dalam komunikasi non-verbal bahkan lebih menantang, penelitian dalam permasalahan ini luas dan berasal dari berbagai bidang. Beragam topik yang sesuai dengan komunikasi non-verbal yang akan terkuak dalam buku ini; disini, kita akan berkonsentrasi pada metode structural persandian non-verbal yang menjadi inti dalam komunikasi semiotic.

Kode Non-verbal. Kode non-verbal adalah kumpulan perilaku yang digunakan untuk menyampaikan arti. Judee Burgoon menggolongkan system kode non-verbal seperti halnya memiliki beberapa struktur sifat. Pertama, kode non-verbal cenderung analog daripada digital. Sinyal digital mempunyai ciri tersendiri,seperti huruf dan angka, sedangkan sinyal analog berkesinambungan, membentuk sebuah tingkatan atau spectrum, seperti volume suara dan intensitas cahaya. Oleh karena itu, sinyal non-verbal, seperti ekspresi wajah dan intonasi suara tidak dapat dengan sederhana digolongkan menjadi kategori yang mempunyai ciri-ciri tersebut, tetapi lebih dilihat sebagai perbedaan.

Fitur kedua yang banyak ditemukan, tetapi tidak semua, dalam kode non-verbal adalah kemiripan ( inconicity ). Kode ikonis menyerupai benda yang telah disimbolkan ( seperti ketika anda menggambarkan bentuk sesuatu dengan tangan anda ). Ketiga, kode non-verbal tertentu kelihatannya memunculkan makna universal. Terutama dalam kasus yang berhubungan dengan tanda-tanda, seperti ancaman dan penunjukan emosi yang mungkin saja dapat ditentukan secara biologis. Keempat, kode non-verbal memungkinkan adanya transmisi berkesinambungan dalam beberapa pesan. Dengan wajah, tubuh, suara, dan tanda-tanda menimbulkan sebuah respons otomatis – menerobos lampu merah. Pada akhirnya, tanda-tanda non-verbal sering terpancar secara spontan, seperti ketika anda melepaskan rasa gugup dengan memainkan rambut anda atau menggoyangkan kaki anda.

Kode non-verbal memiliki dimensi semantik, sintaksis, dan pragmatik. Sematik mengacu pada makna dari sebuah tanda. Sebagai contoh, dua jari dipasangkan dibelakang kepala seseorang adalah sebuah cara untuk memanggilnya seorang “ setan “. Sintaksis mengacu pada metode bagaimana tanda-tanda tersebut disusun kedalam system dengan tanda lainnya. Sebagai contoh, seseorang mungkin menyimpan dua buah jarinya dibelakang kepala seseorang, tertawa dan berkata “ mengejek anda!”. Hal tersebut adalah sebuah gerak tubuh, sebuah tanda suara ( tertawa ), ekspresi wajah, dan bahasa bersatu untuk menciptakan makna. Progmatik mengacu pada pengaruh atau perilaku yang dimunculkan oleh sebuah tanda atau sekelompok tanda, sepeti ketika tanda “ setan “ dianggap sebuah lelucon daripada sebuah penghinaan. Tidak seperti bentuk verbal, makna yang diterapkan pada bentuk non-verbal terkungkung oleh konteks atau ditentukan dalam bagian dari situasi yang mereka hasilkan. Baik bahasa maupun bentuk non-verbalmengizinkan pelaku komunikasi untuk menggabungkan beberapa tanda yang berhubungan kedalam sebuah variasi kompleks yang hampir tidak terbatas dari pengungkapan makna.

System kode non-verbal sering digolongkan menurut jenis aktivitas yang digunakan dalam kode. Burgoon mengusulkan tujuh jenis : kinesis ( aktivitas tubuh ); vokalis atau paralanguage ( suara ); penampilan fisik, haptics ( touch ); proxemics ( ruang ); chronemics ( waktu ); dan artefak ( objek ). Dari semua ini, kinesis dan proxemics telah dikaji secara luas.

Kinesis. Ray Birdwhistell diakui sebagai orang pertama dibalik bidang kinesis. Seorang antropolog yang tertarik dangan bahasa, Birdwhistell, menggunakan linguistic sebagai metode untuk karya kinesisnya. Pada kenyataannya, hubungan ini sangat kuat yang mana istilah yang popular untuk kinesis adalah bahasa tubuh. Dalam bukunya, kinesics and context, Birdwhistell mengurutkan tujuh asumsinya yang menjadi dasar teorinya dalam bahasa tubuh.
  1. Semua gerakkan tubuh mempunyai makna penting dalam konteks komunikasi. Seseorang selalu dapat memberikan makna terhadap aktivitas tubuh.
  2. Perilaku dapat dianalisis karena telah diatur dan pengaturan ini dapat dikupas dengan analisis sistematis.
  3. Walaupun aktivitas tubuh memiliki keterbatasan secara biologis, kegunaan pergerakan tubuh dalam interaksi dianggap menjadi sebuah bagian dari system social. Oleh karena itu, kelompok yang berbeda akan menggunakan gesture- dan gerakan tubuh lainnya secara berbeda.
  4. Orang yang dipengaruhi oleh aktivitas tubuh orang lain yang terlihat.
  5. Cara aktivitas tubuh yang berfungsi dalam komunikasi dapat diselidikit.
  6. Makna yang terungkap dalam hasil penelitian kinesis ini berasal dari perilaku yang telah dikaji sebagaimana metode yang digunakan untuk penelitian.
  7. Seseorang yang menggunakan aktivitas tubuh akan mencari ciri-ciri idiosyncratic, tetapi juga akan menjadi bagian system social yang besar bersama-sama dengan yang lainnya.
Susunan karya Birdwhistell, Paul Ekman, dan Wallace Friesen yang berkaborasi dalam penelitian yang membawa sebuah model dasar sempurna dari perilaku kinesis, memusatkan karya mereka pada wajah dan tangan. Tujuan mereka sangatlah ambisius: “ tujuan kita adalah untuk meningkatkan pemahaman terhadap terhadap individu, perasaan, mood, kepribadian dan sikap, serta untuk meningkatkan pemahaman terhadap interaksi interpersonal yang ada, sifat dari hubungan, status atau kualitas komunikasi, impresi apa yang terbentuk, dan apa yang terungkap dari gaya atau kemampuan antarpersonal.” Para penulis ini menganalisis aktivitas non-verbal dengan tiga cara : asal, kode, dan penggunaan.

Sumber ( origin ) adalah sumber dari sebuah tindakan. Perilaku non-verbal mungkin saja bawaan lahir ( tersusun dalam system kegugupan ); species-constant ( perilaku universal yang dibutuhkan bagi para kelangsungan hidup ); atau variant lintas budaya, kelompok, dan individu. Sebagai contoh, seseorang dapat berspekulasi bahwa mengangkat alis sebagai sebuah tanda yang mengejutkanadalah bawaan lahir, yang menandai wilayah adalah species constant dan goyangkan kepala ke belakang dan keempatnya adalah indikasi dari ketiadaan budaya spesifik.

Sandi ( coding ) adalah hubungan dari tindakan dengan maknanya. Sebuah tindakan mungkin berubah-ubah dengan ketiadaan makna yang melekat pada tanda itu sendiri. Sebagai contoh, dengan budaya amerika, kita sepakat bahwa mengangguk adalah sebuah indikasi dari ya, tetapi sandi ini bermacam-macam dan dalam kebanyakan budaya lain, maknanya benar-benar berlawanan. Tanda non-verbal lainnya ikonis dan menyerupai dengan benda yang dimaknai. Sebagai contoh, kita sering mengambil gambar di udara atau posisi tangan kita mengilustrasikan apa yang sedang kita bicarakan. Kategori ketiga dari persandian ini adalah intrinsik. Secara intrinsik, penunjuk kode berisikan makna mereka diantara mereka dan mereka sendiri adalah bagian dari apa yang ditandai. Menangis adalah sebuah contoh dari kode intrinsik. Menangis adalah sebuah isyarat emosi, tetapi menangis juga merupakan bagian dari emosi itu sendiri.

Cara ketiga untuk menganalisis perilaku adalah dengan kebiasaan. Kebiasaan meliputi tingkatan sebuah perilaku non-verbal yang dimaksudkan untuk menyampaikan makna. Sebuah tindakan komunikatif digunakan untuk menyampaikan makna dengan sengaja. Tindakan interaktif sebenarnya mempengaruhi perilaku partisipan lainnya. Sebuah tindakan, baik itu komunikatif maupun interaktif adalah jika tindakan itu disengaja dan berpengaruh. Sebagai contoh, jika anda dengan sengaja melambaikan tangan kepada teman anda sebagai tanda anda member sapaan dan teman anda melambaikan tangan balik, isyarat anda berarti komunikatif, tetapi memberikan informasi untuk penerima. Tindakan tersebut dikatakan menjadi informatif. Pada suatu hari, ketika anda merasa kurang bersahabat, mungkin anda menunduk saat dijalan untuk menghindari teman anda.jika orang lain melihat penghindaran tersebut, maka perilaku anida sudah informatif walaupun anda tidak ingin menceritakannya.

Menurut Ekman dan Friensen, semua perilakun non-verbal dapat digolongkan menjadi satu dari kelima jenis tersebut, bergantung pada sumber, sandi, dan kebiasaan. Tipe pertama adalah lambang atau emblem. Lambang secara verbal dapat diartikan kedalam makna yang cukup tepat. Mereka biasanya digunakan pada sebuah kebiasaan yang disengaja untuk menyampaikan sebuah pesan tertentu. Sebagai contoh, “ V “ untuk tanda victory dan kekuatan kepalan tangan hitam. Lambang muncul dari budaya dan mungkin saja dapat berubah-ubah atau ikonis.

Illustrator adalah jenis kedua dari isyarat non-verbal. Illustrator digunakan untuk menggambarkan apa yang telah dikatakan secara verbal. Meraka disengaja, walaupun kita tidak selalu diarahkan untuk menyadari mereka dan termasuk di dalamnya adalah mengarahkan dan mengambil gambar diudara. Illustrator dipelajari dalam non-verbal yang kegunaanya mungkin saja komunikatif atau informatif; adakalanya mereka interaktif.

Jenis ketiga dari perilaku non-verbal adalah adaptor, yang mengabdi untuk memudahkan pelepasan tekanan fisik. Contohnya adalah remasan tangan, menggaruk kepala, atau menggoyangkan kaki. Self-adaptor ditujukan untuk tubuh seseorang. Mereka mencakup menggaruk, memukul, membersihkan, dan menekan. Alter-adaptor ditujukan untuk tubuh orang lain, seperti menampar orang dari belakang. Object-adaptor ditujukan untuk benda seperti memutar penjepit kertas. Pada beberapa kasus, adaptor dapat menjadi ikonis atau intrinsik. Mereka jarang yang disengaja dan seseorang biasanya tidak menyadari perilaku adaptif seseorang. Walaupun mereka jarang komunikatif, kadang-kadang mereka interaktif dan sering informatif.

Regulator, jenis keempat dari perilaku yang digunakan untuk mengendalikan atau mengoordinasikan interaksi. Sebagai contoh, kita menggunakan kontak mata untuk menandakan pembicaraan dan mendengarkan yang berperan dalam sebuah percakapan. Regulator utamanya adalah interaktif. Mereka dikodekan secara intrinsik atau ikonis, dan mereka berasal dari pembelajaran budaya.

Kategori terakhir dalam perilaku adalah affect display. Perilaku ini mungkin saja bagian dari bawaan lahir, melibatkan penunjukan perasaan dan emosi. Wajah adalah sumber yang kaya untuk penunjukan pengaruh, walaupun bagian tubuh lainnya mungkin juga terlibat. Penunjukan pengaruh dikodekan secara intrinsik. Mereka jarang komunikatif, sering interaktif, dan selalu informatif.

Proxemics. Kategori kedua pada non-verbal yang telah dikaji secara luas dadlam komunikasi adalah proxemics. Secara spesifik, proxemics mengacu pada penggunaan jarak dalam komunikasi. Ini adalah kajian dalam bagaimana manusia menyusun jarak yang kecil dalam praktik kehidupan sehari-hari mereka. Edward Hall, penemu proxemics, menggambarkannya sebagai sebuah jarak antara manusia dalam “ melakukan transaksi sehari-hari, pengaturan jarak dalam …… perumahan dan pergedungan, dan yang paling akhir adalah tata ruang dari …. Kota.”

Menurut Hall, metode jarak ini digunakan dalam interaksi, sangat bermasalah dengan kebudayaan. Pengertian yang berbeda penting bagi budaya yang berbeda. Dibeberapa negara seperti Amerika, pandangan dan pendengaran yang berkuasa; ditempat lain seperti budaya Arab, penciuman yang penting. Beberapa kebudayaan bergantung pada sentuhan lebih dari yang lainnya. Pada umumnya, pengertian yang menonjol dari sebuah kebudayaan biasanya menentukan jarak yang digunakan dalam kebudayaan tersebut. Kebudayaan juga mempunyai definisi yang berbeda sendiri, yang juga berpengaruh pada bagaimana jarak didefinisikan dan digunakan. Kebanyakan orang-orang dalam kebudayaan barat belajar untuk mengidentifikasi dirinya melalui kulit dan pakaian. Akan tetapi, Arab menempatkan dirinya lebih dalam ditengah raganya.

Hall mendefinisikan tiga jenis dasar jarak. Ruang karakteristik terbatas ( fixed-feature space ) terdiri dari benda-benda yang tidak dapat dipindahkan, seperti dinding dan kamar. Ruang katakteristik semi terbatas ( semi-fixed-feature space )­ meliputi objek yang dapat bergerak seperti furnitur. Ruang informal (informal space ) adalah daerah pribadi sekitar tubuh yang menjalar dengan tubuh seseorang dan menentukan jarak antarpribadi diantara manusia. Sebagai contoh, Budaya Anglo-Amerika menggunakan empat jenis jarak yang dapat dilihat: ( 0 – 8 inci ), pribadi ( 1 – 4 kaki ), sosial ( 4 – 12 kaki ), dan publik ( ebih dari 12 kaki ).

Hall juga menggambarkan delapan faktor yang mungkin memberi pengaruh bagaimana ruang digunakan ketika orang berinteraksi dalam percakapan :
  • Postur ( posture ) – faktor seks ( sex factors ): hal ini mencakup jenis kelamin partisipan dan posisi dasar tubuh ( berdiri, duduk, berbaring ).
  • Poros sosial keluar kedalam ( sociofugal-sociopetal axis ): kata sosiofugal berarti keputusan berinteraksi dan sosiopetal termasuk dorongan. Axis adalah poros yang relatif dengan orang lain. Pembicara mungkin saling berhadapan, mungkin saling membelakangi, atau mungkin saja diposisikan pada radius sudut tertentu. Dengan demikian, beberapa sudut, seperti bertatapan muka, mendorong interaksi, sementara yang lainnya, seperti saling membelakangi, mematikan interaksi.
  • Faktor kinestetik ( kinesthetic factors ): adalah kedekatan antarindividu yang berhubungan dengan sentuhan. Setiap individu mungkin saja melakukan kontak fisik atau pada jarak yang dekat, mungkin saja mereka diluar dari kontak tubuh; atau mungkin saja diantara kedekatan ini. Faktor ini juga mencakup penempatan bagian tubuh seperti halnya bagian-bagian yang sedang bersentuhan.
  • Perilaku sentuhan ( touching behavior ): manusia mungkin saja terlibat dalam elusan dan pelukan, merasakan, pelukan erat, saling menekan, sedikit sentuhan, bersentuhan secara kebetulan atau tidak ada kontak.
  • Sandi visual ( visual code ): kategori ini mencakup budaya kontak mata langsung ( mata ke mata ) sampai tidak ada kontak.
  • Sandi termis ( thermal code ): elemen ini melibatkan panas yang diterima dari pelaku komunikasi lainnya.
  • Sandi penciuman ( olfactory code ): faktor ini meliputi jenis dan tingkatan bau yang diterima dalam percakapan.
  • Kebisingan suara ( voice loudness ): kerasnya suara dapat memengaruhi jarak antarpribadi.
Perhatikan bahwa semua teori dalam bagian ini, teori-teori simbol, bahasa, dan komunikasi non-verbal, memberikan ide bahwa pesan terdiri atas bagian dan fitur tertentu, termasuk verbel ( linguistik ) dan non-verbal ( perilaku ), yang mana pelaku komunikasi memberikan makna. Inti dari hal ini adalah pemikiran semiotika, tetapi hal ini hanya menambah sebagian kecil dari dasar komunikasi yang sangat besar.

Kajian bahasa dapat berhubungan dengan sejumlah tradisi, bergantung pada fokusnya. Kajian yang melihat hubungan bahasa dengan kekuasaan akan mencerminkan suatu tradisi kritis, kajian yang menguji kegunaan bahasa dengan kelompok budaya yang beragam akan mencerminkan social budaya, dan kajian yang melihat pada bagaimana kita menafsirkan bahasa dari teks akan dengan jelas mencerminkan fenomenologis. Akan tetapi, kajian struktur bahasa sudah menjadi sifat dari semiotika karena hal ini memperlakukan tanda sebagai sebuah jembatan antara merasakan dunia dan memahami dunia. Bahasa adalah sebuah tempat tradisi yang dapat bekerja bersama-sama dengan banyaknya teori kritis, social budaya, dan fenomenologis memiliki dasar semiotika.

Kajian komunikasi non-verbal juga dapat menjadi penghubung dalam tradisi. Sebagai contoh, perilaku non-verbal menggabungkan semiotika dan budaya. Ketika keduanya dibawa bersama-sama dalam satu pandangan, maka tradisi semiotika dan social budaya muncul. Anda dapat melihat perilaku non-verbal sebagai sejanis perilaku individu, yang dapat membawa tradisi semiotika dan sosiopsikologis bersamaan. Pada kenyataannya, banyak teori komunikasi non-verbal yang secara jelas menggunakan sebuah pendekatan psikologis dan digolongkan dengan tradisi terakhir pada bab lain dalam buku ini. Untuk melanjutkan penelusuran kita terhadap pesan, mari kita berahli ke tradisi social budaya

TRADISI SOSIOKULTURAL
Tradisi semiotika dalam teori komunikasi sangat membantu untuk menunjukkan susunan komponen dan pengaturan dari sebuah pesan, tetapi komunikasi adalah sebuah hal yang besar, lebih dari struktur dari sebuah pesan. Penting juga untuk mempertanyakan apa yang kita lakukan dengan kata-kata dan kode-kode non-verbal. Untuk menjawab pertanyaan ini, kita sekarang bergerak ke tradisi social budaya. Tradisi ini menjauhkan kita dari perbedaan individu dan pengolahan kesadaran terhadap hubungan social, kelompok dan makna yang dihasilkan melalui interaksi. Disini, kita akan melihat teori aksi berbicara ( speech act ), identifikasi, dan bahasa, dan gender.

TEORI AKSI BERBICARA
Jika anda membuat sebuah janji, maka anda menyampaikan sebuah niat tentang sesuatu yang anda lakukan di masa depan dan mengharapkan pelaku komunikasi lain sadar terhadap apa yang anda katakana dan niat anda, “ anda berasumsi orang lain tahu makna dari kata-kata anda. Mengetahui kata-kata tidaklah cukup. Mengetahui niat anda untuk menyelesaikannya dengan menggunakan kata-kata adalah vital. Teori kemampuan berbicara yang kebanyakan dihubungkan dengan john Searle dirancang untuk membantu kita memahami bagaimana manusia menyempurnakan hal dengan kata-katanya.

Kapan pun anda membuat pernyataan seperti, “ saya akan membalas anda,” anda menyelesaikan beberapa hal. Pertama, anda menghasilkan sebuah wacana. Hal ini disebut dengan aksi terungkap ( utterance act ), sebuah penyebutan kata-kata dalam kalimat dengan sederhana. Kedua, anda sedang menegaskan sesuatu tentang dunia atau melakukan sebuah aksi usulan ( propositional act ). Dengan kata lain, anda mengatakan sesuatu, baik anda menyakininya sebagai kebenaran maupun anda mencoba supaya orang lain memercayainya. Ketiga, dan yang paling penting dari perspektif aksi berbicara, anda memenuhi sebuah niat yang disebut sebuah aksi berkehendak ( illocutionary act ). Aksi berkehendak menjadi inti dari teori ini yang akan dibahas lebih mendalam paada bab ini. Akan tetapi, sebelum kita melakukannya, mari kita lihat empat kemungkinan pemenuhan dari sebuah pesan. Ini adalah aksi mempengaruhi ( perlocutionary act ) yang dirancang supaya berpengaruh pada perilaku orang lain.

Misalnya, teman anda mengirim e-mail ­kepada anda dan berkata, “ saya ingin keluar malam ini.” Kalimat bahasa inggris teman anda adalah sebuah aksi terungkap, biasa saja atau problematic. Kedua, ia menunjukkan usulan atau kebenaran pernyataan yang bermakna sesuatu tentang apa yang dia ingin lakukan, tetapi pada kasus ini sangat susah untuk mengatakannya karena itu sudah sangat jelas. Ketiga, pesan teman anda adalah sebuah aksi berkehendak yang anda tafsirkan menjadi sebuah penawaran atau undangan meminta anda pergi dengannya. Keempat, ia berusaha supaya anda melakukan sesuatu, dan jika anda menerima undangannya, ia telah melengkapi sebuah aksi memengaruhi.

