Pengertian Keputusan Pembelian Menurut Ahlinya
Hampir
setiap hari, bahkan dalam hitungan waktu kita selalu melakukan
pengambilan keputusan. Hanya saja, tanpa disadari ternyata proses
pengambilan keputusan itu berjalan sedemikian rupa. Apa yang dilakukan
hari ini, atau pada saat ini, semua itu merupakan hasil proses berfikir
yang cukup memakan waktu karena banyaknya pertimbangan-pertimbangan
dengan kata lain, suatu tindakan tertentu merupakan satu keputusan.
Kehidupan
sehari-hari seorang eksekutif, manajer, ketua, direktur, rektor,
bupati, gubernur, menteri, panglima, presiden, atau pejabat apapun,
sesungguhnya adalah kehidupan yang selalu bergumul dengan keputusan.
Sebagian besar dari waktunya harus dicurahkan pada penyelesaian masalah
dan pengambilan keputusan. Seringkali ia merasa hampa apabila dalam satu
hari tidak mengambil satu keputusan. Tidak menjadi soal apakah
keputusan itu benar atau mengandung kelemahan. Oleh sebab itu banyak
manajer yang berpendapat bahwa lebih baik membuat enam kesalahan dari
sepuluh keputusan yang ia buat daripada sama sekali tidak membuat
keputusan. Bagi pejabat tersebut yang penting timbul rasa kepuasan
karena dapat mengambil keputusan hari itu.
Berdasarkan
uraian di atas, menggambarkan bahwa pengambilan keputusan adalah aspek
yang paling penting dari kegiatan manajemen. Pengambilan keputusan
merupakan pekerjaan sehari-hari dalam manajemen sehingga kita perlu
mengetahui apakah pengambilan keputusan itu, bagaimana kita tiba pada
keputusan, apa keputusan itu, tingkat-tingkat klasifikasinya, dan
jenis-jenisnya. Selain itu, perlu pula diketahui teknik pengambilan
keputusan, pendekatan metodenya, teori-teorinya, etika dalam pengambilan
keputusan, peranan birokrasi dalam pengambilan keputusan dan hubungan
antara pengambilan keputusan dan penyelesaian masalah.
Keputusan
(decision) berarti pilihan (choice), yaitu pilihan dari dua atau lebih
kemungkinan. Namun, hampir tidak merupakan pilihan antara yang benar dan
yang salah, tetapi yang justru sering terjadi ialah pilihan antara yang
”hampir benar” dan yang ”mungkin salah”. Walaupun keputusan biasa
dikatakan sama dengan pilihan, ada perbedaan penting di antara keduanya.
Keputusan adalah ”pilihan nyata” karena pilihan diartikan sebagai
pilihan tentang tujuan termasuk pilihan tentang cara untuk mencapai
tujuan itu, apakah pada tingkat perorangan atau pada tingkat kolektif.
Keputusan kaitannya dengan proses merupakan keadaan akhir dari suatu
proses yang lebih dinamis, yang diberi label pengambilan keputusan.
Keputusan dipandang sebagai proses karena terdiri atas satu seri
aktivitas yang berkaitan dan tidak hanya dianggap sebagai tindakan
bijaksana.
Selanjutnya Amirullah (2002 : 61) bahwa: “Pengambilan
keputusan adalah suatu proses penilaian dan pemilihan dari berbagai
alternatif sesuai dengan kepentingan-kepentingan tertentu dengan
menetapkan suatu pilihan yang dianggap paling menguntungkan.”
Pengambilan
keputusan mempunyai arti penting bagi maju mundurnya suatu organisasi,
terutama karena masa depan suatu organisasi banyak ditentukan oleh
pengambilan keputusan sekarang. Pentingnya pengambilan keputusan dilihat
dari segi kekuasaan untuk membuat keputusan, yaitu apakah mengikuti
pola sentralisasi atau desentralisasi. Pengambilan keputusan selain
dilihat dari segi kekuasaan juga dilihat dari segi kehadirannya, yaitu
tanpa adanya teori pengambilan keputusan dministratif, kita tidak dapat
mengerti, apakah meramalkan tindakan-tindakan manajemen sehingga kita
tidak dapat menyempurnakan efektivitas manajemen.