Perbedaan ini lebih penting daripada kedengarannya. Mari kita mulai dengan perbedaan antara aksi berkehendak dan aksi memengaruhi. Aksi berkehendak adalah sebuah tindakan yang menjadi perhatian utama pembicara, yaitu pendengar memahami maksud untuk membuat janji, sebuah undangan, sebuah permintaan, atau apa pun. Aksi memengaruhi adalah sebuah tindakan yang pembicara harapkan pendengar tidak hanya mengerti akan maksudnya, tetapi untuk melakukannya. Jika anda berkata, “ saya haus, “ dengan maksud supaya saudara anda mengerti bahwa anda memerlukan sesuatu yang dapat diminum, maka anda melakukan aksi berkehendak. Jika anda juga ingin ia membawakan sebuah Diet Coke, maka anda menyampaikan aksi memengaruhi. Dalam literature aksi berbicara, contoh ini disebut permintaan tidak langsung serta keduanya adalah aksi berkehendak dan aksi memengaruhi.

Sekarang, mari kita lihat perbedaan antara aksi berkehendak dan aksi memengaruhi. Sebuah proposisi, seperti satu aspek yang terkandung dari sebuah pernyataan, menandakan beberapa kualitas atau hubungan dari sebuah objek, situasi, atau peristiwa. “ Kuenya lezat,” “garam berbahaya bagi tubuh,” dan “ namanya adalah Marta” semua contoh ini adalah usulan. Permasalahan dapat dievaluasi dari nilai kebenarannya, tetapi disinilah teori aksi berbicara menjadi sangat penting. Anda hampir selalu ingin menyampaikan sesuatu lebih dari permasalahan yang sebenarnya; anda ingin melakukan sesuatu yang lain dengan kata-kata anda.

Dalam teori aksi berbicara, kebenaran tidak terlalu penting. Malahan, pernyataan sebenarnya adalah apa maksud dari pembicara dengan mengutarakan permasalahan tersebut. Proposisi dalam aksi berkehendak bagi Searle harus dipandang seperti sebuah bagian dari konteks yang besar. Beberapa contohnya adalah : saya bertanya apakah kue itu lezat; saya peringatkan anda bahwa garam itu berbahaya bagi tubuh; saya nyatakan bahwa namanya adalah Mata. Apa yang pembicara lakukan dengan proposisi adalah aksi berbicara dalam contoh ini adalah bertanya, memperingatkan, dan menyatakan.

Makna dari aksi berbicara adalah kekuatan memengaruhi. Sebagai contoh, pernyataan, “ saya lapar,” dapat dianggap sebagai sebuah permintaan jika pembicara bermaksud supaya pendengar menawarkan makanan. Disini lain, hal ini dapat dianggap sebagai sebuah penawaran, jika pembicara bermaksud untuk mengatakan bahwa ia akan mulai membuat makan malam; atau mungkin secara sederhana memiliki kekuatan memengaruhi dari sebuah rancangan pernyataan yang hanya untuk menyampaikan informasi dan tidak lebih. Menurut Searle, kita tahu maksud di balik sebuah pesan tertentu karena kita berbagi permainan bahasa sederhana yang terdiri dari sejumlah aturan yang membantu kita untuk mendefinisikan kekuatan memengaruhi dari sebuah pesan.

Searle menyatakan secara dasar bahwa “ berbicara sebuah bahasa adalah menyatu dengan sebuah bentuk aturan yang diatur oleh perilaku.” Dua jenis aturan yang sangat penting pokok dan regulatif. Aturan pokok ( constitutive ) sebenarnya menciptakan permainan; yaitu permainan telah diciptakan atau “ ditetapkan,” dengan aturannya. Sebagai contoh, permainan sepak bola ada hanya karena berdasarkan atas aturannya. Peraturan yang menyusun permainan. Ketika anda mengamati seseorang yang mengikuti peraturan tersebut, anda tahu permainan sepak bola sedang dimainkan. Oleh karena itu, peraturan ini memberitahukan anda untuk menafsirkannya seperti sepak bola ( football ) yang berlawanan dengan baseball atau soccer. Dalam aksi berbicara, aturan pokok memberitahukan anda apa yang harus ditafsirkan seperti sebuah janji yang berlawanan dengan sebuah permintaan atau sebuah perintah. Maksud anda sangatlah dimengerti oleh orang lain karena aturan pokok; mereka memberitahukan orang lani apa yang diharapkan dari sebuah aksi berbicara seperti itu.

Sebagai contoh, bagaimana anda mengetahui sebuah janji ketika anda mendengarkannya satu kali? Janji melibatkan lima peraturan dasar: pertama, hanya menyertakan sebuah kalimat yang menunjukan pembicara akan melakukan suatu tindakan. Kedua, ungkapan hanya dinilai sebagai sebuah janji jika pendengar lebih suka pembicara melakukan tindakan tersebut daripada hanya berbicara. Dengan kata lain, dalam konteks interaksi, pendengar mengharapkan sebuah janji. Ketiga, sebuah penyataan adalah sebuah janji hanya jika dilakukan di luar rangkaian peristiwa normal. Jika anda melakukan, maka janji tidak diperlukan. Keempat, pembicara harus cenderung akan melakukan tindakan. Akhirnya, sebuah janji melibatkan pembentukan sebuah kewajiban bagi pembicara untuk berbuat sesuatu. Kelima, orang itu “ menegaskan “ sebuah rangkaian keadaan yang cukup untuk aksi berbicara supaya dinilai sebuah janji.

Walaupun banyak aksi berbicara yang mengaruh dan melibatkan kegunaan dari sebuah pernyataan dengan maksud eksplisit, aksi berbicara lainnya adalah tidak langsung. Untuk meminta keluarganya dating ke meja untuk makan malam, seorang ayah mungkin berkata, “ Ada yang lapar?” nampaknya ini adalah sebuah pertanyaan, tetapi dalam keadaan sebenarnya, hal ini adalah permintaan secara tidak langsung dan bahkan dapat juga menjadi sebuah perintah.

Searle menguraikan lima jenis aksi berkehendak. Pertama, ia menyebutkan penegasan ( assertive ). Penegasan adalah pernyataan yang mengikat pembicara untuk menyokong kebenaran dari sebuah permasalahan. Hal ini mencakup tindakan, seperti menyatakan, menegaskan, menyimpulkan, dan meyakinkan. Kedua, arahan ( directives ). Aksi berkehendak yang berusaha supaya pendengar melakukan sesuatu. Bentuk-bentuk dari arahan adalah perintah, permintaan, pembelaan, berdoa, permohonan, undangan, dan seterusnya. Ketiga, keterikatan ( commissives ), mengikat pembicara pada tindakan selanjutnya. Mereka terdiri atas hal-hal, seperti berjanji, bersumpah, ikrar, kontrak, dan jaminan. Keempat, pernyataan ( expressive ), tindakan yang menyampaikan beberapa aspek psikologis dari kondisi pembicara, seperti berterima kasih, mengucapkan selamat, permintaan maaf, menghibur, dan penyambutan. Terakhir deklarasi ( declaration ), dirancang untuk menciptakan sebuah proposisi, sangat menuntut, yang membuatnya seperti itu. Contohnya meliputi penunjukan, pernikahan, pemecatan, dan pensiunan. Untuk menggambarkannya, anda tidak akan menikah sampai orang yang berwenang mengatakan kata-kata, saya meresmikan anda sebagai suami dan istri.

Beberapa aksi berkehendak harus mengikuti sejumlah aturan pokok dalam rangka untuk menganggapnya sebagai sebuah aksi berkehendak. Aturan isi proposisi menetapkan beberapa kondisi dari objek yang dituju. Sebagai contoh, dalam sebuah janji, pembicara harus menyatakan bahwa tindakan selanjutnya akan dilakukan. Mungkin untuk membayar utang. aturan pendahuluan melibatkan asumsi perkiraan dari pembicaraan dan pendengar yang penting untuk tindakan yang akan terjadi. Sebagai contoh, dalam sebuah janji, ungkapan tidak memiliki makna kecuali pendengar labih suka tindakan selanjutnya dapat terlaksana daripada hanya sekedar diungkapkan. Pada ilustrasi awal, pendengar ingin membalas kembali. Aturan kesungguhan, pembicara perlu untuk bersungguh-sungguh pada apa yang ia katakan. Anda harus benar-benar berniat untuk membayar utang supaya pernyataan dapat dinilai sebagai janji. Aturan esensial menyatakan bahwa tindakan yang diambil oleh pendengar dan pembicara untuk mewakili apa yang terlihat, menjadi benar-benar ada. Dengan kata lain, janji membangun sebuah kontrak kewajiban antara pembicara dan pendengar. Jenis aturan pokok ini diyakini untuk menerapkan kedalam variasi aksi berkehendak yang lebih luas, seperti menanyakan kembali, menegaskan , mempertanyakan , berterima kasih, menyarankan, memperingatkan, menyalami, dan mengucapkan selamat.

Peraturan kedua yang dibutuhkan dalam aksi berkehendak adalah regulatif. Aturan regulatif memberikan petunjuk untuk beraksi didalam permainan. Perilaku telah diketahui dan ada sebelum digunakan dalam tindakan serta mereka memberitahukan bagaimana menggunakan kemampuan berbicara untuk mencapai sebuah maksud tertentu. Sebagai contoh, jika saya menginginkan sesuatu, maka saya membuat permintaan. Ketika saya meminta sesuatu pada anda, maka anda berkewajiban untuk mengabulkan atau tidak.

Aksi berbicara tidak akan berhasil ketika kehendak tidak dipahami dan mereka dapat dievaluasi dalam hubungannya dengan tingkatan saat mereka memakai aturan dari aksi berbicara tersebut. Mengingat proposisi ddievaluasi dengan kebenarannya atau validitas, aksi berbicara dapat dievaluasi dari keakuratan atau tingkatan saat kondisi dari tingkatan telah sesuai. Kesesuaian sebuah janji adalah apakah aturan yang penting untuk melaksanakan janji, telah disepakati.

Kami memasukkan teori klasik aksi berbicara dalam bab ini karena berfokus pada elemen pesan yang mendasari aksi berbicara secara khusus. Teori aksi berbicara mengidentifikasi apa yang terjadi untuk membuat pernyataan yang berhasil, supaya maksud dapat dipahami. Akan tetapi, aksi berbicara jarak terisolasi; mereka biasanya bagian dari percakapan. Bagaimana kita mengatur percakapan, penting bagi teori komunikasi dan kami mengangkat subjek ini secara detail pad bab 6. 

TEORI IDENTIFIKASI KENNETH BURKE
Karya Saerle membantu kita memahami pelaku komunikasi menempatkan makna pada sebuah aksi berbicara, tetapi apa sebenarnya yang aksi berbicara lakukan untuk membantu pelaku komunikasi menjembatani perbedaan diantara mereka?. Karya Kenneth Burke membantu kita menjawab pertanyaan ini. Kenneth Burke adalah ahli teori symbol yang terbesar. Ia menulis selama lebih dari 50 tahun dan teorinya adalah salah satu dari teori-teori symbol yang paling komprehensif. Dalam penelitian teori komunikasi, kita mulai dengan ringkasan konsep tindakan. Kemudian, kita berahli ke ide inti dari symbol, bahasa, dan komunikasi.

Burke memulai dengan perbedaan antara tindakan dan gerakan. Tindakan terdiri atas perilaku sukarela dan bertujuan; gerakan tidak bertujuan dan tidak mengandung makna. Objek dan binatang mmemiliki gerakan, tetapi hanya manusia yang memiliki tindakan. Burke memandang individu secara biologis dan neurologis, dibedakan dengan penggunaan symbol perilaku atau kemampuan untuk bertindak. Manusia menciptakan symbol, menggunakan symbol, dan salah menggunakan symbol binatang. Mereka menciptakan symbol untuk menamai benda dan situasi; mereka menggunakan symbol untuk komunikasi; dan mereka sering menyalahgunakan symbol dengan menyalahgunakan mereka karena kekurangannya.

Pandangan Burke terhadap symbol sangat luas, termasuk sebuah aturan linguistic dan elemen-elemen non-verbal. Manusia menyaring kenyataan dengan tabir symbol. Burke menyetujui bahwa bahasa berfungsi sebagai kendaraan untuk tindakan. Karena kebutuhan social membutuhkan orang untuk bekerja sama dengan tindakannya, sehingga bahasa membentuk perilaku. Hal yang paling membinggungkan dari Burke adalah ide bahwa seseorang dapat menyimbolkan symbol. Seseorang dapat menyampaikan pidato dan dapat menuliskan kata-kata. Sejarah sendiri adalah sebuah proses penulisan mengenai apa yang telah dibicarakan dan ditulis orang dalam serangkaian peristiwa, sehingga menambah tingkatan symbol lain terhadap peristiwa sebenarnya.

Bahasa, seperti halnya pandangan Burke, selalu bermuatan emosional. Tidak ada kata yang dapat menjadi netral. Sebagai akibatnya, perilaku, penilaian, dan perasaan anda tidak nampak bervariebel dalam bahasa yang anda gunakan. Bahasa bersifat selektif dan abstrak serta focus pada aspek realitas tertentu dalam keluasan aspek lainnya. Bahasa adalah ekonomis, tetapi juga ambigu. Bahasa dapat menyatukan atau memisahkan kita dan paradox ini berperan penting dalam teori Burke. Ketika symbol menyatukan manusia kedalam pemahaman secara lazim, identifikasi telah terjadi. Sebaliknya, pembagian atau pemisahan, dapat juga terjadi; bahasa dapat mengangkat identifikasi atau mengangkat pemisahan dan pembagian.

Ketika anda dan teman anda sedang bersantai disebelah kolam renang dipagi hari musim panas yang hangat, anda berkomunikasi satu sama lain dengan bebas dan cara yang mudah karena anda berbagi makna bahasa yang sedang digunakan. Dalam istilah Burke, anda sedang mengalami kesamaan ( consubstantiality ). Sebaliknya jika anda memesan nasi disebuah restoran kecil Indonesia, anda mungkin merasa frustrasi karena makna yang kurang menyatu dengan pelayan. Kesamaan adalah satu cara identifikasi yang tercipta diantara manusia. Dalam kode yang berputar, sebagaimana identifikasi meningkat, penyatuan makna meningkat. Sehingga akan meningkatkan pemahaman. Dengan demikian, identifikasi dapat berarti ajakan dan penyampaian yang efektif atau menjadi akhir dari komunikasi itu sendiri. Identifikasi dapat disadari atau tidak disadari, direncanakan atau tidak direncanakan.

Menurut Burke, ada tiga sumber identifikasi yang saling berkaitan. Identifikasi materi ( material identification ), hasil dari kebaikan, kepemilikan, dan benda, seperti memiliki mobil yang sama atau bercita rasa busana yang sama. Identifikasi idealistis ( idealistic identification ), hasil dari ide yang berbagi, sikap, perasaan, dan nilai, saperti menjadi anggota dari gereja atau partai politik yang sama. Identifikasi formal ( formal identification ), hasil dari penyusunan, bentuk, atau pengaturan dari sebuah peristiwa dimana kedua orang tersebut berpartisipasi. Jika dua orang yang diperkenalkan berjabatab tangan, makan bentuk kuno dari jabatan tangan menyebabkan beberapa identifikasi terjadi. Identifikasi bukan sebuah/maupun kejadian, tetapi menyangkut dengan derajat. Beberapa kesamaan akan selalu ada hanya dengan kemanusiaan yang terbagi secara nyata diantara dua orang ini. Identifikasi bisa besar atau kecil serta bisa meningkatkan atau menurunkan oleh tindakan pelaku komunikasi.

Orang dari strata lebih rendah dalam sebuah hierarki sering mengidentifikasi orang yang ada dipuncak hierarki, meskipun ada pemisahan dan perbedaan yang besar. Tipe identifikasi seperti ini dapat diliahat, sebagai contohnya pada pemimpin rakyat yang karismatik. Dalam situasi seperti itu, individu merasakan perwujudan kesempurnaan orang lain dimana mereka berjuang untuk mereka sendiri. Kedua, misteri yang menyelimuti orang karismatik secara bersamaan cenderung menyembunyikan adanya pemisahan. Burke menyebut fenomena ini sebagai identifikasi melalui teka-teki ( identification through mystification )

Burke memperkenalkan istilah lain yang dapat membantu menjelaskan bagaimana identifikasi bekerja. Ini merupakan konsep dari guilt atau kesalahan. Istilah ini adalah kata yang penuh arti karena tekanan perasaan didalam diri seseorang, rasa cemas, malu, benci, sebal, dan lainnya. Bagi Burke, kesalahan adalah sebah keadaan yang disebabkan oleh penggunaan symbol. Ia mengidentifikasi tiga sumber yang berhubungan dengan kesalahan, pertama adalah negatif. Dengan bahasa, manusia membicarakan moral dengan membangun banyak aturan dan pengasingan. Semua aturan ini tidak pernah seluruhnya konsisten dan dalam mengikuti satu aturan, berarti anda menghancurkan yang lainnya, sehingga menciptakan kesalahan. Agama, profesi, organisasi, keluarga, dan komunitas semuanya memiliki aturan implicit mengenai bagaiman berperilaku. Kita mempelajari semua ini melalui kehidupan, sehingga hampir menilai semua tindakan sebagai baik atau buruk. Penilaian seperti itu adalah sumber dari kesalahan.

Alasan kedua adalah prinsip kesempurnaan. Manusia sangat sensitive terhadap kegagalan. Manusia dapat membayangkan ( melalui bahasa ) sebuah pernyataan akan kesempurnaan. Kemudian, dengan sifat mereka, mereka menghabiskan hidup mereka dengan berjuang untuk derajat kesempurnaan yang mereka rancang untuk mereka sendiri. Kesalahan mereka mencuat sebagai akibat dari ketidaksesuaian antara realitasa dan ideal. Sebagai contoh, seorang aktivis perdamaian mungkin termotivasi oleh kesalahan ini ketika berbicara saat rapat umum. Aktivis mengdeklarasikan bahwa perang adalah cara orang barbar dan tidak tepat dalam mengatasi konflik di abad ke-21. Pembicaraan ini dapat membayangkan sebuah dunia tanpa peperangan dan termotivasi untuk menyuarakannya karena prinsip kesempurnaan.

Alasan yang ketiga adalah prinsip hierarki. Dalam tatarannya, struktur manusia dalam masyarakat adalah piramida social atau hierarki ( tingkatan social dan tatanan social ), sebuah proses yang dilakukan dengan symbol. Koompetisi dan pemisahan menghasilkan kelas dan kelompok dalam hierarki serta menghasilkan kesalahan. Perselisihan etnis adalah sebuah contoh yang sempurna. Kemudian, Burke memberikan penekana yang kuat pada peran bahasa dan symbol yang menyatukan manusia atau memisahkan mereka. Ia menunjukkan bahwa kita dapat mengembangkan strategi untuk melakukan keduanya.

Walaupun teori Burke sulit untuk dimasukkan dalam buku ini, kita melihatnya terutama sebagai sebuah teori pesan karena Burke prihatin dengan cara pesan disusun untuk menciptakan identifikasi atau pemisahan. Burke mengamati bahwa pelaku komunikasi mengembangkan strategi untuk diidentifikasi dan pemisahan. Dalam mempersiapkan sebuah pidato, anda mungkin ingin membawa pendengar ke dalam pemikiran anda melalui identifikasi, sambil menjaga jarak anda dengan pendengar dengan menciptakan pemisahan. Politisi melakukan hal ini setiap saat. Strategi pesan menggunakan pola identifikasi yang akan menciptakan kebiasaan dengan pendengar. Strategi seperti ini hampir selalu melibatkan kesalahan ( dalam istilah brukean ). Niat Burke tidak untuk memberika sebuah daftar strategi, tetapi untuk menghadirkan sekelompok ide bahwa pembicara dapat menggunakannya untuk menentukan kasus tertentu dengan pola unik identifikasi ( dan mungkin pemisahan ) yang mungkin digunakan dalam pesan.

Tulisan Burke seluruhnya dilakukan pada pertengahan abad ke-20, tetapi idenya memenuhi pergerakan dalam penelitian komunikasi sekitar strategi pesan, yang ironisnya dihasilkan bukan dalam tradisi Burke sama sekali, tetapi dari sebuah perspektif psikologis. Kami sajikan beberapa teori yang berhubungan dengan strategi pesan pada bab selanjutnya. Sekarang, mari kita berahli kepada peran dari bahasa dan gender, sebuah area investigasi yang membahas sifat linguistic terhadap dunia dengan serius seperti Burke.

BAHASA DAN GENDER
Tiga puluh tahub lalu, sebuah karya besar telah dihasilkan dalam komunikasi dan gender. Dalam bagian ini, kita mengkaji teori-teori yang berhubungan dengan gender sampai tradisi social budaya. Semua teori ini terkait dengan bagaimana gender memengaruhi bahasa dan sebaliknya membangun sebuah dunia social khusus. Teori pertama yang kami uji adalah Cheris Kramarae.

Bahasa layaknya Gender. Seperti Burke, Cheris Kramarae meyakini bahwa fitur utama dari dunia adalah sifat linguistiknya serta kata-kata dan sintaksis dalam struktur pesan dari pemikiran seseorang serta interaksi yang mempunyai pengaruh besar pada bagaimana kita mengarungi dunia. Implikasi yang timbul dari bahasa adalah perhatian utama Kramarae, sebagaimana penelusurannya pada bagaimana cara pesan memperlakukan wanita dan pria secara berbeda. Pengalaman seseorang tidka mungkin lepas dari pengaruh bahasa. Bahkan, kategori laki-laki dan wanita adalah hasil dari pembentukan secara linguistic. Dengan kata lain, kita “ dididik untuk melihat dua jenis kelamin. kemudian, kita melakukan banyak kegiatan untuk terus melihat hanya dua jenis kelamin ini.”

Kramarae tidak hanya mencatat kepentingan bahasa dalam penafsirannya; ia juga mengarahkan pada dimensi kekuasaan. System bahasa memiliki hubungan kekuasaan yang ditambahkan didalamnya dan mereka yang menjadi bagian dari system linguistic yang dominan, cenderung memiliki persepsi mereka sendiri, mengalami, dan mode ekspresi yang menyatu dalam bahasa. Pada kasusnya bahasa inggris, kramarea yakin bahwa ini adalah “ bahasa buatan laki-laki “ dan demikian menanamkan sudut pandang maskulin daripada feminism. Persepsi laki-laki kulit putih kelas menengah, secara khusus, nyatanya dinormalkan secara standar dalam linguistic. Laki-laki adalah standar, dalam hal pekerjaan, dan wanita adalah kategori yang menyimpang dari kebiasaan : waiter dan waitress, actor dan actress. Mr., sebagai sebuah gelar panggilan tidak berisi informasi tentang status perkawiinan, sedangkan istilah miss dan mrs., jelas memberikan informasi yang lebih berguna bagi laki-laki dibandingkan bagi wanita. Bukan hanya bahasa itu sendiri, tetapi juga instrument dari bahasa kamus menonjolkan sudut pandang laki-laki kulit putih, seperti halnya struktur dan institusi masyarakat yang didapat dari bahasa, seperti lembaga pendidikan, teknologi, dan sebagainya.

Ide bahwa penyusunan kekuasaan social sebagian besar ditanam dalam bahasa yang juga berarti bahwa bahasa dan dunia sering meredam wanita dengan berbagai cara.pada point yang kedua, kramarae menyatukan karya antropolog Edwin Ardener dan Shirley Ardener dalam teori kelompok terendam ( muted-group theory ). Edwin Ardener mengamati bahwa antropolog cenderung menggolongkan sebuah budaya dalam istilah maskulin, menyarankan bahwa etnografi itu semu pada pengamatan laki-laki dalam sebuah kebudayaan. Selain itu, pada pengujian yang lebih deket, Ardener memandang bahwa bahasa asli dari sebuah kebudayaan memiliki unsure bias yang melekat pada pria, bahwa pria menciptakan pemaknaan terhadap suatu kelompok dan bahwa suara feminin ditekan atau “ dihilangkan.” Penghilangan wanita dalam penelitian Ardener, membawa ketidakberdayaan wanita untuk mengekspresikan diri mereka sendiri dalam gaya bahasa pria.

Shirley Ardener menambahkan dengan menyarankan bahwa pembungkaman wanita memiliki beberapa menifestasi dan bukti pada wacana public. Wanita kurang dapat merasa nyaman dan kurang ekspresif dimuka umum daripada pria serta mereka kurang bisa nyaman di muka umum daripada dalam situasi lebih pribadi. Sebagai akibatnya, wanita mengawasi komunikasi mereka sendiri lebih intensif daripada yang pria lakukan. Wanita memperhatikan apa yang mereka katakana serta menerjemahkan apa yang mereka rasakan dan pikirkan kedalam istilah pria. Ketika pemaknaan maskulin dan feminine serta pertanyaan konflik, maskulin cenderung menang karena dominasi laki-laki di masyarakat. Hasilnya adalah wanita dihilangkan.

Kramarae memperluaskan karya Ardener dengan cara menyatukan dengan hasil penelitian pada wanita dan komunikasi. Kramarae memberikan perhatian khusus pada cara wanita menerjemahkan persepsi mereka sendiri kedalam dunia sudut pandang pria dalam rangka untuk ikut andil dalam kehidupan public. Bagi seseorang, wanita terkadang kesulitan dalam mengekspresikan diri mereka sendiri daripada pria. Pengalaman wanita biasa adalah tidak dapat berkata-kata terhadap pengalaman yang digolongkan sebagai feminin, nampaknya karena pria tidak membagi perasaannya tidak mengembangkan kaidah untuk feminin. Akan tetapi disaat yang sama, memahami pemaknaan pria lebih mudah daripada pria yang memahami wanita karena mereka harus mengetahui kebiasaan system yang dominan.

Dari sumbernya….
Tidak ada yang sederhana tentang pembungkaman. Bukan selalu masalah yang harus “ dipecahkan.” Ada keheningan Dalam meditasi; melepaskan diri dari kehidupan bising urban; menghargai diri kita sendiri dan orang lain; rasa kebersamaan dengan orang lain; beristirahat dari paksaan untuk berbicara. Keheningan dapat juga menjadi sebuah perlindungan, yang tidak harus dibicarakan dengan mengharapkan kebaikan orang lain.

-Cheris Kramarae
Lebih jauh, Kramarae mencatat bahwa karena mereka secara verbal bisu, wanita lebih bergantung pada ekspresi non-verbal dan menggunakan bentuk non-verbal yang berbeda daripada laki-laki. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa, sebagai contoh, ekspresi wajah, penghilangan vocal, dan gerak tubuh lebih penting dalam pembahasan wanita daripada pria. Wanita juga nampaknya menunjukkan sebuah ekspresi keragaman dalam percakapan mereka. Sebagai akibat dari menjadi bungkam, wanita merespons dalam berbagai cara. Salah satu responsnya adalah wanita menciptakan ekspresi mereka sendiri diluar dominasi system pria. Kesadaran yang meningkat dari suatu kelompok dan bentuk lain dari “ jadwal gadis keluar malam “ memberi ruang dan waktu bagi wanita untuk menghabiskan waktu dengan wanita lainnya yang dibuat oleh mereka sendiri.

Penciptaan bentuk ekspresi alternatif adalah khas bagi semua populasi yang dibungkam. Selama zaman Rel Kereta Bawah Tanah, selimut kapas banyak tergantung di langsiran kereta api untuk “ mengeluarkan udara “ selama sehari; Pada kenyataannya, mereka mengisyaratkan kepada pelarian budak bahwa ini adalah rumah persembunyian. Bahkan, pola dari selimut kapas sendiri member petunjuk untuk budak tersebut. Ketika pola monyet memegang kunci inggris ditunjukkan, berarti para budak harus segera mengemasi barang yang dibutuhkan selama di perjalanan; ketika pola katak terguling muncul, berarti waktunya untuk pergi; dan pola selimut kapas “ Dresden “ mengidikasikan bahwa budak harus menuju ke Dresden, kanada. Akan tetapi, karena selimut kapas dipandang tidak signifikan oleh budaya dominan, mereka dapat berfungsi sebagai bentuk sebuah pesan khas yang bahkan tidak dapat “ dipahami “ oleh penangkapan budak.

Sebagai contoh kontemporer, Foss and Foss mewawancarai sejumlah wanita dan menguji bentuk komunikasi mereka. Buku mereka, women speak : the eloquence of women’s lives, meragukan sejumlah asumsi tentang apa yang mendasari komunikasi yang mengesankan, menunjukkan bahwa banyak bentuk komunikasi yang digunakan wanita bernilai dalam kewenangan mereka sendiri, walaupun dianggap tidak signifikan dalam public dunia maskulin. Buku tersebut membuat karya ini lebih dikenal public dalam usahanya untuk memberikan suara pada wanita yang secara normal dihilangkan dari masyarakat.

Kramarae adalah seorang penyokong yang kuat agar wanita memiliki kendali pada dunianya sendiri dengan membuat bentuk komunikasi yang lebih nyaman dan ramah untuk mereka. Ia ingin melihat wanita membuat dunia yang aman untuk kebebasan dan penggalian ide-ide kritis. Hal ini dapat terjadi ketika manusia mengolah semua bentuk penekanan, termasuk bentuk bahasa arogan. Ia ingin melihat sebuah dunia yang saling berkaitan daripada pemisahan dan sebuah dunia yang menghargai daripada yang menolak perbedaan. Ia ingin sebuah dunia di mana informasi dengan bebasnya dpat masuk bagi semua orang.

Bagi Kramarae, untuk menyadari dunia semacam ini berarti mengambil ahli bahasa dan emansipasi dari dominasi patriarki. Menganalisis dan memahami terkadang sulit dipisahkan dari pola dominasi linguistic adalah satu cara untuk mencapai tujuan ini. Kedua, sangatlah penting untuk mempelajari komunikasi wanita dan komunikasi kelompok lain yang terpinggirkan untuk lebih belajar mengenai bentuk komunikasi alternatif. Akhirnya, bentuk baru pasti terbentuk dan digunakan.

Kramarae sendiri, bersama dengan koleganya Paul Treichler and Ann Russo, telah menulis sebuah feminist dictionary yang didalamnya terdapat penciptaan makna baru dan membantu membangun dunia peran wanita yang lebih besar. Karya ini berusaha untuk menangkap fitur-fitur dari sebuah wacana dunia feminis dengan menyertakan kata-kata yang memiliki arti khusus untuk wanita sebagaimana definisi yang terkandung, tidak dengan pria, tetapi dengan perasaan wanita. Sebagai tambahan , kamus tersebut mencakup berbagai kata dan sering berlawanan dengan definisi dari sebuah kata, menyarankan bahwa sebuah kata mungkin berbeda arti dalam konteks, waktu, dan individu yang berbeda. Sebagai contoh, nama lahir ( birth name ) adalah “ sebuah istilah yang digunakan oleh feminis sebagai sebuah label yang lebih akurat untuk nama yang diterima saat lahir dari istilah sebelumnya, nama gadis ( maiden name ) yang memiliki standar implikasi seksual ganda.” Hysterical adalah “ sebuah opsi peran alternatif untuk wanita era Victoria kelas menengah yang dihadapkan dengan konflik pengharapan ( menjadi seorang “ lady “, untuk mengurus rumah, untuk menekan angka kelahiran anak ).” Home adalah “ barak yang nyaman,” “ dimana revolusi dimulai,” serta “ lokasi bekerja dan rekreasi untuk wanita dengan anak kecil.”

Karya bahasa dan kekuasaan menggambarkan sebuah cara bagi karya akademisi feminis untuk meningkatkan kesadaran tentang hubungan kekuasaan dan menyarankan strategi untuk meningkatkan kekuataan dari wanita. Selain itu, jenis karya lain yang terkadang berbeda, yaitu sejenis karya feminis yang melibatkan pengenalan terhadap bentuk strategis dari komunikasi yang sifatnya lebih feminin daripada semua yang sudah ada pada bahasa. Kita sekarang berahli ke teori sejenis ini.

Gaya Femini. Teory gaya femini di anjurkan pertama kali oleh Karlyn Kohrs dan di teliti oleh Bonnie J. Dowdan Mari Boor Toon, meneliti usah-usaha Kramarae ubtuk memahami aspek gender pada bahasa. Inti teorynya adaah bahwa gaya femini berasall daru apa yang telah terhubung pada apa yang telah disebut oleh Acambell “craft learning” dalam hal ini Campbell tidak hanya memaknai keahlian secara harfiah yang secara tradisional berhubung dengan ibu rumah tangga dan dunia ibu (peranan feminine) seperti halnya menjahit, menyulam memasak dan mengurus tanaman, tapi juga keahlian secara emosional, seperti pemeliharaan, empati, dan alasan yang konkret.

Campbell menyatakan bahwa selain gaya ini tidaj membatasu wanita, baik sebagai penbicara atau anggota pendenga, munculnya perasaan yang jauh dari rumah dan keudian menghasilkan jenis pesan: “wacana tersebut kedengaranya pribadi (keahlian di pelajari langsung dari mentor), sangat bergantung pada pengalaman pribadi, anekdot, dan contoh lainya. Halini cenderung akan menjadi sruktur (keahlian di pelajari sedikit demi sedikit, contoh demi contohm yang muncul penyamarataan) hal ini mengundang partisipasa pendengar aakan di sebut sebagai kerabat, dengan pengenalan perasaan berdasarkan pepngalaman”. Salah satu strategi dimana orator wanita menggunakan gaya ini untuk Nampak lebih “seperti wanita”di muka umum dan wanita terus mensesialisasikan untuk berkomuikasii dengan cara yang sesuai dengan kpribadian wanita secara tradisional.

Bonnie J. Dow dan Mari boor Toon memperluas karya gaya feminine mereka, menyisakan sebuah strategi yang efektif dimana pembicara wanita kenteporer bias mendapatkan akses kepada system politik; mereka menggunakan pidato mantan gubernur Texas, Ann Richard, untuk memperliharkan keadaan gaya feminine dalam alur wacana politik dan untuk memperlihatkan bagai manna gaya ini berfungsi sebagai sebuah strategi penguasa pendengaran. Mereka menemukan bahwa Richard berdasarkan pengalamannya mengutuip dari surat pemilih, sebagai contohnya, untuk mengistimewakan alas an konkret dari alas an abstrak. Iya juga menggunakan nada pidato pribadi serta kaidah kasih sayang. Pertalian dan hubungan untuk menguasai pendengaranya supaya mempercayai persepsi dan penelitan mereka sendiri. Di saat yang sama, cara dia menyampaikan maksudnya dengan humor, kisah pribadi dan anekdot membuat wacana lebih dapat di terima pendengaran yang tidak pernah di gunakan pada seorang wanita dalam dunia politik. Dow dan Toon mengajukan bahwa gaya feminine Richard terjadi di balik “adaptasi terhadap rintangan yang diteranngkan oleh patriarkis untuk menawarkan alternative terhadap mode pemikiran dan patriarkis.” Mereka menai pandangan alternative ini sebuah ruang penolakan feminis publick (feminis counter-publick sphere)”.

Jane Blankenship dan Deborah Robson menguji wacana kebijakan wanita di muka umum antara tahun 1991 dan 1994 untuk menentukan apakah sebuah gaya feminine dapat di akui kebenaranya dalam wacana politik kontemporer. Mereka menyipukln bahwa pada kenyataannya memang ada dan di golongkan kepada 5 hal yan paling meninjol: 1. Pengalaman konkret sebagai dasar penilaian politik; 2. Cakupan dan hubungan; 3. Kantor public yang terkonsep seperti sebuah tempat “penyelesaian” dan menguasai orang lain; 4. Pendekatan suci kepada bentuk kebjakan; dan 5. Membawa legislasi wanita ke depan umum. Apa yang tersisa, menurut blankship dan Robson adalah apakah gaya feminin membuat atau mencerminkan sebuah perbedaan dalam proses atau hasil dari kebijakan public.

Dengan tradisi sosiokultural, kita bergerak dalam elemen-elemen pesan terhadap keterkaitan yang lebih besar mengenai cara pesan menciptakan hubungan antar individu dalam kelompok budaya masyarakat. Sebagai mana kita bergerak ke tradisi sosiopsikologis anda akan melihat perubahan dari pesan itu sendiri terhadap proses pesikologis yang terlibat dalam produksi dan penerimaan semua pesan tersebut.

TRADISI SOSIOPSIKOLOGIS
Teori-tori dari tradisi sosiopsikologis berfokus pada bagaimana pelaku komunikasi mengatur pesan. Konsisten dengan karya yang berdasarkan psikologi sosial, penelitian dan teori dari karya ini cenderung kognitif dalam orientasi Berta menjelaskan bagaimana manusia menyatulkan informasi dan perencanaan pesan secara sesuai. Teori-tori ini memandang pilihan individu dan strategi untuk meraih tujuan dari sebuah pesan. Beberapa teori ini melihat perbedaan individu dalam bagaimana manusia merencanakan dan merancang pesan. Di sini, kits akan melihat empat buah karya—teori penyusunan tindakan, model strategi pilihan, model rancangan pesan, dan teori pemaknaan semantik.

Teori Penyusunan Tindakan
Kita mulai bagian ini dengan sebuah teori kognitif umum yang menjelaskan apa yang benar-benar terjadi pads manusia untuk menghasilkan tindakan komunikatif. Dikembangkan oleh John Greene, teori penyusunan tindakan menguji cara kita mengatur pengetahuan dalam pikiran dan menggunakannya untuk membentuk pesan. Menurut teori ini, Anda membentuk pesan dengan menggunakan kandungan pengetahuan dan pengetahuan prosedural. Anda tabu tentang hal-hal dan Anda tahu bagaimana melakukan hal tersebut. Dalam teori penyusunan tindakan, pengetahuan prosedural menjadi intinya.

Untuk mendapatkan gagasan seperti apa pengetahuan prosedural Anda, bayangkan jika memori Anda penuh dengan koneksi antar elemen. Tap elemen dari memori adalah urat syaraf, dan urat syaraf sailing terhubung dengan yang lainnya, lebih seperti jejaring yang terhubung dengan internet. Secara specific, pengetahuan prosedural terdiri dari Murat syaraf yang berhubungan dengan perilaku, akibat, dan situasi. Sebagai contoh, Anda mungkin tersenyum saat menyalarni seseorang dan mengatakan sesuatu, seperti "Hai; apa kabarmu?" kemudian orange lain tersenyurn balik dan berkata, Baik. Bagaimana dengan kabarmu?" Anda menyimpan ini dalam memori Anda sebagai sekumpulan syaraf yang terhubung di many hubungan yang dibuat di antara situasi menyalarni seseorang, tersenyum, dan menggunakan kata tertentu, dengan hasil mendapat salam balik.

Walwpun contoh tersebut sangat sederhana, jaringan hubungan syaraf anda yang sebenarnya adalah perubahan yang terus menerus, system myang kompleks. Akan tetapi, ini bukan sebuah system yang tidak teratur. Suatu waktu, hubungan yang paling sering aktif dan terkini lebih kuat, sehingga syaraf tertentu cenderung berkelompok bersama-sama dalan modul yang di sebut greene dengan rekam procedural (procedural records). Ritual senyum sapaan adalah sebuah contoh sederhana dari sebuah rekam procedural. Akan tetapi, prosedur ini tidak ada batasan yang jelas. Oleh karena itu elemen-elemen senyum, alam, bertanya kabar, dan banyak lagi juga berhubungan dengan hal lain, sehingga rekam procedural tidak mengikat.

Rekam procedural adalah sekumpulan hubungan di antara syaraf dalam sebuah jaringan tindakan yang sebagaiannya adalah hubungan tomatis. Oleh karena anda telah terus menerus melakukan sesuatu secara bersamaan, mereka menjadi terhubung, seperti memindahkan satu kaki dari gas dan mendorong kopling dengan kaki anda yang lainnya. Catatan lainya, sebetulnya mengandung informasi atau makna seperti mengetahui rutinitas kaki dengan gas dan kopling adalah bagian dari penggantian perseneling, penting bagi mobil yang menggunakan pemindah gigi.

Kapanpun anda berindak, anda harus menyusun Prosedur yang tetap atau perilaku di luar dari segala tindakan dalam prosedur memory anda, anda harus memilih yang paling tepat terhadap keadaan dalam rangka menyelesaikan tanggung jawab anda. Anda melakukannya dengan memiih serangkaian tindakan. Kata memilih bagaimanapun, mengingkari kompleksitas dari apa yang sesungguhnya terjadi di balik layar dengan perkiraan anda. Menurut teori ini kapan pun anda bertindak, anda harus menyusun hubungan prilaku yang prosedur catatan yang tepat.

Sebagian besar kelompok tindakan yang telah tersusun berkelompok dengan kuat dan seringnya digunakan, sehingga anda sering bergantung pada mereka seperti tindakan yang di lakukan terlebih dahulu atau di program. Hal ini disebut kumpulan unit (unitized assemblies), rutinitas yang membutuhkan sedikit usaha, anda tiidak perlu banyak memikirkan apa yang harus dilakukan karena seluruh keadaan sudah tersedia dalam memory anda. Ritual salam adalah contoh yang bagus untuk cara ini sebagaimana rutinitas gas dan kopling, ketika anda dulu belajar mobil dengan tongkat pengganti perseneling.

Akan tetpi, situasi seperti ini sering menuntut anda untuk bekerja secara sadar. Mungkin menginginkan sejumlah hasil, termasuk pencapaian obyektif dari seseorang, menunjukan informasi, mengutur percakapan, menghasilkan pidato yang pintar, dan hasil-hasil lainya. Sebagai contoh, ketika anda memperkenalkan diri, anda mungkin ingin bertemu dengan orang lain, ingin terlihat bagus, dan bersenang-senang, semuanya dalam serangkaian tindakan. Anda meny8sun prosedur yang dianggap penting untuk meraih semua orbjektif ini, dan hasilnya adalah representasi mental untuk serangkaian tindakan yang terkoordinasi. Model mental ini adalah representasi keluaran (output representation) ; ini adalah“ rencana” pikiran anda akan menyimpan apa yang akan anda lakukan terhadap situasi yang anda hadapi.