Machfoedz
(2005 : 44) mengemukakan bahwa pengambilan keputusan adalah suatu
proses penilaian dan pemilihan dari berbagai alternatif sesuai dengan
kepentingan-kepentingan tertentu dengan menetapkan suatu pilihan yang
dianggap paling menguntungkan. Proses penilaian itu biasanya diawali
dengan mengindentifikasi masalah utama yang mempengaruhi tujuan,
menyusun, menganalisis, dan memilih berbagai alternatif tersebut dan
mengambil keputusan yang dianggap paling baik. Langkah terakhir dari
proses itu merupakan sistim evaluasi untuk menentukan efektifitas dari
keputusan yang telah diambil.
Menurut Swastha dan Handoko (2008 : 110) mengemukakan bahwa : “Keputusan pembelian merupakan proses dalam pembelian yang nyata, apakah membeli atau tidak.”
Berdasarkan
pola hubungan antara jenis usaha (masalah) yang paling tinggi dan usaha
yang paling rendah, maka kita dapat membedakan tiga tingkatan
pengambilan keputusan konsumen seperti yang dikemukakan oleh Amirullah
(2002 : 62) sebagai berikut:
1.
Extensive problem solving. Pada tingkat ini konsumen sangat membutuhkan
banyak informasi untuk lebih meyakinkan keputusan yang akan diambilnya.
Konsumen dalam hal ini telah memiliki kriteria-kriteria khusus terhadap
barang yang akan dipilihnya. Pengambilan keputusan extensive juga
melibatkan keputusan multi pilihan dan upaya kognitif serta perilaku
yang cukup besar. Akhirnya, pengambilan keputusan ini cenderung
membutuhkan waktu yang cukup lama.
2.
Limited problem solving. Pada tingkat ini konsumen tidak begitu banyak
memerlukan informasi, akan tetapi konsumen tetap perlu mencari-cari
informasi untuk lebih memberikan keyakinannya. Biasanya konsumen yang
berada pada tingkat ini selalu membanding-bandingkan merek atau barang
dengan menggali terus informasi-informasi. Di sini lebih sedikit
alternatif yang dipertimbangkan dan demikian pula dengan proses
integrasi yang dibutuhkan. Pilihan yang melibatkan pengambilan keputusan
terbatas biasanya cukup cepat, dengan tingkat upaya kognitif dan
perilaku yang sedang.
3.
Routinized response behavior. Karena konsumen telah memiliki banyak
pengalaman membeli, maka informasi biasanya tidak diperlukan lagi.
Informasi yang dicari hanyalah untuk membandingkan saja, walaupun
keputusan itu sudah terpikirkan oleh mereka. Dibandingkan dengan tingkat
yang lain, perilaku pilihan rutin membutuhkan sangat sedikit kapasitas
kognitif atau kontrol sadar. Pada dasarnya, rencana keputusan yang telah
dipelajari konsumen diaktifkan kembali dari ingatan dan dilakukan
secara otomatis untuk menghasilkan perilaku konsumen.
Semakin
masalah yang akan diputuskan itu dirasa berada dalam tingkat yang
sulit, maka pencarian informasi (information search) akan menjadi sangat
menentukan efektivitas keputusan. Juga sebaliknya, jika masalah itu
sifatnya rutin akan terjadi berulang-ulang, maka informasi itu hanya
berperan sebagai pembanding karena pengetahuan tentang masalah tersebut
sudah dimiliki. Atau dengan kata lain, jumlah upaya yang digunakan dalam
pemecahan masalah cenderung menurun sejalan dengan semakin dikenalnya
suatu produk dan semakin berpengalamannya seseorang dalam mengambil
keputusan.
Keputusan pembeli dapat dibedakan kedalam lima peran yaitu:
- Pencetus, seseorang yang pertama kali mengusulkan gagasan untuk membeli suatu produk atau jasa.
- Pemberi pengaruh, seseorang yang pandangan atau sasarannya mempengaruhi keputusan.
- Pengambil keputusan, seseorang yang mengambil keputusan untuk setiap komponen keputusan pembelian, apakah membeli, tidak membeli, bagaimana membeli, dan di mana akan membeli.
- Pembeli, orang yang melakukan pembelian yang sesungguhnya.
- Pemakai, seseorang yang mengkonsumsi atau menggunakan produk atau jasa yang bersangkutan.
Proses Keputusan Pembelian
Terdapat lima peran yang terjadi dalam keputusan membeli :
- Pemrakarsa (initiator). Orang yang pertama kali menyarankan membeli suatu produk atau jasa tertentu.
- Pemberi pengaruh (influencer). Orang yang pandangan/nasihatnya memberi bobot dalam pengambilan keputusan akhir.
- Pengambil keputusan (decider). Orang yang sangat menentukan sebagian atau keseluruhan keputusan pembelian, dengan bagaimana cara membeli, dan di mana akan membeli.
- Pembeli (buyer). Orang yang melakukan pembelian nyata.
- Pemakai (user). Orang yang mengkonsumsi atau menggunakan produk atau jasa.
Tahap-tahap dalam Proses Keputusan Membeli
Ada
lima tahap yang dilalui konsumen dalam proses pembelian, yaitu
pengenalan masalah, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan
pembelian, dan perilaku pembelian. Model ini menekankan bahwa proses
pembelian bermula sebelum pembelian dan berakibat jauh setelah
pembelian.
Gambar Proses Keputusan Pembelian
a) Pengenalan Masalah
Proses
dimulai saat pembeli menyadari adanya masalah atau kebutuhan. Pembeli
merasakan adanya perbedaan antara yang nyata dan yang diinginkan.
Kebutuhan ini disebabkan karena adanya rangsangan internal maupun
eksternal.
b) Pencarian Informasi
Seorang
konsumen yang terdorong kebutuhannya mungkin, atau mungkin juga tidak,
mencari informasi lebih lanjut. Jika dorongan konsumen kuat dan produk
itu berada di dekatnya, mungkin konsumen akan langsung membelinya. Jika
tidak, kebutuhan konsumen ini hanya akan menjadi ingatan saja.
c) Evaluasi Alternatif
Konsumen
memproses informasi tentang pilihan merek untuk membuat keputusan
terakhir. Pertama, kita melihat bahwa konsumen mempunyai kebutuhan.
Konsumen akan mencari manfaat tertentu dan selanjutnya melihat kepada
atribut produk. Konsumen akan memberikan bobot yang berbeda untuk setiap
atribut produk sesuai dengan kepentingannya.
d) Keputusan Pembelian
Pada
tahap evaluasi, konsumen menyusun merek-merek dalam himpunan pilihan
serta membentuk niat pembelian. Biasanya ia akan memilih merek yang
disukai. Tetapi ada pula faktor yang mempengaruhi seperti sikap orang
lain dan faktor-faktor keadaan yang tidak terduga.
e) Perilaku Sesudah Pembelian
Sesudah pembelian terhadap suatu produk, konsumen akan mengalami beberapa tingkat kepuasan atau ketidakpuasan.
1. Kepuasan sesudah pembelian
Konsumen
mendasarkan harapannya kepada informasi yang mereka terima tentang
produk. Jika kenyataan yang mereka dapat ternyata berbeda dengan yang
diharapkan maka mereka merasa tidak puas. Bila produk tersebut memenuhi
harapan, mereka akan merasa puas.
2. Tindakan sesudah pembelian
Penjualan
perusahaan berasal dari dua kelompok, yaitu pelanggan baru dan
pelanggan ulang. Mempertahankan pelanggan yang lama adalah lebih penting
daripada menarik pelanggan baru. Oleh karena itu, perusahaan harus
memperhatikan kepuasan pelanggan. Jika konsumen merasa puas ia akan
memperlihatkan kemungkinan untuk membeli lagi produk tersebut. Sedangkan
konsumen yang tidak puas akan melakukan hal yang sebaliknya, bahkan
menceritakan ketidakpuasannya kepada orang lain di sekitarnya, yang
membuat konsumen lain tidak menyukai produk tersebut.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian
Tujuan
kegiatan pemasaran adalah mempengaruhi pembeli untuk bersedia membeli
barang-barang dan jasa perusahaan (di samping barang lain) pada saat
mereka membutuhkan. Hal ini sangat bergantung bagi manejer pemasaran
untuk memahami “mengapa” dan “bagaimana” tingkah laku konsumen tersebut
demikian; sehingga perusahaan dapat mengembangkan, menentukan harga,
mempromosikan dan mendistribusikan produknya dengan baik. Dengan
mempelajari prilaku konsumen, manajer akan mengetahui kesempatan yang
baru yang berasal dari belum terpenuhinya kebutuhan dan kemudian
mengidentifikasikan untuk mengadakan segmentasi pasar. Assauri (2008 :
110)
Pengenalan
konsumen merupakan usaha atau kegiatan pengumpulan, penganalisaan
data/informasi mengenai profil konsumen. Dalam profil konsumen tercakup
informasi mengenai apa yang dibeli yang merupakan obyek, alasan mengapa
pembelian dilakukan yang merupakan operasi dari pembelian, obyek dan
obyektif pembelian termasuk dalam motif pembelian, sedangkan siapa
pembeli atau organisasi untuk pembeliannya mencakup perilaku pembeli,
dan operasi atau bagaimana cara pembelian dilakukan, termasuk dalam
kebiasan pembeli. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Assauri (2008 : 114)
bahwa maksud pengenalan konsumen agar dapat :
- Perusahaan mengarahkan kegiatan pemasaran agar tertuju pada sasaran pasarnya.