Sebagai contoh, katakana saja bahwa melihat teman anda mengarah pada anda. Dengan tiba-tiba, anda terisi oleh rasa takut karena anda kenal bahwa ibu teman Anda baru saja meninggal serta Anda akan merasa harus berkata dan melakukan sesuatu yang tepat. Bagaimana pikiran 1 mda menangani situasi yang rumit seperti ini? pertarna, situasi akan merangsang atau aktif, tuan 1 iformasi syaraf pads topik ini adalah kematian,teman, salam, merasakan, berbicara,gesture dan banyak lagi. Masing-masing dari Semua syaraf yang aktif ini adalah bagian dari variasi posedur pencatatan. Semua ini yaitu dengan apa yang Greene sebut: koalisi (coalition). di saat yang sama, Anda melihat teman Anda, pikiran anda akan berkumpul membentuk koalisi yang mungkinkan dari prosedur pencatatan. Akan tetapi, Anda tidak dapat menegunakan mereka semuaya. Dari koalisi, pikiran Anda akan dengan cepatnya dan secara berkesinambungan bersama-sama dengan sekelompok tingkatan tindakan dari Ievel paling rendah (seperti pengucapan kata) ampat tingkatan yang tinggi (menyempurnakan tajuan). Hal ini adalah representasi keluaran: segala hal yang perlu Anda ingat dalam rangkai untuk bertindak dengan cara yang tepat dan terkoordinasi. Semua tindakan—dari yang mengingatkan bagaimana Anda menyebutkan kata tertentu sampai bagaimana menunjukkan rasa simpati—sangat terhubung dengan peristiwa ini. Pada contoh tersebut, hubungan lain yang tidak relevan dengan prosedur pencatatan menghilang dengan sendirinya yang disebut membusuk (decay), meninggalkan sebuah representasi hasil yang masuk akal untuk situasi khusus seperti ini.

Tidak ada satu tindakan yang dapat berdiri sendiri. Setiap tindakan melibatkan tindakan intinnya dalam suatu cara atau lainnya. Untuk memperkenalkan dire, Anda harus menggunakan rangkaian tindakan dari suara Anda sampai menggunakan kata-kata dan gesture. Untuk menulis sebuah paragraf, Anda harus menggabungkan serangkaian tindakan, dari mengoordinasikan wawasan untuk menggunakan bahasa, untuk menulis, atau bermain piano. Tindakan kemudian disatukan menjadi jaringan pengetahuan. Setiap pengetahuan dalam rutinitasnya adalah sebuah representasi dari sesuatu yang harus dilakukan. Rangkaian tujuan yang lebih tinggi (membuat perkenalan) dan rutinitas dengan tingkatan yang lebih rendah (seperti tersenyum) disatukan ke dalam representasi keluaran yang menuntun tindakan komunikasi Anda.

Proses penyusunan tindakan tidak hanya membutuhkan pengetahuan dan motivasi, tetapi sehingga memiliki kemampuan untuk mendapatkan kembali serta mengatur tindakan secara efisien dan dengan cepat. Jika Anda berbuat salah atau bermasalah dengan sesuatu, bahkan ketika Anda mempunyai wawasan dan motivasi tepat, maka berarti Anda tidak dapat menyatakan rutinitas terbaik untuk sejumlah alasan. Sebagai contoh, mungkin Anda akan berlatih untuk melakukan hal ini, Anda mungkin tidak dapat memperhatikan aspek penting dari situasi tersebut, Anda mungkin terlalu bergantung pada penggunaan rutinitas, atau Anda pernah mengalami masalah lain dalam proses penyusunan tindakan.

Penyusunan tindakan memakan waktu dan usaha. Semakin kompleks penyusunan tugas, maka waktu dan usaha makin banyak terpakai. Memperkenalkan diri biasanya tidak sesubt seperti menunjukkan rasa simpati pada situasi yang tidak terduga. Walaupun komunikasi nampak merespons terhadap situasi dengan segera tanpa usaha, penelitian menunjukkan bahwa setiap respons memang memakan waktu, jika hanya sebuah pecahan dari satu detik. Tugas kompleks lebih menyita waktu dari pada yang sederhana. Anda tabu dari apa yang Anda alami bahwa Anda berpikir dan berjuang dengan menyampaikannya dalam situasi yang tidak biasa. Ketika seseorang membutuhkan waktu untuk mengatakan sesuatu, jeda dan menganggap, atau biasanya membingungkan, mereka mungkin kesulitan dalam menyatukan prosedur pengetahuan dan merancang sebuah tindakan. Ketika seseorang merespons dengan cepat dan lancar, maka mereka Memperlihatkan bahwa tugas ini relatif mudah dalam keadaan seperti ini.
Dari Surnbemya...
"Bagaimana Anda tahu kapan Anda stiles--i bercinta?" Jackson Pollack dikatakan telah memutuskan sebuah pertanyaan , i-ienyanakut hal tersebut ketika ditanya kan bagaimana is tahu kapan salah satu lukisannya selesai. Tidak lebih dari seni (dan usaha yang mulia), sains terdorono oleh keinginan bersama—sebuah hasrat untuk menggalinya lebih dalam. -leon penyusunan tindakan menahasilkan dan mdaksana . Kan pengejaran yang menggairahkan. Hal ini tidak seperti teoiri pembangunan yang telah selesai.

John Greene
Teori penyusurtan tindakan ini mungkin juga discbut sebagai sebuah teori mikrokognitif Karen berhubungan dengan pengoperasian kognitil yang sangat spesif& Teori lainnya pada buku ini berlawanan dengan teori makrokognitif; mereka membahas bagaimana kita menempatkan pecan secara bersamaan pada sebuah tingkatan yang lebih tinggi. Barbara O'Keefe mengidentifikas: dua pendekatan untuk berteori tentang produksl~ pecan yang is beri istilah strategi pilihan dan mode, rancang-pesan.47 Model strategi pilihan membahw bagaimana pelaku komunikasi memilih strategi pesan untuk meraih tujuannya dan model rancang pesan yang membahas bagaimana pelaku komunikasi sebenarnya menyusun pesan untuk mendapatkan tujuannya. 48 Kita lanjutkan bagian ini pada tradisi sosiopsikologis, kita bahas terlebih dahulu teori-teori yang menggunakan model pemilihan strategi dan kemudian bergerak kepada rancangan pesan.

Model Pemilihan Strategi
Perolehan pemenuhan. Meraih pemenuhan dari orang lain adalah salah sate dari tujuan komunikasi. Berusaha mencoba untukmembiarkan orang lain melakukan apa yang seharusnya mereka kerjakar atau ui-auk menghentikan sesuatu yang Anda tidak suka. Pesan perolehan pemenuhan berada di antara area yang paling di cari dalam bidang komunikasi. Program penelitian yang banyak menghasilkan strategi perolehan pemenuhan pertama dari Gerard Marwell dan David Schmitt. Para peneliti telah membekukan enam belas strategi yang biasa di gunakan untuk memperoleh pemenuhan terhadap orang lain sebagaimana yang di kutip pada table

Marwell dan Schmitt menggunakan sebuah metode penukaran teori sebagai dasar untuk model perolehan pemenuhan mereka. Seseorang akan patuh dalam penukaran sesuatu yang disediakan oleh orang lain: jika Anda melakukan apa yang saya mau, maka saya akan memberikan Anda sesuatu sebagai gantinya—harga, persetujuan, uang, bebas dari kewajiban, dan merasa baik, di antara semua hal lainnya. Metode penukaran yang wring digunakan dalam teori sosial menyisakan kesimpulan bahwa manusia bertindak untuk meraih sesuatu dari orang lain sebagai penukaran

Strategi perolehan pemenuhan Maxwell dan Schmitt 
  1. Janji (promising): menjanjikan suatu hadiah untuk pemenuhan
  2. Ancaman (threatening): mengindikasikan bahwa hukuman akan diterapkan bags yang gaga) memenuhi sesuatu
  3. Mengeiahui hasil positif (showing expertise about positive outcomes): menunjukkan seberapa bagus suatu hat yang akan terjadi pads semua yang patuh
  4. Mengetahui hasil negatif (showing expertise about negative outcomes): menunjukkan seberapa buruk hat yang akan terjadi pads semua yang tidak patuh
  5. Menyukal (liking): menunjukkan pertemanan
  6. Tawaran (pregiving): rnemberikan hadiah sebelum mempertanyakan pemenuhan
  7. Penerapan stimulasl rasa tidak suka (applying aversive stimulation): menerapkan hukuman sampai pemenuhan diterima
  8. Meminta bales buds (calling Ina debt): mengatakan bahwa seseorang berutang sesuatu untuk bantuan di mass tale 
  9. Mengarah pads kewajiban moral (making moral menggambarkan pemenuhan sebagai moral balk yang hares dilakukan
  10. Memuaskan perasaan positif (attributing positive feelings): member) tahu orang lain seberapa baik dia dan akan merasa jika ada suatu pemenuhan
  11. Memuaskan perasaan negatif.(attributing negative feelings): members tahu orang lain seberapa buruk dia dan akan merasa jika tidak ada suatu peinenuhan.
  12. Pencitraan positif (positive altercasting): menghubungkan pemenuhan dengan seseorang. dengan kualitas yang baik
  13. Pencitraan negatif (negative altercasting): menghubungkan ficiak adanya pemenuhan dengan seseorang dengan kualitas yang tidak baik
  14. Mendahulukan kepentingan orang lain (seeking altruistic compliance): mencari pemenuhan secara sederhana seperti sebuah kemurahan hati
  15. Menunjukkan penghargaan/imbalan positif (showing positive esteem): mengatakan bahwa orang tersebut akan disukai olen orang lain, terlebih lagi jika dia patch
  16. Menunjukkan akibat/ganjaran negatif (showing negative esteem): mengatakan bahwa orang tersebut akan kurang disukai oleh orang lain, terlebih lagi jika dia tidak patuh. untuk sesuatu hal lain. Model ini berorien pads kekuasaan. Dengan kata lain, mendapatkan pemenuhan dari orang lain jika Anda mempunyai kekuatan yang cukup dalam konteks sumber dan dapat memberikan atau menahan sesuatu yang mereka inginkan.
Salah satu pertanyaan yang paling teoretis tentang taktik perolehan pemenuhan adalah bagaimana mengurangi rentetan semua kemungkinan tersebut untuk sebuah susunan strategi atau dimensi umum yang mudah diatur. Bersama dengan daftar bagaimana seseorang mengajak yang lainnya tanpa memberitahukan lebih banyak daripa da yang Anda ketahui. Sebuah daftar yang lebih pendek akan merealisasikan taktik menjadikan kualitas, fungsi, tujuan, atau sekelompoksusunan lainnya yang akan membantu untuk menjelaskan apa yang sebetulnya manusia penuhi ketika mereka mencoba untuk mengajak orang lain.

Dalam usaha untuk menciptakan sejumlah prinsip tersebut, Marrwell dan Schmitt meminta subjek untuk menerapkan keenam belas hal pads tabel 5.1 dalam situasi perolehan pemenuhan yang beragam. Lima strategi urnuin atau sekelompok taktik, muncul. Hal ini meliputi penghargaan/ rewarding ( contohnya, sebuah janji), hukuman/ punishing (contohnya, ancaman), pengetahuaan/ expertise (seperti yang diperlihatkan oleh pengetahuan tentang hadiah), komitmen umum/ emprsonal commitemen (contohnya meliputi seruan moral, dan komitmen personal/personal commitmen(seperti hutang)

Walaupun karya Marrwell dan Schmitt sangat mendasar, kemampuannya untuk menjelaskan pesan perolehan pemenuhan terbatas dan banyak karya yang telah ditulis untuk memperluas pemahaman kits dari proses ini. Salah satu analisis literatur perolehan pemenuhan yang paling meluas adalah karya Lawrence Wheelerss, Robert Barraclough, dan Robert Stewart yang mengulas serta menyatukan variasi skema perolehan pemenuhan. Para peneliti ini yakin bahwa pesan perolehan pemenuhan digolongkan sesuai dengan jenis kekuasaan yang dipakai oleh pelaku komunikasi ketika berusaha untuk ineraih pemenuhan dari individu lain. Kekuasaan adalah akses untuk cumber yang berpengaruh. Ini adalah sebuah hasil dari persepsi antarpersonal, semenjak manusia mempunyai kuasa seperti yang dirasakan oleh yang lainnya.

Kelompok Wheelers memisahkan tiga jeris kekuasaan umum. Jenis yang pertama adalah kemampuan yang dimiliki untuk memanipulasi akibat (manipulate the consequences) dari rangkaian tindakan tertentu. Para orang tua wring menggunakan kekuasaan ini ketika menghukum dan memberi hadiah kepada anak -anal mereka. jika Anda memberitahu anak Anda bahwa Anda akan memberikan mereka video game jika mereka memperoleh nilai yang baik, maka Anda menggunakan jenis kekuasaan ini.

Jenis kekuasaan -yang kedua adalah kemampuan yang dimiliki untuk menentukan Posisi hubungan (relational position) seseorang dengan orang lain. Di sini, orang yang berkuasa dapat mengidentifikasi elemen-elemen tertentu Sari hubungan yang akan menghasilkan kepatuhan. sebagai contoh, jika kekasih Anda berpikir bahwa Anda tidak menjalani hubungan dengan serius, maka Anda mungkin bisa mendapatkan banyak kerja sama karena mungkin saja is takut Anda akan mengakhiri hubungannya.

Jenis kekuasaan yang ketiga adalah kemampuan yang dimiliki untuk menentukan nilai (define values), kewajiban (obligations), atau keduanya. Di sini, seseorang memiliki kredibilitas untuk memberitahu orang lain norma-norma perilaku apa yang dapat diterima atau perlu. Membalas kebaikan, bersikap baik, clan sensitif terhadap kebutuhan orang lain adalah contohnya. Dalam setiap kasus, seorang pelaku komunikasi menentukan apa yang benar dan baik serta orang lain mematuhinya dengan bersikap sesuai standar ini.

Dalam sebuah situasi mendapatkan kepatuhan , Anda mengakses kekuasaan Anda dan meinilih taktik-taktik yang menggunakan kuasa tersebut. Wheeless dan koleganya menuliskan sejumlah taktik yang berhubungan dengan tiga jenis kekuasaan. Sebagai contoh, kemampuan untuk memengaruhi harapan orang lain dan akibat-akibatnya, dapat membuat Anda untuk menggunakan taktik-taktik, seperti janji, ancaman, dan peringatan. Kemampuan untuk memanipulasi hubungan dapat membuat Anda memilih taktik, seperti mengatakan bahwa Anda menyukai orang lain, menghubungkan penghargaan yang positif atau negatif, terlibat dalam pertimbangan emosional, menyanjung, dan sebagainya. Kategori kekuasaan yang ketiga—menentukan nilai dan kewajiban-dapat membuat Anda menggunakan pertimbangan moral, utang, rasa bersalah, dan teknik-teknik lain yang sama.

Karya sastra tentang memperoleh kepatuhan didominasi oleh sejumlah strategi yang mungkin dapat digunakan oleh manusia, tetapi sebagian besar kajian ini sedikit membantu kita untuk memahami dasar-dasar pemilihan strategi. Teori konstruktivisme berikut akan mengisi lubang ini.

Konstruktivisme.
Konstruktivisme adalah sebuah teori yang dikembangkan oleh Jesse Delia dan koleganya, memiliki pengaruh yang kuat pads bidang komunikasi- 52 Teori tersebut bahwa individu menafsir dan bertindak menurut kategori konseptual yang ada dalam pikiran. Realitas tidak menghadirkan dirinya dalam bentuk kasar, tetapi harus disaring melalui cars seseorang melihat sesuatu.

Konstruktivisme sebagian didasarkan pads teori George Kelly tentang gagasan pribadi yang menyatakan bahwa manusia memahami pengalaman dengan berkelompok serta membedakan kejadian menurut kesamaan dan perbedaannya. 53 Perbedaan yang dirasakan tidak terjadi secara alami, tetapi ditentukan oleh hal-hal yang bertentangan dalam sistem kognitif individu. Pasangan yang bertentangan, seperti tinggi/pendek, panas/dingin, dan hitam/putih, yang digunakan untuk memahami kejadian dan banyak hal, disebut gagasan pribadi. Gagasan ini merupakan sumber nama dari teori Kelly—teori gagasan pribadi.

Sistem kognitif seseorang terdiri dari 1 banyak perbedaan. Dengan memisahkan pengalaman ke dalam kategori-kategori, individu memberinya pemaknaan. Sebagai contoh, Anda mungkin melihat ibu Anda sebagai seseorang yang tinggi dan ayah Anda sebagai seseorang yang pendek, kopi itu pan as dan susu itu dingin, jaket favorit Anda berwarna hitam dan topi favorit Anda putih. Gagasan disusun ke dalam skema interpretif yang mengidentifikasi sesuatu dan menernpatkan sebuah objek dalam sebuah kategori. Dengan skeima interpretif, kita memahami sebuah kejadian dengan menempatkannya dalam sebuah kategori yang lebih besar.

Skema interpretif berkembang seiring perkembangan Anda, dengan bergerak dari sesuatu yang re!atif sederhana dan umum ke sesuatu yang relatif kompleks dan khusus. Jade, anak-anak yang masih sangat muda memiliki sistem gagasan yang sederhana, sedangkan sebagian besar orang dewasa memiliki gagasan yang jauh lebih kompleks. Ketika Anda muds, misalnya, Anda mungkin membagi semua orang ke dalam dua jenis: besar dan kecil. Sebaliknya, sekarang Anda memiliki jumlah gagasan besar untuk membedakan orang-orang yang berbeda. Selain itu, bagian-bagian yang berbeda dari sistem gagasan Anda berbeda dalam kerumitannya, sehingga Anda dapat memiliki pemikiran yang lugs tentang musik, tetapi gagasan yang sederhana tentang hubungan internasional.

Oleh karena kerumitan kognitif memainkan sebuah peran yang penting dalam komunikasi, konsep ini merupakan sebuah aliran utama dari konstruktivisme.54 Kerumitan atau kesederhanaan dalam sistem merupakan sebuah fungsi jumlah relatif gagasan dan tingkatan berbeda yang dapat anda buat. Anda tidak memiliki tingkatan kerumitan kognitif yang tetap, tetapi berfikir pada tingkatan pengalaman yang berbeda pada topic yang berbeda. Jumlah gagasan yang anda gunakan pada sebuah topik tertentu disebut diferensiasi kognitif. Orang-orang yang pintar secara kognitif dapat membuat lebih banyak perbedaan dari pada orang-orange yang sederhana secara kognitil. Banyak dari kita yang pergi ke akuntan pajak setiap tahun karena kita tidak memiliki kerumitan kognitif yang cukup dalam hal ini.

Delia dan koleganya telah menunjukkan bahwa pesan-pesan berbeda menurut kerumitannya. Pesan yang sederhana hanya menyampaikan satu tujuan, pesan yang rumit membagi tujuan dan menghadapinya secara bergantian serta pesan yang paling canggih sebenarnya menggabunckan beberapa tujuan dalam satu pesan. 55 Kita sering mencoba menyelesaikan lebih dari satu hal dengan satu tindakan dan pesan-pesan kita berbeda dalam tingkatan di mana mereka dapat meraih tujuan-­tujuan berganda, kadang-kadang bertentangan secara simuitan. Diferensiasi kognitif juga memengaruhi seberapa rumit sebuah pesan.

Selanjutnya, pesan-pesan persuasif yang sangat sederhana hanya menyampaikan tujuan Anda sender tanpa mempertimbangkan kebutuhan orange lain, sedangkan pesan-pesan persuasif yang lebih adaptif din kompleks dirancang untuk memenuhi kebutuhan Anda dan kebutuhan orange lain. Sebagai contoh, jika Anda ingin mengubah perilaku seseorang‑mungkin untuk berhenti merokok—maka Anda mungkin ingin melakukannya dengan cara yang dapat membantu orang lain menyelamatkan mukanya. Hal ini akan memungkinkan Anda untuk setidaknya mencapai dua tujuan dengan pesan yang sama Menyampaikan sebuah pesan untuk tidak merokok dan melindungi ego orang lain. Pesan yang sederhana tidak bisa melakukan hal ini, tetapi pesan yang iebih kompleks dapat ligunakan dengan tepat untuk tujuan ini. Ahli ,konstruktivis menemukan bahwa kecenderungan untuk membantu orange lain menyelamatkan muka berhubungan langsung dengan kerurnitan kognitif.

Gagasan interpersonal sangat penting karena mereka memandu bagaimana kita memahami orang lain. Setiap individu berbeda dalam kerumitan cara mereka memanclang orang lebih. Jika Anda sederhana secara kognitif, makaanda akan cenderung untuk meniru orang lain, sedangkan anda memiliki lebih banyak iferensiasi kognitif, maka Anda akan membuat perbedaan yang lebih sensitif dan lebih halus. secara umum, kerumitan kognitif menghasilkan pemahaman yang baik untuk membingkai pesan-pesan agar dapat dipahami oleh orang lain. Kemampuan ini yang disebut pengambilan sudut pandang, sepertinya menghasilkan argumen dan seruan yang lebih rumit.56 meyesuaikan komunikasi seseorang dengan orang lain disebut dengan komunikasi tentang orang dan manusia berbeda dalam penggunaan pesan-pesan mereka.

Konstruktivisme mengenali bahwa gagasan memiliki asat mula sosial dan dipelajari melalui interaksi dengan orang lain. Selanjutnya, budaya terlihat sangat penting dalam menentukan makna dari kejadian. Kebudayaan dapat memengaruhi cara-cara tujuan komunikasi ditetapkan, bagaimana tujuan dicapai, seperti jenis-jenis gagasan yang digunakan dalam skema kognitif.

Pengumpulan kepatuhan adalah salah dari beberapa jenis komunikasi yang telah diteliti dari sebuah sudut pandang yang terpusat pada orang. Pesan persuasif berkisar dari yang palin sedikit hingga yang paling terpusat pada orang. Pada tingkatan yang paling sederhana, misalnya, yang

seseorang dapat mencoba untuk mencapai satu tujuan kepatuhan dengan memberi perintah atau ancaman. Pada tingkat yang lebih kompleks, seseorang juga dapat mencoba membantu orang lain memahami kenapa kepatuhan itu penting dengan memberikan alasan-alasan untuk patuh. Pada sebuah tingkat kerumitan yang jauh lebih tinggi, seorang pelaku komunikasi dapal mencoba untuk mendapatkan simpati dengan, membangun empati atau pemahaman terhadaf sebuah situasi. Ketika pecan seseorang menjadi lebih kompleks, mereka perlu menggunakar lebih banyak tujuan dan lebih terpusat pada orang.

Pesan-pesan yang menghibur juga telah diteliti dari sudut Pandang seorang ahli konstruktivis Manusia mencoba untuk memberikan dukungan social bagi orang lain dalam berbagai cars dan beberapa metode ini lebih canggih dari yang lain. Penelitian tentang pesan-pesan yang menghibur secara umum mendukung pandangan bahwa individu yang lebih kompleks secara kognitif menghasilkan pesan yang lebih canggih dari pada individu yang kurang kompleks, bahwa pesan-­pesan yang canggih lebih terpusat pada orang daripada pesan yang kurang canggih, dan bahwa semakin canggih pesannya maka semakin efektif dalam memberikan kenyamanan daripada pesan yang kurang canggih.

Sebagai contoh dari komunikasi yang berpusat pada orang, pikirkan kajian Susan Kline dan Janet Ceropski tentang komunikasi antara dokter dan pasien. 60 Kajian ini melibatkan 46 siswa kedokteran yang menyelesaikan berbagai tes, ikut Berta dalam wawancara dengan pasien yang direkam, dan menulis pernyataan mengenai apa yang mereka anggap sebagai tuiuan wawancara m edis. Hasil wawancara kemudian diuji oleh para peneliti dan dibagi menurut seberapa terpusatnya mereka.

Pesan-pesan yang digunakan oleh para. siswa kedokteran diketahui lebih kompleks daripada pesan-pesan yang tidak memiliki kualitas ini. Para peneliti mendapati bahwa banyak, tetapi tidak semua, siswa kedokteran terpusat pada prang ketika mereka berbicara dengan pasien. Beberapa, misalnya, menjelaskan kenapa perlu untuk mengikuti petunjuk. Pesan yang lain nampaknya dapat menangani kesulitan pasien dengan baik dengan mengakui perasaan dan bukan menyangkalnya, membantu pasien memahami ketidaknyamanannya, dan memberikan nasihat. Banyak juga yang menggunakan cara tersebut untuk mengumpulkan informasi. Siswa-siswa ini menanyakan pertanyaan yang lebih mendalam dan mereka memberi pasien waktu yang lebih banyak untuk menceritakan kisah mereka. Penelitian ini menegaskan bahwa mereka yang menggunakan strategi yang terpusat pads orang memiliki skema kognitif yang lebih kompleks untuk memahami orang lain serta lebih mampu untuk mengambil sudut pandang dan berempati pads pasien mereka.

Hama canggihnya, konstruktivisme pada dasarnya masih merupakan sebuah teori pemilihan strategi. Prosedur penelitian konstruktifis biasanya meminta subjek untuk memilih jenis-jenis pesan yang berbeda dan membaginya menurut kategori-kategori strategi. teori berikut menerapkan gagasan pemilihan strategi ini pada suatu aspek tertentu dalam kehidupan sosial.

Teori Kesopanan. Seperti yang ditunjukkan oleh konstruktivisme, kita sering kali mencoba untuk menyelesaikan beberapa hal sekaligus, dan kesopanan atau melindungi muka orang lain, sering kali merupakan salah satu tujuan yang ingin kita capai. Perlakuan sosiopsikologis yang paling terkenal tentang kesopanan .dan wajah adalah karya dari Penelope Brown dan Stephen Levinson. 61 Teori ini menyatakan bahwa. Dalam kehidupan sehari-hari kits merancang pesan­pesan yang mefindungi muka.orang lain dan mencapai tujuan yang lain juga.

Brown dan Levinson yakin bahwa kesopanan sering kali juga sebuah tujuan karena hal ini merupakan sebuah nilai universal budaya. Kebudayaan-kebudayaar, yang berbeda memiliki tingkat kesopanan yang berbeda dan cara-­cara untuk sopan yang berbeda, tetapi semua manusia memiliki kebutuhan untuk dihargai dan dilindungi, yang disebut oleh para peneliti ini dengan kebutuhan wajah. Wajah positif adalah keinginan untuk dihargai dan diakui, untuk disukai dan dihormati. Kesopanan positif dirancang untuk memenuhi keinginan-keinginan ini. Menunjukkan perhatian, memberi pujian, dan menggunakan bentuk penyampaian yang terhormat adalah contohnya. 'Wajah negatif adalah keinginan untak bebas dari gangguan atau kekacauan, sedangkan kesopanan negatif dirancang untuk melindungi orang lain ketika kebutuhan wajah negatif terancam. Mengakui bahwa Anda mengesankan ketika membuat sebuah permintaan merupakan sebuah contoh yang umum: "Maaf saja mengganggu Anda, tetapi bisakah Anda memberitahu di many bank terdekat?"

Kesopanan sangat penting ketika kita harus mengancam wajah orang Iain, yang sering terjadi dalam hubungan kita dengan orang lain. Kita memelakukan tindakan mengancam wajah (face threats acts—PTA) ketika kita bersikap dalam cara yang berpotensi gagal dalam memenuhi kebutuhan wajah yang positif atau negatif. Pengancaman bukan wajah adalah sesuatu yang normal clan bukan suatu masalah, tetapi harus ditargani dengan :ara-cara tertentu untuk mengurangi timbulnya masalah yang mungkin terjadi. Ada banyak cara untuk menangani FTA dan kita tidal seialu menanganinya dengan cara yang sama. Apakah kita menyampaikan sebuah ETA, bagaimana kita melakukanny, dan bentuk kesopanan apa yang digunakan, bergantung pada berbagai factor digunakan, FTA mengambil lima bentuk. Kita dapat menyampaikan FTA dengan terns terang itau secara langsung, tanpa tinclakan sopan; (2) rnenyampaikan FTA bersamaan dengan beberapa bentuk kesopanan positif; (3) menyampaikan PTA bersamaan dengan beberapa bentuk kesopanan negatif; (4) menyampaikan FTA secara tidak langsung, tidak diumumkan; atau (5) sama sekali tidak menyampaikan FTA. Kelima pilihan ini disusun berurutan dari yang paling tidak mengancam wajah.

Anggaplah Anda ingin mengajak pengajar Anda untuk mempertimbangkan kembali niiai ujian. Ini merupakan sebuah masalah wajah bagi pengajar karena pengajar telah mengumumkan nilai Anda dan mungkin tidak cukup bagi Anda. Bagaimana Anda akan melakukannya? Salah satu pendekatannya adalah menyampaikan FTA secara Ian-sung, "Saga minta Anda untuk mempertimbangkan kembali nilai saya." Anda

Anggaplah Anda ingin mengajak pengajar Anda untuk mempertimbangkan kembali nilai ujian. Ini merupakan sebuah masalah wajah bagi pengajar karena pengajar telah mengumumkan nilai Anda dan mungkin tidak cukup bagi Anda. Bagaimana Anda akan melakukannya? Salah situ pendekatannya adalah menyampaikan ETA secara langsung, "Saya minta Anda untuk mempertimbangkan kembali nilai saya." Anda mungkin tidak akan memilih Dendekatan ini karma pendekatan ini tidak akan sopan. Sebuah pedekatan yang tidak terlalu mengancam adalah menggabungkan permohonan dengan -sesuatu seperti: "Saya akan sangat menghargainya jika Anda mau melihat niiai sayaa lagi. Siswa-siswa yang lain mengatakan bahwo Anda balk dalam hal ini " Di Rini, kita memiliki sebuah .permohonan (FTA) yang digabungkan dengan sebuah pujian.

Pendekatan yang jauh lebih tidak mengancam adalah deagan menggabungkan ETA dengar kesopanan negating: "Saga sangat minta maaf Saya tahu Anda sangat sibuk, tetapi bisakah saga minty waktu Anda sebentar? Saya akan sangat mengharga jika Ada mau memperhatikan nilai saya lagi Ingatlah bahwa pesan ini memeriuhi kebutuhar wajah negatif dengan mengakui dan memintz maaf atas gangguannya. Nomor 4 terbilang cukup menarik dan kompleks. Sebuah FTA "yang tidal diumumkan adalah salah satu yang bersifat tidal langsung dan ambigu, yang memungkinkan An& untuk menyangknl bahwa pernyataan Anda adalat sebuah FTA. Sebagai contoh, Anda mungkin ingin meminjam mobil teman Anda dengan mengatakan, "Saya bingung bagaimana caranya saya ke kota siang ini untuk mengambil cucian saya?" Anda berharap teman Anda akan tabu dan berkata, "Oh, kanapa tidak pakai mobilku saja?" Namun, jika teman Anda mengatalcan, "Baiklah, tetapi kamu tidak -boleh menggunakan mobil ," Anda selalu dapat menjawab, "Oh, saya tidak ingin meminjam." Dalam memohon agar pengajar Anda mempertimbangkan kembali nilai Anda, Anda mungkin mengatakan sesuatu seperti, "Ya Tuhan, saya tidak menyangka. akan, mendapatkan nilai ini dalam ujian." Anda berharap ia akan menjawab,"Baiklah, kenapa saga tidak membacanya lagi?"—tetapi Mika is menatap Anda dengan menyenangkan, Anda selalu bisa menyangkal bahwa Anda memohon sebuah pertimbangan ulang.

Menurut Brown dan Levinson, strategi­strategi Diana yang akan kits gunakan bergantung pada sebuah rumus sederhana: Wx = D(S,H) + P(H,S) + Rx. Rumus ini berarti bahwa jumlah usaha (W) yang dilakukan seseorang bergantung pada jarak sosial (D) di antara pembicara (S) dan pendengar (H), ditambahkan dengan kekuasaan (P) pendengar atas pembicara, ditambahkan risiko (R) menyakiti orang lain.

Mari kita pikirkan dua contoh berikut. Bayangkan Anda ingin meminta sebuah bantuan yang sederhana dan tidak mengancam dari saudara laki-laki Anda—untuk menurunyan Ada di mal Anda dan saudara laki-laki Anda memiliki status yang sama—ia tidak memiliki kekuasan khusus. atas Anda dan permintaannya tidak mengancam. Anda mungkin akan sedikit berusaha untuk sopan. Sebaliknya, anggaplah Anda ingin meminjam uang dari orangtua Anda Oleh karena Anda menganggap orang tua Anda memiliki status yang lebih tinggi daripada Anda, dan mereka memiliki kekuasaan yang besar atas keuangan Anda, mungkin Anda akan cukup sopan dalam permintaan Anda.

Tentu saja ada beragam tingkatan kesopanan antara perbedaan ini. Salah satu variabel dapat menghalangi variabel lainnya. Sebagai contoh, mungkin ada sedikit jarak sosial, tetapi ada sedikit perbedaan kekuasaan. Mungkin jarak dan kekuasaan tidak terlalu berpengaruh karena FTA sangat kecil. Setiap teori dalam bagian ini melihat pada strategi pesan yang kita pilih untuk keadaan yang berbeda. Kelompok teori selanjutnya melihat pada bagaimana kita sebenarnya merancang pesan.

Model Penyusunan Pesan
Seperti yang kita lihat pada bagian sebelumnya, model pemilihan strategi -menganggap bahwa pelaku komunikasi memilih strategi untuk mencapai tujuan komunikasi mereka. Sebaliknya, teori-teori tcntang penyusunan pesan menggambarkan sebuah skenario yang lebih kompleks, di mans pelaku komunikasi benar-benar menyusun pesan yang sesuai dengan maksud-maksud mereka dalam situasi yang mereka hadapi. Perbedaannya sama seperti antara memilih sebuah rumah dari bangunan lima lantai clan sebuah rumah rancangan sendiri untuk meinenuhi kebutuhan tertentu keluarga Anda. Seperti rumah yang dirancang secara khusus, bentuk pesan menyesuaikan fungsinya. Di sini kita melihat pada tiga teori dalam tradisi ini. 

Teori Perencanaan. Sebuah teori terkemuka tentang perencanaan dalam bidang komunikasi dihasilkan oleh Charles Berger untuk menjelaskan 
Dari Sumbenya ...

Teori perencanaan dikembangkan sebagai jawaban atas gagasan bahwa komunikasi merupakan proses mencapai tujuan. Manusia tidak terlibat dalam kegiatan komunikasi hanya karena mereka memang melakukannya; mereka berkomunikasi untuk memenuhi tujuan. Rencana-rencana kognitif memberikan panduan yang penting dalam menyusun dan menyebarkan pecan-pecan untuk menclapa tujuan. Rencana pecan yang canggung memungkinkan pelaku komunikasi mencapai tujuan mereka dengan lebih banyak dan lebih efisien; sehingga kompetensi komunikasi sangat bergantung pada kualitas rencana pesan individual.

—Charles R. Berger
proses yang dilalui individu dalam merencanakan perilaku komunikasi mereka. Kajian tentang perencanaan merupakan scbuah hiasan dari ilmu kognitif Bertapara psikolog telah memerlakukan banyak pernikiran dan penelitian pada subjek ini. menghubungkan perencanaan kognitif dengan perilaku komunikasi, bagaimanapun, tidak dianggap sebagai sebuah tindakan. Selain itu, penehtian dan teori Berger membantu kita untuk menutup celah ini.

Berger menulis bahwa rencana-rencana darl perilaku komunikasi adalah "representasi kognitif hierarki dari rangkaian tindakan mencapai tujuan. "63 Dengan kata lain, rencana-rencana merupakan gambaran mental dari langkah­langkah yang akan diambil seseorang untuk memenuhi sebuah tujuan. Semuanya disebut hierarki karena tindakan-tindakan tertentu diperlukan untuk menyusun segala sesuatunya, sehingga tindakan-tindakan lain akan dapat diambil. Olch karena itu, perencanaan adalah proses rencana-rencana tindakan. Perencanaan pecan merupakan perhatian utama karena komunikasi sangat penting dalam meraih tujuan. Jika Anda ingin berhasil dalam sebuah kelas, maka Anda mungkin berbicara kep4da siswa lain, teman, dan bahkan pengajar untuk mengetahui apa yang harus dilakukan. Tugas-tugas Anda akan disusun dengan hati-hati untuk memenuhi persyaratannya dan Ada akan berpikir secara sadar mengenai apa yang harus dilakukan dan bagaimana melakukannya

Di antara banyaknya tujuan yang kita coba raih setiap hari, dari rencana untuk makan hingga tempat-tempat yang ingin kita tujuan sosial (social goals) sangatlah penting. Fleh karena Akita makhluk sosial, orang lain penting dalam kehidupan kita, dan kita bertujuan untuk memengaruhi orang lain dalam berbagai cara. Kita dapat mencapai banyak tujuan dengan berkomunikasi dalam cara tertentu, tetapi komunikasi sangat sentral dalam mencapai tujuan social. Memahami sesuatu tentang bagaimana kita berencana mencapai tujuan tersebut merupakan tujuan penting penelitian. Mempelajari perilaku tujuan bukanlah tugas yang mudah. Bagi seseorang, tujuan cenderung merupakan sesuatu yang kompleks. Tujuan sepertinya disusun dalam suatu hierarki dan mencapai tujuan tertentu terlebih dahulu memungkinkan untuk mencapai tujuan lainnya. Sebagai contoh, Anda mungkin mendapati orang lain sangat menarik dan ingin mengenal orang ini, tetapi Anda mungkin harus mencapal beberapa tujuan lain terlebih dahulu seperti mencari cara untuk memulai percakapan dengan orang ini.

Banyak dari tujuan kita yang sebenarnya merupakan bagian dari proses perencanaan itu sendiri. leta-tujuan (meta-goals) ini memandu rencana-rencana yang kita buat. Sebagai contoh, kita biasanya ingin membuat perencanaan dalam cara yang paling mudah, menjadikan efisiensi sebuah meta-tujuan yang penting (itulah sebabnya mengapa kita tidak menemukan lagi kemudi setiap kali kita mengemudi.) Kita ingin bersikap dalam cara sosial yang tepat, sehingga ketepatan adalah meta-tujuan yang lain. Namun, sepertiga dari meta-tujuan bisa jadi adalah kesopanan, kita ingin Sopan dalam proses pencapaian tujuan komunikasi kita.

Kita sering kali mengandalkan rencana­rencana yang diawetkan (canned plans) yang kita gunakan sebelumnya agar perencanaan kita efisien. Rencana-rencana tersebut disimpan dalam ingatan jangka panjang (long-term memory) dan kita mengandalkannya ketika kita membutuhkannya. Oleh karena Anda telah memulai banyak percakapan dalam hidup Anda, Anda tahu bagaimana memulai sesuatu tanpa brtfikir terlalu banyak banyak, mengenai hal trsebut dan Anda mengandalkan metode yang sama yang selalu Anda gunakan. Namun, rencana-rencana yang diawetkan tidak selalu berhasil atau kadang gagall. Atau, tujuannya a adalah sesuatu Lang baru dan rumit Berta membutuhkan pemilciran yang segar.

Katakanlah anda membutuhkan sebuah pinjaman yang besar dan Anda berpikir bisa mendapatkan uangnya dari seorang kerabat dekat—katakanlah, bibi Anda. Anda belum pernah melakukan hal ini sebelumnya dan sebenarnya tidak tabu bagaimana cars mendekatinya. Di sini Anda harus memasukkan sebuah rencana bare dalam ingatan keria (working memory) Anda Ingatan kerja merupakan sebuah tempat di mane Anda dapat menggunakan bagian-bagian dari rencana lama, pengetahuan, dan pemikiran kreatif untuk menghasilkan sebuah cara untuk mendekat masalahnya.

Kekuatan tujuan memengaruhi seberapa kompleksnya rencana kita. Mika Anda sangat menginginkan sesuatu, maka Anda mungkin akan berusaha keras dan menghasilkan sebuah rencana yang terperinci. Jika Anda benar-benar membutuhkan pinjamannya, maka Anda mungkin akan menjalankan rencana tersebut dengan hati­hati. Tentu saja, kompleksitas rencana Anda juga bergantung pada seberapa banyak pengetahuan yang Ada. miliki mengenai pinjaman dan jugs bibi Anda, serta pengetahuan Anda tentang persuasi. Berger mengartikan informasi mengenai topic ini (misalnya, pinjaman dan kerabat) sebagai pengetahuan dalam bidangkhusus (specific domain knowledge) dan informasi mengenai bagaimana berkomunikasi (misaInya, membujuk orang) sebagai pengetahuan dalam bidang umum (general domain knowledge).

Teori Berger memperkirakan bahwa semakin banyak yang Anda tahu (khusus dan umum), akan semakin kompleks rencana Anda. Dengan demikian, jika Anda memiliki banyak motivasi dan pengetahuan, maka Anda akan menciptakan rencana yang lebih kompleks serta jika motivasi dan pengetahuan Anda rendah, maka rencana Anda mungkin tidak akan berkembang. Namun, biasanya ada batasan-batasan pads seberapa kompleksnya sebuah rencana. Dalam komunikasi interpersonal, hal ini sangat mungkin terjadi karena efisiensi meta-tujuan dan ketepatan scsial. Anda tidak bisa melakukan sesuatu yang Anda sukai begitu saja karena adanya usaha yang dibutuhkan dan karena beberapa tindakan tidak tepat secara sosial. Sebagai contoh, Anda mungkin tidak akan membuat sebuah rencana dengan nilai 100 untuk memperoleh uang dari bibi Anda karena hal tersebut akan mernbutuhkan banyak usaha dan tentunva Anda tidak akan memasukkan strategi yang tidak depat diterima secara sosial dengan menghinanya untuk mendapatkan pinjamannya.