- Menghasilkan sumber-sumber, daya yang ada agar dapat lebih efektif dan efisien pemanfaatannya, dan
- Menciptakan dan membina pelanggan untuk memperoleh laba yang wajar dengan waktu sepanjang mungkin. Sehingga perusahaan dapat terus tumbuh dan berkembang.
Adapun faktor-faktor perilaku konsumen yang mempengaruhi pembelian produk menurut Suryani (2008 : 95) adalah sebagai berikut :
a. Produk
Alat
bauran pemasaran yang paling mendasar adalah produk. Produk merupakan
segala sesuatu yang dapat ditawarkan produsen untuk diperhatikan,
dicari, dibeli, digunakan, atau dikomsumsi pasar sebagai pemenuhan
kebutuhan atau keinginan pasar yang bersangkutan. Produk yang di
maksudkan dalam hal ini dapat berupa barang secara fisik, jasa,
kepribadian, tempat, organisasi, dan gagasan atau ide.
Secara
konseptual, produk adalah pemahaman subyektif dari produsen atas
sesuatu yang bisa ditawarkan sebagai usaha mencapai tujuan organisasi
melalui pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen, sesuai kompetensi
dan kapasitas organisasi serta daya beli pasar.
Menurut
Kotler (2008 : 448) mendefinisikan : “Produk adalah setiap apa saja
yang dapat ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian, pemakaian,
atau komsumsi yang dapat memenuhi kegiatan atau kebutuhan, ia meliputi
benda fisik, jasa orang, tempat, organisasi, dan gagasan”.
Dari
definisi di atas, maka dapatlah kita melihat bahwa paoduk merupakan
suatu yang dipandang sebagai cara untuk memuaskan konsumen sebagai
pembeli dan merupakan dasar dari suatu kegiatan dalam suatu perusahaan.
b. Harga
Sebelum
memasarkan produknya di pasar, perusahaan perlu menetapkan harga produk
tersebut. Harga adalah merupakan salah satu unsur pemasaran yang
penting dalam dunia perdagangan dewasa ini khusnya dalam dunia
persaingan bagi setiap perusahaan.Definisi harga menurut Gitosudarmo
(2008 : 228) “harga adalah sejumlah uang yang dibutuhkan untuk
mendapatkan sejumlah barang dan jasa-jasa tertentu atau kombinasi dari
keduanya”.
Sedangkan
harga menurut Assauri (2008 : 223) “harga merupakan satu-satunya
unsur-unsur marketing mix yang menghasilkan pendapatan penjualan,
sedangkan unsur lainnya hanya unsur biaya saja”.
Pendapat
Swastha dan Sukotjo (2000 : 221) “Harga adalah sejumlah uang
(ditambahkan beberapa barang kalau mungkin) yang dibutuhkan untuk
mendapatkan sejumlah kombinasi dari barang beserta pelayanan”.
Berdasarkan
definisi tersebut di atas dapat diketahui bahwa yang dibayar oleh
pembeli ini sudah termasuk hendak yang dicapainya. Di samping itu pula
oleh pihak perusahaan juga di pengaruhi oleh faktor-faktor lain
sebagaimana yang dikemukakan oleh Swastha dan Sukotjo (2000 : 222) yaitu
sebagai berikut :
- Kondisi perekonomian
- Penawaran dan permintaan
- Elastisitas permintaan
- Persaingan
- Biaya
- Tujuan manejer
- Pengawasan pemerintah
c. Promosi
Promosi
merupakan salah satu aspek penting kegiatan pemasaran, sebab promosi
dapat mepengaruhi perilaku konsumen, terhadap produk perusahaan.
Disamping itu promosi dapat digunakan sebagai komunikasi antara produsen
kekonsumen. Promosi juga merupakan sarana dalam memperkenalkan jenis,
harga, bentuk, warna dan kualitas dari produk yang dihasilkan.