Apa yang terjadi jika usaha Anda untuk meraih sebuah tujuan terhalangi? jika tujuannya penting, maka Anda mungkin akan tetap melakukannya, tetapi mungkin Anda akan mencoba sebuah strategi yang berbeda. Sebuah rangkaian tindakan mungkin dibutuhkan untuk mencoba tindakan tertentu yang berbeda yang disebut Berger sebagai Perubahan hierarki rencana, tingkat rendah (low­!evel plan hierarchy alterations) atau Anda dapat menyesuaikan tindakan-tindakan yang lebih umum (perubahan abstrak). Manusia centering membuat penyesuaian dengan tingkatan yang lebih rendah terlebih dahulu. Sebagai contort, katakanlah Anda memutuskan untuk memulai pembicaraan engan subjek pinjaman engan hanya menyebutkan bahwa biaya kuliah Andn kurang. Anggaplah bibi Anda menjawab, "Nak, pasti kamu Senang karena memiliki pekerjaan dengan bayaran tinggi musim pan=es lalu!" Anda tidak mendapatkan reaksi yang Anda harapkan, sehingga Anda mencoba cara lain, misalnya, Benar, dan hal itu sangat membantu, tetapi buku-buku kuliah saya sangat mahal serta uang saya apartemen saya juga demikian." Ini merupakan contoh perubahan tingkat rendah.

Walaupun, kadang-kadang situasi membutuhkan perubahan strategi dari tingkatan ang lebih tinggi. Sebagai contoh, Mika bibi Anda mengatakan, "Ya, uang dapat memecahkan masalah. Semua aset saga terikat dalam sebuah investasi besar saat ini dan saga sendiri juga memiliki sedikit masalah pemasukan," Anda mungkin akan mempertimbangkan kembali apa yang Anda coba untuk mencapainya. Dari pada mengatakan pinjamannya sekarang, Anda dapat sedikit mengubah tujuan Anda dan memutuskan untuk menuggu selarna beberapa minggu untuk meminjam kepada orang lain. Teori Berger menyatakan bahwa apakah Anda membuat penyesuaian tingkat rendah ataupun tingkat tinggi, bergantung sepenuhnya pads seberapa termotivasinya Anda untuk mencapai tujuan tersebut. Mika tujuan sangat penting, maka Anda centering akan membuat penyesuaian tingkat tinggi dan Anda jug akan melakukannya lebih cepat dibandingkan jika motivasi Anda rendah.

Perencanaan dan pencapaian tujuan sangat berhubungan dengan emosi kita.64 Jika tujuan kita terhalangi, maka kita cenderung bereaksi negatif. Sebaliknya, jika rencana kita berhasil, maka Akita sering kali merasa terangkat. Perasaan­perasaan negatif yang kita salami ketika kita gagal mercapai sebuah tujuan, bergantung pada seberapa pentingnya tujuan tersebut. Perasaan-perasaan tersebut sebagian jugs ditentuKan olch seberapa keras kita berusaha untuk mencapainya dan seberapa dekat kita pada tujuan yang sebcnarnya kita dapatkan. Jika Anda telah berusaha dengan sangat keras untuk mendapatkan pinjaman dari bibi Anda dan is membuat Anda merasa sangat optimis bahwa Anda akan mendapatkannya, maka Anda akan sangat kesal jika jawaban akhirnya adalah, "Maaf tetapi. tidak bisa."

Berger mengatakan bahwa ketepatan sosial merupakan sebuah meta tujuan yang penting. Kita biasanya bertindak dalam cara-cara yang tepat secara sosial, tetapi ada beberapa. pengecualian. Oleh karena emosi negatif yang sering kita rasakan ketika tujuannya terhalangi, kita sering kali bertindak dalam cara-cara yang tidak dapat diterima secara sosial ketika hal ini terjadi. Hal ini sangat benar jika tujuan penting kita sell terhalangi. Kadang-kadang ada hal lain juga yang terjadi: kita terus berusaha mencapai tujuan, tetapi karena putus asa, kita cenderung menggunakan rencana yang lebih mudah dan lebih mudah lagi. Sebagai contoh, jika Anda terus berusaha menunjukkan kepada pacar Anda bahwa Anda mencintainya, tetapi nampaknya is tidak pernah menjawabnya, Anda dapat langsung mengatakannya, "Aku mencintaimu" 

Bahkan, jika Akita mencoba untuk mempertahankan sebuah rencana yang kompleks, Akita mungkin merasa bimbang dan memiliki masalah dalam menggunakan rencana tersebut. Kemudahan dalam kita mengikuti sebuah rencana disebut ketidakstabilan tindakan serta manusia menemukan bahwa kadang-kadang merely memilili ketidak stabilan yang besar dan kadang­kadang tidak. Semakin kompleks sebuah rencana dan semakin kita merasa emosional, semakin kecil Perubahan tindakan kits. Sebagian contoh,­dalam sebuah percobaan yang dilakukan oleh Berger dan para koleganya, subjek diminta untuk memberikan argumen kepada orang lain yang mendukung posisi mereka dalam sebuah masalah kontroversial kampus.65 Sebagian subjek tidak diberikan waktu untuk merencanakan argumen mereka dan yang lainnya diberikan waktu perencanaan serta diminta untuk mempersiapkan rencana-rencana pengganti juga.

Orang yang mendapatkan argumen dari subjek sebenarnya merupakan seorang sekutu peneliti dan diperintahkan untuk menolak semua argumen sehingga menghalangi subjek tersebut. Peneliti selanjutnya menghitung jumlah gangguan dalam pembicaraan subjek sebagai pengukur ketidakstabilan. Subjek yang harus mengembangkan rencana-rencana pengganti secara umum lebih stabil, daripada mereka yang tidak mengembangkannya. Hasilnya mungkin disebabkan oleh fakta bahwa kelompok ini harus menemukan rencana-rencana yang lebih kompleks. Dengan demikian, bagaimana melakukan pendekatan pads sebuah pesan bisa menjadi urusan yang rumit. Hal ini akan dipengaruhi oleh logika yang kits gunakan, seperti yang ditunjukkan oleh teori berikut.

Logika Penyusunan Pesan. Barbara O'Keefe memulai karyanya sebagai seorang kontruksivis, tetapi telah mengembangkan orientasi teoretis untuk menggabungkan sebuah model penyusunan pesan. Tesisnya adalah bahwa manusia berpikir dengan cars yang berbeda tentang komunikasi dan pesan serta mereka menggunakan logika yang berbeda dalam memutuskan apa yang akan dilkatakan kepada orang lain dalam sebuah situasi. la menggunakan istiliah glogika pertyusunan pesan (message-design logic) untuk menjelaskan proses pemikiran di balik pesan yang kits ciptakan.66

O'Keefe menggaris bawahi tiga logika penyusunan pesan yang mungkin mencakup dari orang yang kurang memusatkan diri hingga orang yang paling memusatkan dire. Apa yang O'Keefe sebut sebagai logika ekspresif adalah komunikasi untuk pengungkapan perasaan dan- pemikiran sender. Pesan-pesan dalam cars ini bersifat terbuka dan reaktif, dengan ,adanya sedikit perhatian pada kebutuhan atau keinginan orang lain. Dalam hal ini, logika ekspresif terpusat pada diri sendiri, tetapi bukanlah orang lain atau terpusat pada seseorang (person centered) dalam bahasa konstruktivisme. Sebuah contoh pesan yang berasal dari logika ini Lisa jadi sebuah respons marsh terhadap seorang teman yang lupa membeli tiket untuk menonton sebuah konser. 

Logika conventional (rhetorical logic) memandang komunikasi sebagai sebuah permainan yang dimainkan dengan peraturan berikut. Di sini, komunikasi adalah sebuah cara pengungkapan diri yang berjalan sesuai dengan aturan-aturan dan norms-norms yang diterima, termasuk hak dan kewajiban setiap orang yang terlibat. Logika ini bertujuan untuk menyusun pesan-pesan yang sopan, tepat, dan didasarkan pads aturan-aturan yang diketahui setiap orang. 5ebagai contoh, dalam situasi tiket, Anda dapat mengingatkan orang lain bahwa mereka mem ili ki tanggung jawab dan mereka telah setuju untukmendapatkan tiketnya.

Bentuk ketiga yang dipaparkan oleh O'Keefe logika retoris -memandang Sebagai sebuah Kara perubahan aturan melalui negosiasi. Pesan-pesan yang sitsusun dengan logika ini cenderung luwes, berwawasan, dan terpusat pada seseorang. Mereka cenderung mengerangkakan kembali situasi, sehingga tujuan yang beragam tersebut—termasuk persuasi dan kesopanan bergabung dalam sebuah kesatuan yang kuat. sebuah contoh akan menyatakan dengan sopan cara-cara di mana teman Ada dapat memecahkan masalah tiket konser ini.

O'Keefe memperhatikan bahwa dalam situasi tertentu, pesan-pesan cenderung samba, tetapi pada situasi lain, mereka berbeda. Sebagai contoh, jika knda merninta 10 orang Leman untuk menjelaskan ipartemen mereka, mereka akan menjelaskannya dengan cara yang sama. Sebalilcnya, jika Anda rneminta mereka untuk mengevaluasi hasil kerja pada sebuah proyek tim, maka mereka mungkin ikan melakukannya dengan cara yang berbeda. contoh ini menggambarkan perbedaan pesan :message diversity). Dalam beberapa situasi, ada ;edikit perbedaan dan dalam situasi lainnya ada lebih banyan berbedaan. jika tujuan komunikasi cukup sederhana dan menghadapinya bukanlah sebuah masalah, maka setiap logika penyusunan akan menghasilkan bentuk pesan yang sama. Sebalilcnya, jika tujuannya banyak dan kompleks serta menghadapirlya adalah sebuah adalah, maka logika penyusunan yang berbedaan akan menghasilkan bentuk pesan yang berbeda.

Teori-teori yang dibahas dalam bagian ini yang memberitahu kita bagaimana pesan terbentuk, tetapi tidak banyak mengatakan bagaimana pesann diterima atau dipahami. Teori berikut, sekarang merupakan karya klasik dalam bidangnya, menyampaikan masalah ini.

Teori Pengartian secara Semantik
Penafsiran adaiah sebuah istilah untuk bagaimana kita memahami pengalaman kita. Charles Osgood, seorang psikolog social terkemuka pada tahun 1960-an, mengembangkan salah satu teori yang paling berpengaruh tentang makna. Pada masa itu, psikologi didominasi oleh ilmu perilaku, tetapi pendekatan kognitif baru saja mulai populer; teorinya sebenarnya memiliki dasar di kedua tradisi tersebut. Teori Osgood berhubungan dengan cara-cara mempelajari makna dan makna tersebut berhubungan dengan bagaimana mana pemikiran dan perilaku.68 Sekarang dianggap sebagai sebuah karya, teori Oisgood adalah sebuah tempat yang berguna untuk. mulai berpikir tentang bagaimana lawan bicara memahami pesan.

Mari kita mulai dengan sebuah contort sederhana dan lihat bagairnana Osgood bekerja dengan contoh tersebut. Asosiasi apa yang Anda miliki untuk kata terbang? Mungkin Ada melihat terbang sebagai suatu cars bepergian yang menyenangkan dan efisien atau mungkin Anda melihatnya sebagai sesuatu yang berat, berbahaya, dan menakutkan. Apa pun asosiasi Anda, itu adalah konotasi Anda terhadap istilah tersebut. Teori Osgood mencoba untuk menjelaskan konotasi ini dan darimana konotasi tersebut berasal. Dengan kata lain, teori ini membantu kits melihat bagaimana pesan-pesan dipaharni.

Teori Osgood memulai dengan bagaimana individu belajar-bahwa kits memberi respons terhadap rangsangan dalam lingkungan, membentuk sebuah huburgan rangsangan­respons (R-R). Osgood yakin bahwa asosiasi R-R yang dipelajari ini bertanggungjawab dalam pembentukan makna, yang nierupakan sebuah respons mental yang internal terhadap rangsangan. Ketika Anda melihat sebuah pesawat terbang, mendengar kata terbang dibicarakan dalam sebuah percakapan, atau berpikir tentang terbang, maka akan muncul sebuah asosiasi internal dalam pikiran Anda untuk kata terbatig clan asosiasi ini mends sari pemaknaan Anda untuk konsep-konsep tersebut.

Oleh sebab situ, pemaknaan Anda berada di antara rangsangan fisik—terbang—dan respons perilaku Anda terhadap rangsangan tersebut. Dengan kata lain, bagaimana Anda merespons ditengahi oleh representasi internal dalam pikiran Anda. Rangsangan dari luar menghasilkan sebuah pemaknaan internal yang akan menghasilkan respons ke luar. Pemaknaan internal itu sendiri dapat dibagi menjadi dua bagian: respons internal dan rangsangan internal. Keseluruhan rangkaian terdiri atas: (1) rangsangan fisik; (2) respons internal; (3) rangsangan internal; dan (4) respons ke arah luar. Sebagai contoh, seseorang yang takut terbang memiliki sebuah respons internal (rasa takut terhadap pesawat terbang dan rasa takut ini mernicu kecenderungan penghindaran yang merupakan sehuah rangsangan internal bagi respons ke lunar, yaitu tidal naik pesawat terbang. Gambar 5.1 menggambarkan proses ini.

Selin merespons pads objek-objek atau pengalaman fisik—seperti pesawat terbang atau terbang—kita juga bisa merespons pads kata-kata dan gerak tubuh. Dengan kata lain, ketika tanda dipasangkan dengan makna, tanda tersebut akan memberikan respons yang sama atau mirip. Inilah sebabnya kenapa hanya dengan menyebut kata. terbang saja bisa menakutkan bagi sebagian orang. Bahkan, jika mereka tidak benar-benar takut pada penyebutan kata pesawat terbang, maka mereka akan memberitahu Anda bahwa mereka akan memillh untuk tidak terbang karena mereka tabu akan seperti apa respons mereka sebenarnya.

Manna, karena hal itu bersifalt internal dan istimewa terhadap pengalaman seseorang dengan rangsangan alami, disebut sebagai konotatif. Jika Anda takut terhadap laba-laba, maka seekor laba­laba menghasilkan respons untuk lari. Ketika kata laba-laba diasosiasikan dengan sebuah objek yang pernah Anda memiliki sewaktu Anda kecil, maka sebagian respons Anda (rasa takut) terasosiasi dengan kata itu sendiri. Pemaknaan internal ini menengahi respons Anda terhadap kata tersebut, bahkan ketika objek sebenarnya tidak ada.

Sebagian besar manna tidak dipelajari sehagai sebuah Basil dari pengalaman langsung dengan rangsangan yang salami, tetapi dipelajari dengan sebuah asosias antra satu tanda dengan tanda lainnya, sebuah proses yang bisa terjadi secara terpisah, di luar kontak fisik dengan rangsangan sebenarnya. Di sini, makna dari salah satu konsep "hilang" oleh asosiasinya dengan makna lain. Untuk meneruskan contoh kita, bayangkan bahwa sebagai seorang anak, Anda telah membuat respons-respons internal terhadap kata-kata laba-laba, besar, dan berbulu. Katakanlah Anda mendengar sebuah cerita tentang seekor tarantula, yang digambarkan dengan "laba-laba yang besar dan berbulu:' Melalui asosiasi, Anda sekarang akan memiliki sebuah makna untuk kata barn tarantula, yang mungkin juga membawa beberapa gabungan konotasi yang sebelumnya dilekatkan pada kata­kata lain karena asosiasinya dengan kata-kata ini. Jika Anda mengasosiasikan kata laba-laba dengan rasa takut, besar dengan berbahaya, berbuludengan perasaan mengerikan, maka Anda cukup bereaksi terhadap tarantula yang asli atau khayalan dengan lari. Contoh dari rasa takut untuk terbang dan rasa takut erhadap laba-laba adalah negatif, tetapi semua pemaknaan-termasuk yang positing dan yang netral—dipelajari dengan cars yang sama.

Salan satu kontribusi besar Osgood adalah karyanya pada pengukuran makna. la mengembangkan perbedaan semantik, sebuah alas bantu pengukuran yang beranggapan bahwa pernaknaan seseorang dapat diungkapkan dengan penggunaan kata-kata sifat. 70 Metodenya dimulai dengan mencari seperangkat kata sifat yang dapat digunakan untuk mengungkapkan konotasi anda bagi setiap rangsangan, termasuk sebuah tanda. Kata sifat-kata sifat ini disuse salffig bertentangan, seperti baik/buruk, tinggikendah, lambat/cepat. Anda diberikan sebuah topik, kata, atau tanda lain dan diminta untuk menunjukkan pada sebuab skala 7 poin bagaiinana Anda mengasosiasikan

tanda dengan pasangan-pasangan kata sifat. Sebuah skala terlihat seperti ini: baik _:_:_:_:_:_ buruk. Subjek meletakkan sebuah tanda pads ruang kosong di antara kata sifat-kata sifat tersebut untuk menunjukkan tingkatan baik atau buruk yang dihubungkan dengan rangsangan. Subjek boleh mengisi sebanyak lima puluh skala tersebut untuk setiap rangsangan, masing-masing dengan kata sifat yang bertentangan (cepat/lambat, aktif/ non-aktif, dan sebagainya). Anda mungkin akan mendapati sebuah kata seperti pesawat terbang atau labs-labs dan diminta untuk mengisi skala ini

Osgood selanjutnya menggunakan sebuah teknik statistika yang disebut analisis faktor antuk mengetahui dimensi dasar pemaknaan anda. Penemuannya dalam peneiitian ini telah menghasilkan teori ruang semantik.71 Pemaknaan Anda bagi setiap tanda diklatakan tcrletak dalam sebuah ruang metaforis yang terdiri dari tiga dimensi -utama: evaluasi, aktivitas, dan potensi. Tanda yang ada, mungki n sebuah kata atau konsep, menimbulkan sebuah reaksi dalam diri seseorang, terdiri etas sebuah pemahaman tentang evaluasi (baik atau buruk), aktivitas (aktif atau non-aktif), dan potensi (kuat ).tau lemah).

Perna knaan konotatif Ada akan berada din suatu tempat dalam Huang hipotetis ini, bergantung panda. respons Ada terhadap ketiga Faktor tersebut. Sebagai contch, pesawat terbang tnungkin dipandang sebagai sesuatu yang batik, aktif, dan kuat. Mungkin dapat jugs dipandang sebagai sesuatu yang uruk, aktif, dan kuat. Seekor laba-laba mungkin dirasakan sebagai sesuatu yang buruk, pasit, dan kuat atau mungkin baik, aktif, dan lemah. Gambar 5.2 menggambarkan ruang semantik.

Osgood dan yang lainnya telah melakukan penelitian semantik yang berbeda terhadap beragam jenis konsep, termasuk kata-kata, musik, seni, dan bahkan suara-suara sonar, mereka telah meneliti bahwa konsep ini ada dalam cakupan budaya yang lugs juga. Osgood meyakini bahwa ketiga konsep pemaknaan—evaluasi, aktivitas, dan potensi-berlaku pads semua orang dan semua konsep. 73 Jika dimensi-dimensi ini seuniversal yang Osgood yakini, maka is telah memajukan pemahaman kita tentang makna secara signifikan.

Semua teori dalam bagian ini berorientasi psikologis; semuanya sangat dipengaruhi oleh karya-karya dalam psikologi social, bergantung pada data yang individualistic dan eksperimental. Biding ini pada dasarnya telah berkontribusi bagi teori komunikasi, menjembatani individu dan pesan. Pertanyaan tentang bagaimana individu menghasilkan pesan telah- menjadi sebuah pertimbangan penting dalam bidang komunikasi selama hampir 4 dekade. Tradisi fenomenologis dalam teori pecan yang akan kita periksa Ianjutnya juga bersifat individualistic, tetapi terbentuk oleh anggapan-anggapan yang berbeda dan bergantung pada jenis data yang sangat berbeda.

TRADES FENOMENOLOGIS
Tradisi fenomenologis menekankan pros, inte,rpretasi, tetapi dalam cars yang sang berbeda daripada yang dilakukan oleh Osgoo Teori Osgood—yang jelas-jelas didasarkan pada tradisi sosiopsikologis—melihat interprets sebagai sebuah proses intuitif, tidak sadar kognitif, dan berhubungan dengan perilak Sebaliknya, teori-teori fenomenologis melih interpretasi sebagai sebuah proses pemahaman yang sadar dan hati-hati. Fenomenologi secara harfiah berarti penclitian tentang pengalaman sadar, dimana interpretasi mengambil peranan yang penting. 

flurmeneutika, diartikan sebagai penafsiran naskah yang sengaja dan hati-hati, merupakan dasar bagi tradisi fenomenologis dalam penelitian pesan. Hermeneutika mencuat sebagai sebuah cara untuk memahami naskah-naskah kuno seperti Alkitab yang tidak dapat lagi dijelaskan oleh penulisnya. Pengadilan Tinggi menggunakan hermeneutika untuk menafsirkan Konstitusi Amerika Serikat. Saat ini. sebenarnya semua naskah terbuka untuk penafsiran dan apakah penulisnya masih hidup untuk nenielaskan apa yang dia maksucikan tidak dianggap relevan. Naskah itu sender berbicara kepada kita; naskah memiliki artinya sendiri- terlepas Bari apa yang terlepas oleh penulis, pembicara, atau lawan bicara. oleh arena situ, tantangan hermeneutika adalah untuk memastikan arti dari sebuab naskah.

Hermeneutiko modern dimulai pada awal ibad ke-19 oleh Friedrich Schleiermacher.74 schleiermacher mencoba untuk membuat sebuah sistem untuk menemukan apa yang dimaksud oleh pars penulis dalam tulisan-tulisan mereka. Ia menggunakan sebuah pendekatan ilmiab antuk analisis naskah, yang diyakininya akan menjadi kunci bagi vemaknaan dan perasaan penulis yang sebenarnya. Selanjutnya, penulis biografi Schleiermacher, Wilhelm Dilthey, sangat terpengaruh oleh gagasan-gagasan ini. Namun, bagi Dilthey, hermeneutika rnerupakan kunci bagi semua ilmu pengetahuan tentang kemanusiaan dan masyarakat; ia yakin bahwa kita dapat memahami semua aspek.

kehidupan manusia, bukan dengan metode ilmiah, tetapi melalui penafsiran subjektif. Bagi Dilthey, dunia manusia adalah sosial dan historis serta memerlukan pemaharnan dalam masyarakat, tempat manusia tersebut hidup dan bekerja. Dengan demikian, pekerjaan­pekerjaan manusia tidak ditetapkan dan tidak dapat diketahui secara objektif. Oleh karena situ, Dilthey iengangkat sebuah relativisme historis yang umum dalam ilmu pengetahuan sosial saat ini.

Ada beberapa cabang hermeneutika, termasuk penafsiran Injil (penjelasan), penafsiran naskah sastra (filologi), dan penafsiran tindakan manusia (hermeneutika sosial) . Dalam dua cabang yang pertarna, para akademisi menggunakan hermeneutika untuk memahami naskah-naskah Injil dan sastra, hal ini merupakan. tradisi yang paling diasosiasikan dengan Schleiermacher. Para peneliti dalam apayang disebut tradisi hermeneutic sosial atau kultural—yang bergantung pada sudut pandang yang dikembangkan oleh Dilthcy­menggunakan hermeneutika sebagai sebuah slat bantu untuk menafsirkan tindakan. 77 Dalam bab ini, kami mencakup hermeneutika naskah pada bagian ini dan hermeneutika kultural pada bagian selanjutnya.

Umumnya, naskah-naskah merupakan peninggalan budaya yang dapat diteliti danditafsirkan. Walaupun hermeneutic biasanya diaplikasikan pada kata tertulis, sebenarnya tidak terbatas pada itu raja. Sebuah naskah pada dasarnya merupakan sebuah catatan kejadian yang terjadi pada suatu waktu di masa lalu—kadang-kadang dalam masa lalu yang dekat—baik berupa tulisan, elektronik, foto, catatan lapangan, atau dibuat dengan cara-cara yang lain. Bahkan, tindakan dapat dilihat sebagai naskah, tetapi seringnya, istilah menandakan catatan dokumen atau catatan lainnya.79 Masalahnya tetap sama: Bagaimana kits menafsirkan sebuah pesan yang tidak lagi menjadi sebuah bagian dari kejadian yang sebenarnya?

Walaupun ada sedikit persetujuan panda teknik teknik khusus dalam penafsiran, hampir semua kelompok pemikiran bergantung pada sebuah gagasan umum dari proses generalnya, yang disebut lingkaran hermeneutika. Anda menafsirkan sesuatu dengan beralih dari yang umum ke yang khusus dan sebaliknya. Anda melihat pada sebuah naskah khusus mengenai gagasan umum tentang apa yang mungkin dimaksud oleh naskah tersebut, selanjutnya ubahlah gagasan umum Anda berdasarkan pada pengujian bagian-bagian khusus dari naskah Anda. Penafsiran Anda berlangsung terus menerus, ketika And bergerak maju dan mundur antara sesuatu yang khusus dar mum. Anda dapat melihat pada gabungan makna sebuah naskah dan kemudian menguji susunan linguistic tertentu darl naskah tersebut. Selanjutnya, Anda dapat kembali pada keseluruhan makna, hanya untuk kembali pada bagian. yang khusus lagi.

Di dalam lingkaran. Anda selalu menghubungkan apa yang terlihat pada objek dengan apa yang Anda ketahui. Selanjutnya, Anda beralih dari susunan konsep yang dikenal ke susunan konsep yang asing bagi Anda hingga keduanya bergabung dalam penafsiran sementara. Anggaplah Alkitab sebagai contohnya. Para juru bahasa mulai dengan menghubungkan naskah dengan apa yang sudah mereka pahami sebelumnya, mencari detail yang tidak ada penjelasannya dalam Injil, mengubah penafsiran aslinya, merneriksa ulang naskahnya, dan seterusnya. Anda dapat melihat bahwa ini benar‑benar rnerupakan sebuah dialog antara makna dalam naskah dan pemahaman serta asumsi­asumsi yang ada pada saat ini. Hermeneutika sosial bekerja dengan cara yang sama. dalan menafsirkan tindakan dari kebudayaan asing, para antropolog pertama-tama mencoba untuk memahami apa yang sedang terjadi dengan konsep yang telah dikenal; selanjutnya, para antropolog menemukan bagaimana manusia sendiri memahami pengalaman mereka dan menggunakan informasi ini untuk mengubah kategori-kategori yang telah digunakan sebelumnya.

Ada banyak penulis yang terkemuka dalam penafsiran laskah. Tiga teori yang paling terkenal—yang dikembangkan oleh Paula Ricoeur, Stanley Fish, dan Hans-Georg Gadamer—dibahas di sini.

Paul Ricoeur
Paul Ricocur merupakar Sahli teori tentang penafsiran yang sangat bergantung pada tradisi fenomenologis dan hermeneutika. Walaupun is menyadarl pentingnya kemampuan berbicara yang sebenarnya, yang paling penting bagi Ricocur adalah naskah. Ketika kemampuan, berbicara telah direkam, hal tersebut dipisahkan dari pembicaranya dan situasi hal tersebut dihasilkan. ,Naskah tidal dapat dihasilkan dengan cara yang sama seperti wacana iangsung karena mereka ada dalam bentuk yang tetap. Kemampuan berbicara hanya bersifat sementara, tetapi naskah selalu hidup. Penafsiran naskah sangat penting ketika pembicara dan penulls tidaktersedia, seperti pada kasus dokumen-dokumen sejarah. Namun, hall tersest tidal perdu dibatasi pada situasi ini saja. Sebenaniya, iiaskah itu sendiri sell berbicara Kepada kita dan pekerjaan juru bahasa adalah untuk menemukan arti dari apa yang di katakan oleh naskah tersebut.

Riocuer menyebut pemisahan naskah dari situasi sebagai pembedaan (distanciation). Naskah memiliki makna yang berbeda dari maksud penulis yang sebenarnya. Dengan kata lain, Anda dapat membaca sebuah pesan dan memahaminya walaupun sebenarnya anda bukanlah bagian dari situasi tersebut. Jadi, maksud penulis tidak menentukan apa yang menjadi makna naskah tersebut, pemahaman khusus pembaca juga tidak membatasi apa yang naskah tersebut katakana sebenarnya. Ketika ditulis, maskah dapat dibaca oleh siapa saja yang dapat membaca, memberikan, banyak keungkinan pemaknaan. Bagi Ricouer, karena alas an inilah, sehingga penafsiran naskah lebih kompleks dan lebih menarik daripada wacana yang di ucapkan.

Masalahnya tidak seperti penafsiran sebuah nilai musical atau karya seni. 81sebenarnya, anda mungkin tidak mengetahui perasaan dan suasana hati yang dirasakan Mozart dalam mengubah dan memimpin Jupiter Symphony. Jika anda seorang musisi yang berpengalaman, maka anda mungkin dapat menghasilkan sejumlah penafsiran tersebut tidak terbatas; penafsiran anda dibatasi oleh notasi musical. Seorang konduktor mempelajari dengan hati-hati elemen-elemen naskah untuk menentukan makna apa yang tersimpan di dalamnya dan kemudian mulai untuk menghasilkan sebuah penafsiran musical. Versi orchestra pada dasarnya akan berbeda dalam penampilan yang di tampilkan, tetapi anda akan selalu mengenalinya sebagai Jupiter symphony. Sama dengan sebuah karya seni: anda mengetahui bahwa pembuatnya memiliki sebuah pemaknaan bagi karyanya, anda sebagai orang yang melihat memiliki pemaknaan yang lain dan dunia seni bias bias memberikan atau menentukan pemaknaan-pemaknaan lain.

Dengan demikian, makna sebuah naskah mengacu pada keseluruhan pola yang terbentuk oleh semua penafsiran yang merupakan bagisan dari pemaknaanya. Untuk menjawab hal ini, versi lingkaran hermeneutika Ricouer terdiri atas penjelasan dan pemahaman. Penjelasan bersifat empiris dan emiratis: berlaku bagi kejadian-kejadian yang berhubungan dengan pola-pola yang diamati dari bagian-bagian tersebut. Sebagai contoh, dalam mempelajari inji, Anda akan memeriksa dengan hati-hati setiap kata dari setiap ayat, mempelajari etimologisnya, dan mencatat cara mereka membentuk pola pemaknaan. Dalam analisis sebuah naskah, seorang juru bahasa dapat mencari kata dan kalimat yang berulang, tema-tema naratif, serta keragaman tema. Ricouer sendiri tertarik pada kata-kata tertentu yang memiliki metafora, kata-kata yang memiliki makna tersembunyi di balik permukaan tulisan. Tidak ada satupun dari elemen-elemen pembentuk ini yang memiliki makna di dalam dan mengenai dirinya sendiri; elemen tersebut harus di gabungkan dalam tahapan pemahan dalam penafsiran untuk membentuk pola-pola yang memiliki makna.

Pemahaman adalah sintetis, digunakan untuk kejadian-kejadian yang berhubungan dengan seluruh penafsiran. Oleh sebab itu dalam meneruskan kajian tentang Injil, Anda akan menggabungkan semua elemen yang anda temukan, mencari pemaknaan holistic atau umum dari wacana yang sedang dikaji. Dalam hermeneutika, seseorang melewati kedua proses tersebut, memisahkan naskah ke dalam bagian-bagian dan mencari pola-pola, selanjutnya kembali lagi dan secara subjektif menilai keseluruhan pemaknaanya. Anda bergerak dari pemahaman ke penjelasan dan kembali pada pemahaman lagi dalam sebuah lingkaran tanpa akhir. Oleh karena itu, penjelasan dan pemahaman tidak terpisah, tetapi merupakan dua kutub dalam spectrum penafsiran.

Ricouer setuju bahwa ada hubungan yang intim antaran naskah dan juru bahasa. Ricouer menyebut keterbukaan terhadap makna dari sebuah naskah sebagai pemberian (approtiation). Jika nada terbuka terhadap mengambilnya atau menjadikannya milik anda. Jadi, penafsiran mulai dengan pembedaan, tetapi berakir dengan pemberian. Untuk menafsirkan bagian-bagian injil, anda akan menghilangkan minat anda dari penelitian. Anda tentang makna-makna intristik dalam naskah tersebut, tetapi kemudian anda akan menerapkan makna-makna tersebut pada situasi anda.

Sebuah contoh penafsiran Ricouer adalah penelitian Barbara Warnick tentang pemeriksaan yang tentangnaskah tersebut, Warnick melihat pada pengungkapan perantara seperti “leluhur kita,” “mereka yang telah memberikan hidupnya,” “kita,” dan orang-orang dari masa depan. Tempat mengacu pada Negara kita “di atas benua ini” dan “sebuah meda perang besar”. Waktu mengacu pada masa lalu yang sangat lama (“empat abad dan tujuh”), masa lalu yang dekat, masa sekarang, dan masa depan yang mungkin. Naskah dapat mengubah kesegaran situasi saat ini dengan berputar maju dan mundur dari saat ini ke saat-saat lain, dari perantara yang ada sekarang ke perantara lain yang ada di masa lalu dan di masa depan, dan dari tempat ini ke tempat-tempat lain. Ketika melakukannya, naskah menceritaka tentang kelahiran, kesengsaraan, pengenaan nilai-nilai, kelahiran kembali, dan pengabdian nilai-nilai yang dihargai.

Dalam sebuah contoh pemberian, warnick mencatat bahwa cerita ini sama dengan cerita Kristen, yang sangat menarik dalam kehidupan kita. Nilai-nilai lain kebudayaan amerika juga di tanamkan dengan mendalam pada naskah. Warnick menunjukan bagaimana detail naskah dan eseluruhan pemahaman naskah tersebut sebagai sebuah penonjolan cita-cita amerika yang berjalan beriringan. Keseluruhan pemahaman Warnick tentang kemampuan berbicara adalah bahwa hal tersebut mengungkapkan nilai-nilai yang merupakan bagiannya, tetapi mengubah, situasi saat ini, dan untuk alasan ini, naskah relevan terhadap semua generasi amerika.

Stanley fish
Fish adalah seorang kritikus sastra yang paling di kenal dalam bidang bahasa inggris, kajian sastra, dan media. Ia memiliki sebuah ketertarikan yang kuat dalam sastra serta sebagian besar karyanya berpusat pada penafsiran tekstual dan pertanyaan tentang letak makna. Megambil cara yang sangat berbeda dari Ricouer , Fish menyangkal bahwa semua makna dapat di temukan dalam naskah. Baginya, makna terletak dalam pembaca, yang merujuk pada penyebutan karya Fish yang paling berhubungan−teori respons pembaca (reader response theory). 83pertanyaan yang tepat bukanlah “apa yang dimaksud oleh sebuah naskah?”, tetapi “apa yang di lakukan oleh sebuah naskah?”.

Jelasnya, naskah merangsang pembacaan yang aktif, tetapi pembaca sendiri, bukan naskahnya yang memberikan maknanya. Jika anda pernah mengmbil mata pelajaran sastra amerika abad ke-19, maka anda mungkin menghabiskan banyak waktu untuk membicarakan makna dari Moby Dick. Anda mungkin menemukan bahwa setiap hal yang berbeda dalam naskah terseut. Mungkin anda menghabiskan waktu untuk mencoba mencari tahu makna sebenarnya dari naskah tersebut dan anda mungkin menggunakan hermeneutika untuk melakukannya. Fish akan mengatakan bahwa Moby Dick sebagai sebuah naskah yang tidak memiliki makna, tetapi pembaca akan menganggapnya memiliki banyak makna.

Namun, fish jelas dalam menyebutkan bahwa pemaknaan bukanlah masalah individu. Anda tidak memutuskan dengan sewenang-wenang makna senuah naskah, pemaknaan anda juga tidak istimewa. Dengan mengikuti sebuah pendekatan konstruksionis social, fish mengajarkan bahwa pembaca merupakan anggota dari komunitas interpretif-kelompok yang saling berinteraksi, membentuk realitas dan pemaknaan umum, serta menggunakannya dalam pembacaan mereka. Jadi, pemaknaan terletak dalam komunitas intrepensif pembaca.

Dalam kelas sastra, anda dapat berbagi sebuah pembacaan yang sama tentang Moby Dick. Hal ini dapat terjadi karena status anda sebagai siswa bahasa inggris, seperti diskusi dalam kelas, berbagi buku pelajaran yang sama, menyelesaikan ujian yang sama, dan memiliki pengajar yang sama. Mungkin kelas tersebut akan menjadi sebuah komunitas interpretif dengan pemaknaan yang sama dari novel tersebut. Sebenarnya, kelas anda akan terhubung dengan kelas-kelas lain dalam semester-semester sebelumnya dan yang aka datang serta karena penajar anda membaca jurnal-jurnal yang sama seperti pengajar-pengajar di universitas lain dan menghadiri konferensi tentag karya sastra abad ke-19, sangat mungkin bahwa anda akan menjadi seorang anggota dari sebuah komunitas interpretif yang besar tentang novel amerika.

Tentu aja, jika anda menggunakan teori Fish, maka anda tidak akan mencari pemaknaan tunggal. Tidak ada pembacaan yang benar atau objektif dari sebuah naskah. Masalahnya benar-benar bergantung pada penafsiran lawan bicara. Tidak usah dikatakan, ini merupaka sebuah gagasan yang controversial dalam kajian-kajian sastra, seperti sebagian besar kritik sastra melihat pada maksud penulis serta bagaimana penulis menyampaikan maksudnya melalui setiap aspek isi dan bentuk.

Ricouer dan Fish setuju bahwa penulis naskah bukanlan sumber makna. Mereka sangat setuju dengan peranan naskah. Ricouer dan Fish sama-sama menggunakan lingkaran hermeneutika, tetapi mereka menekankan hal-hal yang sedikit berbeda dalam melakukannya. Bagi Ricouer, pembaca selalu menguji penafsiran mereka dengan melihat pada fitur-fitur naskah untuk menemukan makna yang ada di dalamnya. Bagi Fish, pembaca selalu memproyeksikan pemaknaan mereka ke dalam fitur-fitur naskah dan hanya muncul dengan pemaknaan mereka sendiri pada akhirya. Bagi Ricouer, naskah itu seperti seperti tes Rorschach. Distanciation, prinsip yang sangat penting bagi Ricouer, tidak pernah di jauhkan dari naskah; mereka selalu menanamkan pemaknaan mereka di dalamnya. Berbeda dengan dua pendekatan tersebut, kita sekarang beralih pada Hans-Georg Gadamer yang memberikan nilai pada naskah dan pembaca.

Hans-Georg Gadamer
Hans-Georg Gadamer, seorang anak asuh dari Martin Heidegger, menyatakan bahwa individu tidak terpisah dari segala sesuatu untuk menganalisis dan menafsirkannya; malahan, kita menafsirkan secara alami sebagai bagian dari keberadaan kita sehari-hari. 84 kita tidak dapat menjadi manusia tanpa menafsirkan. Itu berarti bahwa pengalaman kita dan dunia yang kita tafsirkan terjalin sangat erat dan sebenarnya merupakan sesuatu yang sama.

Prinsip utama dari Gadamer adalah bahwa seorang selalu memahami pengalaman dari sudut pandang perkiraan atau asumsi. Pengalamn, sejarah, dan tradisi member kita cara-cara memahami segala sesuatu serta kita tidak dapat memisahkan diri dari kerangka interpretif tersebut. Pengamatan, pemikiran, dan pemahaman tidak selalu benar-benar objektif; semuanya di warnai oleh pengalaman kita. Selanjutnya, sejarah bukan untuk di pisahkan dari masa kini. Kita semua merupakan bagisn dari masa lalu, berada dari masa kini, dan memengaruhi gambaran masa depan. Pada saat yang sama, gagasan kita saat ni tentang realitas memengaruhi bagaimana kita memandang masa lalu.

Oleh karna itu, seiring waktu, kita telah terpisah dari kejadian-kejadian di masa lalu. Cara kita melihat sesuatu di masa kini menciptakan sebuah jarak yang bersifat sementra dari sebuah obje dari masa lalu, artefak-artefak tersebut sama-sama memiliki keakraban dan keasingan. Jika anda menemukan pakaian lama nenek anda dalam sebuah peti berdebu di loteng. Maka pakaian tersebut akan terlihat tidak asing, tetapi akan terlihat asing pada saat yang sama. Kita memahami sebuah artefak karena apa yang telah kita pelajari dari sejarah, yang merupakan sisa dari pemaknaan yang sangat berhubungan, tetapi juga mendasar. Sebagai contoh, anda mengenali pakaian nenek anda karena sifat “pakaiannya”: walaupun bajunya sudah sangat tua, anda masih dpat mengenali kancing, tali, dan fitur-fitur lainnya. Anda mengetahui bahwa itu adalah sebuah baju dengan melihat foto-foto tua serta dari membaca dan mendengar tentang tren fashion di masa tersebut. 

Bagi Gadame,penafsiran kejadian-kejadian dan objek-objek historis, termasuk naskah-naskah di pertinggi oleh jarak sejarahnya. Ia mengatakan bahwa pemahamn sebuah naskah melibatkan penglihatan pada makna-makna yang menyokong naskah tersebut dalam sebuah tradisi dan terpisah dari maksud pelaku komunikasi yang sebenarnya. Dengan demikian, naskah-naskah dari masa lalu menjadi sejaman dengan kita dan berbicara pada kita dalam masa kita. Sebagai contoh, Gettysburg address sebenarna merupaka sebuah diskursus yang di ucapkan yang dirancan untuk mencapai ek tertentu dalam masa perang saudara. Namun, ketika di ucapkan, naskah tetap hidup sebagai seuah objek dari nskah itu sendiri, peuh dengan makna internal. Detail-detail yang tidak perlu—yang tertulis pada bagian belakang sebuah amplop di atas sebuah kereta oleh seorang presiden yang tinggi dan ramping—menghilang ketika naskah itu sendiri mengungkapkan makna-maknanya kepada kita dalam masa kita saat ini. Kita memahami Gettysburg Address melalui kacamata masalalu dan manfaat sudut pandang sejarah, seperti fakta bawa makna yang penting dari kata-kata tetap hidup hingga saat ini.

Makna yang kita dapat dari sebuah naskah merupakan hasil dari sebuah pembicaraan antara makna saat ini dan semua yang ditanamkan dalam bahasa naskah tersebut. Anda mengenali dan memahami sebuah baju tua karena keistimewaannya yang masih memiliki makna, tetapi pada saat yang sama, anda juga menerapkan pemahaman anda sendiri tentang baju tersebut—bahwa baju tersebut tidak nyaman, panas, berat, dan tidak praktis, tetapi tetap menawan. Anda memahami kata-kata dan makna Getyysburg Address karena kata-kata tetap hidup, tetapi pada saat yang sama, penafsiran anda di pengaruhi oleh latar belakang dan pengalaman anda tentang masa kini.