Pengertian
promosi menurut McDaniel dalam Lamb (2006 : 58) “ Promosi komunikasi
dari para pemasar yang menginformasikan, membujuk dan mengingatkan para
calon pembeli suatu produk dalam rangka mempengaruhi pendapat mereka
atau memperoleh suatu respon”.
Definisi
di atas menekankan bahwa kegiatan promosi tidak boleh berhenti hanya
pada memperkenalkan produk kepada konsumen saja, akan tetapi harus
dilanjutkan dengan upaya untuk mempengaruhi agar konsumen tersebut
menjadi senang dan kemudian membeli produknya.”
Gitosudarmo
(2008 : 237) menjelaskan bahwa : “ Promosi adalah kegiatan yang
ditujukan untuk mempengaruhi konsumen agar mereka dapat menjadi kenal
akan produk yang ditawarkan oleh perusahaan kepada mereka dan kemudian
mereka menjadi senang lalu membeli produk tersebut”.
Jadi
secara besar tujuan promosi dapat dibagi dua yaitu, tujuan jangka
panjang (misalnya: membangun nama baik perusahaan, mendidik konsumen dan
menciptakan reputasi tinggi dari suatu produk) dan tujuan jangka pendek
(misalnya menaikkan penjualan).
Promosi
mencakup semua kegiatan perusahaan untuk memperkenalkan produk dan
bertujuan mempertinggi citra perusahaan dan agar konsumen tertarik untuk
membelinya.
Beberapa kegiatan yang ada dalam promosi ini pada umumnya ada empat menurut Gitosudarmo (2008 : 237) yaitu:
1). Periklanan
2). Personal selling
3). Promosi penjualan
4). Publisitas dan hubungan masyarakat
d. Place
Pengusaha
haruslah menyebarkan barang-barangnya ke tempat konsumen itu berada.
Hal ini merupakan tugas untuk mendistribusikan barangnya kepada
konsumen. Untuk keperluan tersebut pengusaha dapat menggunakan berbagai
bentuk saluran distribusi yang mungkin dilakukannya.
Saluran
distribusi adalah saluran yang digunakan oleh produsen untuk
menyalurkan produk sampai ke konsumen atau berbagai aktivitas perusahaan
yang mengupayakan agar produk sampai ke tangan konsumen. Saluran
distribusi penting, karena barang yang telah dibuat dan harganya sudah
ditetapkan itu masih meng-hadapi masalah, yakni harus disampaikan kepada
konsumen. Pada penyalur dapat menjadi alat bagi perusahaan untuk
mendapatkan umpan balik dari konsumen di pasar. Penentuan jumlah
penyalur juga merupakan masalah yang penting untuk dipertimbangkan,
dalam kasus-kasus tertentu disesuaikan dengan sifat produk yang
ditawarkan. Barang kebutuhan sehari-hari, misalnya membutuhkan banyak
penyalur, sedangkan barang-barang berat seperti peralatan industri tidak
demikian. Kesalahan dalam menentukan jumlah penyalur akan mendatangkan
persoalan baru bagi perusahaan. Bila jumlah penyalur terlalu sedikit
menyebabkan penyebaran produk kurang luas, sedangkan jumlah penyalur
yang terlalu banyak mengakibatkan pemborosan waktu, perhatian, dan
biaya. Karena itu manajer pemasaran perlu berhati-hati dalam menyeleksi
dan menentukan jumlah penyalur.
Selanjutnya Amirullah (2002 : 61) bahwa: “Pengambilan keputusan adalah suatu proses penilaian dan pemilihan dari berbagai alternatif sesuai dengan kepentingan-kepentingan tertentu dengan menetapkan suatu pilihan yang dianggap paling menguntungkan.”
ReplyDeleteMachfoedz (2005 : 44) mengemukakan bahwa pengambilan keputusan adalah suatu proses penilaian dan pemilihan dari berbagai alternatif sesuai dengan kepentingan-kepentingan tertentu dengan menetapkan suatu pilihan yang dianggap paling menguntungkan.
Jadi pak machfoedz mengutip dari pa amirullah gtu maksudnya ?
sama banget definisinya
Sangat bermanfaat (y)
ReplyDeleteTolong cantumkan Referensi nya dong.. Agar dapat membaca buku nya . thanks
ReplyDeletetolong cantumkan referensinya
ReplyDeletedaftar pustakanya dong dari mana
ReplyDelete