Proses penafsiran ini sebenarnya berlawanan: kita membiarkan naskah berbicara pada kita, namun kita tidak dapat memahaminya secara terpisah dari prasangka dan perkiraan kita seblumnya. Oleh Karena perubahan berasal dari percakapan antara krangka atau bias di saat ini dan makna naskah, prasangka merupakan sebuah kekuatan positif, untuk diakui dan digunakan secara produktif dalam kehidupan kita. Seperti yang dinyatakan oleh seorang pengamat, “masalah penelitian komunikasi bukanlah adanya prasangka, tetapi ketidaksadar akan kehadiran mereka dan ketidakmampuannya untuk kemudian memisahkank yang tepat dan yang tidak tepat”.85

Hermeneutika bukanlah sebuah proses mempertanyakan makna naskah, tetapi memungkinkan naskah untuk menanyai kita. Pertanyaan-pertanyaan apa yang disuguhkan oleh naskah itu sendiri dan kapan kita menanyakan pertanyaan-pertanyaan itu, jawaban apa yang di berikan oleh naskah tersebut? Sebagai contoh, apa yang dapat kita pelajari mengenai diri kita dari Gettysburg Address? apa yang dapat kita pelajari tentang perang, penindasan, dan divsi sreta polarisasi.

Akhirnya, Gadamer yakin bahwa pengalaman sudah menjadi sifat linguistic. Kita tidak dapat memisahkan pengalamn kita dari bahasa. Sudut pandang tradisi, yang dimana kita memandang dunia terletak pada kata-kata. Ingatlah bahwa pandangan ini bebrbeda dari pandangan structural bahasa yang di bahsa dalam bab ini yang memandang bahasa sebagai sebuah alat bantu yang berubah-ubah untuk mengungkapkan dan mengarahkan pada realitas yang objektif. Pandangan Gadamer juga berbeda dari gagasan interaksionis (bahkan gagasan Fish) yang menyatakan bahwa bahasa dan makna diciptakan melalui interaksi social. Maksud Gadamer adalah bahwa bahasa itu sendiri mendsari semua pengalaman. Duia dihadirkan bagi kita melalui bahasa. Jadi, dalam komunikasi, dua manusia tidak menggunakan bahasa untuk saling berinteraksi; melainkan, komunikasi menggunakan tiga rangkaian, yaitu dua individu dan satu bahasa.

Untuk menguraikan gagasan ini, Gadamer menggunakan analogi permainan. Sebuah permainan memiliki keberadaannya sendiri yang terpisah dari pemain-pemain individu. Struktur dasar permainan akan sama apakah permainan tersebut di mainkan atau tidak terlepas dari siapa yang bermain. Poker adalah poker, bai itu di mainkan oleh 4 orang italia yang tuapada tahun 1920 atau permainan Texas Hold’Em yang di mainkan mahasiswa pada tahun 2006 dalam sebuah ruangan asrama. Seperti poker yang kita mainkan dengan aturan-aturan tertentu, demikian juga dunia kita yang dinyatakan oleh bahasa: “Dunia sudah memiliki makna. Dunia yang ada saat ini yang hanya dapat dimahami manusia melalui bahasa merupakan sebuah dunia yang sudah memiliki makna”.87 dengan sama-sama mementingkan pengalaman dan bahasa untuk proses penafsiran ini.

Tradisi fenomenologis berbeda dengan tadisi-tradisi lain yang di munculakn dalam bab ini. Kontribusinya sangat khusus dan penting dalam memberikan sebuah sudut pandang dan kekuatan yang tidak bias di berikan oleh tradisi-tradisi lain. kuno? Baaimana naskah-naskah dan tradisi-tradisi saling berinteraksi? Di manakah makna—di dalam naskah, pembaca, atau penulis? Pertanyaan-peryanyaan tersebut hanya dapat di jawab dengan penelitian fenomenologis.

Namun menariknya, ketika kita bergerak dari batas-batas sebuah focus yang sangat terorietasi pada pesan ke bahasan yang lebih luas, seperti yang kita lakukan dalam bab berikutnya, fenomenologi mulai endukung dan bahkan bergabung dengan tradisi-tradisi lainnya, seperti sosiakultural dan kritikan. Sebagai contoh, kita akan melihat bahwa pemahaman kebudayaan dalam tradisi sosiokultural tidak seperti membaca sebua naskah. Kita juga akan melihat bahwa teori kritikal sangat bergantung pada data hermeneutika yang di hasilkan dalam sebuah proses yang sangat sam dengan penafsiran naskah.

APLIKASI & IMPLIKASI
Ketika pertama kali anda memikirkan komunikasi dengan serius, anda mungkin terfokus pada pesan. Anda mungkin pernah mengikuti sebuah mata pelajaran seperti berbicara di depan umum atau produk televisi, dimana menghasilkan pesan merupakan focus utama anda. Sebenarnya, di sepanjang hidp, anda akan dihadapkan tengtang pertanyaan dbagaimana menciptakan oesan-pesan yang efektif, apakah anda mendisiplinkan seorang anak, melakukan peninjauan kinerja seorang bawahan di tempat kerja, atau meyakinkan sebuah kelompok untuk endukung sebua masalah politik. Sayangnya, penekanan yang terlalu berlebihan pada efektivitas pesan ini memungkiri kerumitan komunikasi serta pentingnya percakapan, hubungan, dan konteks untuk produksi dan penerimaan pesan. Tetap saja, sebuah bentuk peneliian dan teori yang cukup bai telah berfokus pada pesan, dan bahan ini penting sebga sebuah bagian teori komunikasi yang signifikan. Lima poin berikut adalah lima poin penting dalam penelitian pesan-pesan

1. Penggunaan symbol sangat penting bagi kehidupan manusia
Pesan-pesan sangat penting untuk mengirimkan informasi dan pengaruh, tetapi sebenarnya mereka jauh lebih berguna daripada hal itu. Sifat manusia adalah berkomunikasi. Kita harus memiliki cara memisahkan, mengambil apa yang penting bagi kita, dan mengungkapkan pengalaman kita kepada orang lain dan diri sendiri. Dari langer hingga Gadamer, teori-teori dalam bab ii membawa poin ini kembali pulang. Teori-teori semiotika menggunakan tanda-tanda dan symbol-simbol sebagai cara kita menggambarkan realitas.teori bahasa, khususnya, menunjukan bagaimana manusia memanipulasi kode-ode kompleks untuk mengungkapkan dan memahami pengalaman mereka; serta teori-teori non-verbal menunjukan bahwa perilaku dan bahasa bersama-sama menciptkan makna.

Pentingya komunikasi bagi kehidupan manusia tidak hanya datang dari fakta bahwa kita menggunakan bahasa untuk menyusun makna. John Stewart menulis bahwa bahasa merupakan “hubungan artikulasi yang mendasari.” Dengan tulisan tersebu, ia bermaksud menyampaikan bahwa proses penggunaan bahasa dengan orang lain mendasari kategori-kategori dan logika-logika yang kita gunakan untuk memahami dunia.88 dengan kata lain, bahasa mendasari dunia. Peneliti Stewart percaya bahwa bahasa dan komunikasi tidak dapat di pisahkan seperti yang di jelaskan oleh Saussure dalam perbedaan langu-parole-nya karena komunikasi merupakan mekanisme di mana bahasa dan tanda-tanda dicipttakan , dipertahankan, dan di ubah.89 dengan kata lain, symbol tidak hanya mewakili sesuatu merekat tidak hanya menyampaikan makna. Symbol-simbol membentuk dunia kita.

2. Makna sebuah pesan bergantung pada fitur-fitur yang mendasarinya dan proses penafsiran
Sebagai sebuh kelompok, teori-teori dalam bab ini menunjukan bahwa pengaruh sebuah pesan—makna dan pengaruhnya—sebagian ditentukan oleh tanda-tanda,symbol,kata-kata, tindakan yang ada dala pesan tersebut, serta sebagian proses penafsiran yang digunakan oleh penerima pesan. Memahami sebuah pesan adalah memahami makna dan kedua elemen tersebut sanat penting ketika kita menerapkan teori-teori dalam bab ini.

Kunci untuk makna structural adalah peraturan atau garis pedoman, mengenai susunan symbol-simbol tertentu yang harus diartikan. Aturan-aturan tata bahasa, mislanya, memberitahu kita apakah sebuah tindakan di lakukan oleh seseorang atau bebrapa orang (pluralitas); apakah tindaka tersebut dilakukan di masa lalu, masa kini, atau mas depan (bentuk). Selanjutnya, aturan-aturan semantic memberitahu kita tentang apa yang diwakili ole sebuah symbol. Semua pembicara bahasa inggris akan tahu bagaimana menafsirkan kalimat, “saya lapar,” karena mereka semua memiliki sebuah pemahaman tentang aturan-aturan semantic sntaksis dan sintaksis bahasa, tetapi mereka akan lebih tahu daripada makna harfiah kalimat tersebut. Dari konteks tersebut, mereka mungkin juga mengetahui apa yang di maksud oleh pembicara dengan mengutamakan kalimat ini. Jadi, tidak mengherankan jika banyak pendengar akan merespons kalimat ini dengan mengatakan sesuatu seprti, “bisakah saya mengambil sesuatu untuk anda makan?” di sini, kalimat pertama di anggap sebagai sebuah permintaan dan kalmia kedua sebagai sbuah penawaran.

Walaupun pesan benar-benar memiliki fitur-fitur structural tertentu, anda tidak dapat memisahkan pesan dari pelaku komunikasi yang mengirim dan menerimanya. Fitur-fitur structural dari pesan tentunya mencerminkan aturan-aturan penafsiran, tetapi aturan-aturan ini muncul dari interaksi social dala kelompok atau masyarakat serta aturan-aturan tersebut merupakan bagian dari sumber-sumber kognitif yang dimiliki oleh setiap orang. Kita juga akan memiliki kontasi-konotasi yang berbeda untuk symbol-simbol yang digunakan dalam pesan. Walaupun kita dapat setuju pada makna harfiah, bahkan kekuatan aksi Sebuah kontribusi teori makna semantik oleh Osgood adalah bahwa individ mungkin memiliki reaksi yang sedikit berbeda terhadap evaluasi, potensi, dan aktivitas dari sebuah

Untuk melihat interaksi antara struktur naskah dan skema penafsiran dari penerima, perhatikanlah kalmat berikut: sebuah kelompok milisi yang terorganisasi, yang penting bagi keamanan sebuah Negara bagian yang bebas, hak bagi orang-orang untuk menyimpan dan membawa senjata, tidak boleh dilanggar. ini adalah amandemen kedua untuk konstitusi A.S, dan maknanya menghasilkan banyak perdebatan. Apakah amandemen ini berarti bahwa setiap individu berhak membawa senjata? Anda dapat membacanya seperti itu. Atau apakah amandemen ini berarti bahwa senjata dapat disimpan di gudang senjata untuk digunakan oleh petugas penegak hokum dan Garda nasional jika terjadi ancaman? Bahasa dari amandemen tersebut memang member anda beberapa petunjuk, tetapi penafsiran anda mungkin akan tergantung pada sudut pandang anda sendiri. Beberapaorang mengartikan kata orang-orang sebagai “kelompok warga,” sedangkan yang lain mengartikan kata ini dengan “masing-masing dan setiap individu.” Beberapa orang bagaimana menafsirkan “hak orang-orang.” Lainnya mengatakan bahwa istilah terorganisasi memberikan petunjuk pada makna kata menyimpan dan membawa. Tetap saja ada yang mengatakan bahwa makna klausa pertama sangat menonjol:”. . .hak orang –orang untuk menyimpan dan membawa senjata, tidak boleh dilanggar.” Ketika anda mempertimbangkan amandemen kedua, anda harus sedikit bergantung pada struktur pesan dan sebagian lagi pada kategori-kategori penafsiran dari kebudayaan, komunitas, dan era dimana anda tinggal. Inilah sebabnya kenapa jarang ada keputusan yang bulat dalam pengadilan tinggi.

Ingatlah bahwa teori-teori yag berbeda menekankan aspek-aspek prses penafsiran yang berbeda pula. Ricouer menekankan isi pesan, tetapi Fish mengatakan bahwa semuanya tergantung pada pembaca. Gadamer menyeimbangkan keduanya, menyatakan bahwa penafsiran merupakan sebua hasil dari percakapan antara naskah dan juru bahasa. Charles Osgood menagmbil pandangan lain, yaitu bahwa pemahaman kita di warnai oleh kategori-kategori universal dari pikiran dan bahwa peafsiran anda menganai amandemen kedua akan sangat dipengaruhi oleh apakah anda berpikir bahwa senjata sebenarnya baik atau buruk, kuat atau lemah, pasif atau aktif.

Bagaimana anda dapat memhami sebuah novel karya Charles Dickens jiak anda tidak dapat berdialog dengannya untuk mengetahui apa yang ia maksud? Bahkan, setelah 200tahun, anda dapat memahami novelnya dengan cukup baik. Anda mungkin meningkatkan pemahaman anda dengan membicaran bukunya dengan orang lain atau kan melihat dalam bab ini bahwa pembaca mampu untuk melihat naskahnya dengan hati-hati, membandingkannya dengan pengalaan mereka, dan menghasilkan sebuah makna yang halus untuk apa yang di katakana naskah tersebut. Tentu saja, pemaknaan anda bagi sebuah bagian dalam buku karya Dickens tidak pernah di tentukan seluruhnya oleh naskah itu sndiri. Penaglaman dan masa lalu anda memberikan sebuah kerangka penafsiran, dan pembacaan”final” anda dari naskah tersebut merupakan sebuah hasil dari interaksi antara pengalaman kontemporer anda dan struktur pesan itu sendiri yang membawa kita pada poin selanjutnya.

3. Kita berkomunikasi dengan kode-kode dan pesan yang kompleks
Menafsirkan naskah tau wacana tertulis, cukup sulit, tetapi dalam perubahan dan aliran komunikasi sehari-hari, kita ditantang oelh sebuah kerumitan kode-kode bahasa dan prilaku. Kita menggabung symbol-simbol, masing-masing dengan denotasi dan konotasi yang kaya, ke dalam kalimat-kalimat dan paragraph-paragraf menurut aturan tata bahasa dan penyampaiaannya secara simultan dalam sebuah penampilan, sering kali sejalan dengan penyajian symbol-simbol lainnya (seperti grafik, suara, dan music) serta fitu-fitur kontekstual lainnya. Diaman kita berdiri, bagaimana kita melihat, apa yang kita lakukan dengan mata kita—sebuah campuran kode-kode—semuanya membentuk pesan.

Seperti kebanyakan teori komunikasi, bab ini cenderung membagi topic pesan ke dalam bagian-bagian dan jenis-jenis. Dalam teori komunikasi, kita menghadapi sebuah paradox. Untuk memahami komunikasi, kita harus melihatnya sedikit demi sedikit, tetapi dengan melakukannya,akan mengubah proses yang sebenarnya. Kesulitan ini seperti mempelajari music. Teori music terfokus pada bagian-bagian music—nada, skala, tempo, kunci, dan sebgainya. Walaupun music bias di bagi ke dalam bagian-bagian tersebut, sebuah penampilan merupakan sebua gabungan dari bagian-bagian menjadi satu kesatuan. Perbedaan antara belajar bermain piano dan menjadi seorang musik tepatnya seperti ini: pemain pemula menyatukan tekanan jari tunggal secara bersama-sama dalam durasi dan tempo yang berbeda. Pemain music sudah ahli tidak memikirkan tekanan jari, tetapi melihat pada musikalitas keseluruhan karya. Pesan-pesan jga demikian komponen-komponen verbal dan non verbal sebagai sebuah performa.90

4. Produksi pesan dimungkinkan oleh adanya proses-proses mikrokognitif dan makrokognitif
Lihatlah orientasi psikologis masyarakat yang kuat, tidak mengherankan bahwa banyak teori komunikasi yang berfokus pada proses-proses kognitif yang digunakan oleh individu yang merancang pesan demi mencapai tujuan individual mereka. Focus dari teori-teori ini adalah pada manusia yang membuat keputusan rasional mengenai apa yang ingin mereka capai dan selanjutnya merencanakan strateg untuk melakukannya. Beberapa proses—dari teori komunikasi makrokognitif—terlihat sangat sadar, sementara semua proses yang berada di balik layar—proses-proses mikrokognitif—hampir benar-benar otomatis dan tentu saja di luar kesadaran. Ini seperti perbedaan antara pengemudi dan mesin mobil. Pengemudi membuat rencana-rencana sadar dan mengemudikan mobilnya untuk mencapai tujan tertentu, sedangkan mesin bekerja secara simultan di balik agar memungkinkan rencana sadar dapat diikuti. Pengemudi dapat memutuska untuk membuat putaran kembali ke took di tengah jaan dan tidak prnah memikirkan tentang pengereman, akselerasi, dan system-sistem mobil yang “mengikuti kehendaknya” ketika keputusannya di ambil.

Sebuah keputusan yang mungkin dibat oleh siswa-siswa yang mempelajari kesadaran adalah seperti ini: apakah saya lebih tertarik pada pengemudinya, atau apakah saya lebih tertarik pada mesin yang ada di bawah kap? Penelitian penelitian dan teori yang anda hasilkan akan bergantung sebagian pada jawaban pertanyaan ini. Jika anda tertarik pada pengemudinya, anda mungkin akan melihat proses suatu perencanaan yang sadar dan jelas, tetapi jika anda memilih mesinnya, maka anda tertarik pada mikroproses yang ada di balik prilaku pesan. Teori penyusunan tindakan oleh John Grenee merupakan sebuah teori tentang mesin, sedangkan teori Charles Berger mengenai perencanaan berhubungan dengan sang pengemudi.

Kedua pilihan model strategi dan penyusunan pesan member pelaku komunikasi individu sedikit kekuatan dalam mempersiapkan rencana pesan mereka. Namun, ini mungkin bukanlah sebuah representasi yang baik mengenai bagaimana kounikasi sebenarnya terjadi. Walaupun proses-proses kognitif yang terjadi sebelum adanya interaksi sebenarnya penting, Burgoon dan koleganya terus menemukan dalam penelitian mereka bahwa prilakau yang sebenarnya ditemi dalam interaksi memiliki kekuatan yang jauh lebih banyak untuk mempengaruhi apa yang seorang pelaku komunikasi lakukan daripada usaha-usaha persiapan rencana apapun.91 sebagian besar karya interaksi konigtif mungkin dinlakukan setiap waktu ketika pelaku komunikasi saling menyesuaikan dan beradaptasi.

Jelasnya, batasan bab 4 (pelaku komunikasi) dan bab 5 (pesan) tidaklah jelas. Untuka mendapatkan banyak dari bab-bab ini, kami mendorong anda untuk memegangnya secara berdampingan, untuk melihat pada setiap bab dalam cahaya bab yang lain. Sebuah hubungan yang penting antara pelaku komunikasi dan pesan ada dalam pertanyaan ini, “bagaimana para pelaku komunikasi dapat menghasilkan dan menerima pesan-pesan denagn efektif?” komunikasi yang efektif melibatkan penciptaan dan mengikuti tujuan, mencari antara hubungan antara tujuan anda dan tujuan penerima pesan anda, mengembangkan pesan-pesan yang efisien dan tepat secara social, dapat menyesuaikan diri dalam mengubah rencana dan pesan, sensitive terhadap waktu, memiliki banyak pengetahuan mengenai topic percakapan, dan memahami apa yang orang lain harapkan untuk menyempurnakan pesan-pesan mereka dan bagaimana hal tersebut memengaruhi kita.91

5. Pesan-pesan diciptakan untuk memenhi tujuan-tujuan dan dirancang untuk mencapai beberapa tingkat pemaknaan

Pikirkan jumlah pencapaian yang dapat dicapai oleh sebuah pesan sederhana. Hal ini dapa berupa sebuah denotasi atau makna representasional, dapat mengungkapkan perasaan dan konotasi, dapat memenuhi sebuah tujuan, dpat memunculkan respons, dapat menyelamatkan muka, dapat memperoleh kerelaan, dapat membentuk identifikasi dan divisi, dapat menyelesaikan sebuah rencana atau tujuan. Dengan kata lain, para pelaku komunikasi menggunaka pesan-pesan untuk mengatur pemaknaannya pada banyak tingkatan pada waktu yang sama.

Tori-teori bab ini, jika disatukan, bukan hanya dapat membantu kita memahami bagian-bagian komponen pesan, tetapi juga dapat memperluas pandangan kita thaap komunikasi pada saat yang bersamaan. Kita dapat melihat banyaknya dimensi, kerumitannya, dan kekuatan komunikasi yang tercermin pada pesan. Kita mengerti bahwa pesan-pesan yang kita bangun lebih dari sekadar menyampaikan informasi; mereka memberitahu orang lain tentang diri kita, masa lalu kita, kebudayaan kita, dan harapan kita di masa depan.

No comments:

Post a Comment