Saturday, 25 March 2017

TEORI AKSI BERBICARA

TRADISI SOSIOKULTURAL
Tradisi semiotika dalam teori komunikasi sangat membantu untuk menunjukkan susunan komponen dan pengaturan dari sebuah pesan, tetapi komunikasi adalah sebuah hal yang besar, lebih dari struktur dari sebuah pesan. Penting juga untuk mempertanyakan apa yang kita lakukan dengan kata-kata dan kode-kode non-verbal. Untuk menjawab pertanyaan ini, kita sekarang bergerak ke tradisi social budaya. Tradisi ini menjauhkan kita dari perbedaan individu dan pengolahan kesadaran terhadap hubungan social, kelompok dan makna yang dihasilkan melalui interaksi. Disini, kita akan melihat teori aksi berbicara ( speech act ), identifikasi, dan bahasa, dan gender.

TEORI AKSI BERBICARA
Jika anda membuat sebuah janji, maka anda menyampaikan sebuah niat tentang sesuatu yang anda lakukan di masa depan dan mengharapkan pelaku komunikasi lain sadar terhadap apa yang anda katakana dan niat anda, “ anda berasumsi orang lain tahu makna dari kata-kata anda. Mengetahui kata-kata tidaklah cukup. Mengetahui niat anda untuk menyelesaikannya dengan menggunakan kata-kata adalah vital. Teori kemampuan berbicara yang kebanyakan dihubungkan dengan john Searle dirancang untuk membantu kita memahami bagaimana manusia menyempurnakan hal dengan kata-katanya.

Kapan pun anda membuat pernyataan seperti, “ saya akan membalas anda,” anda menyelesaikan beberapa hal. Pertama, anda menghasilkan sebuah wacana. Hal ini disebut dengan aksi terungkap ( utterance act ), sebuah penyebutan kata-kata dalam kalimat dengan sederhana. Kedua, anda sedang menegaskan sesuatu tentang dunia atau melakukan sebuah aksi usulan ( propositional act ). Dengan kata lain, anda mengatakan sesuatu, baik anda menyakininya sebagai kebenaran maupun anda mencoba supaya orang lain memercayainya. Ketiga, dan yang paling penting dari perspektif aksi berbicara, anda memenuhi sebuah niat yang disebut sebuah aksi berkehendak ( illocutionary act ). Aksi berkehendak menjadi inti dari teori ini yang akan dibahas lebih mendalam paada bab ini. Akan tetapi, sebelum kita melakukannya, mari kita lihat empat kemungkinan pemenuhan dari sebuah pesan. Ini adalah aksi mempengaruhi ( perlocutionary act ) yang dirancang supaya berpengaruh pada perilaku orang lain.

Misalnya, teman anda mengirim e-mail ­kepada anda dan berkata, “ saya ingin keluar malam ini.” Kalimat bahasa inggris teman anda adalah sebuah aksi terungkap, biasa saja atau problematic. Kedua, ia menunjukkan usulan atau kebenaran pernyataan yang bermakna sesuatu tentang apa yang dia ingin lakukan, tetapi pada kasus ini sangat susah untuk mengatakannya karena itu sudah sangat jelas. Ketiga, pesan teman anda adalah sebuah aksi berkehendak yang anda tafsirkan menjadi sebuah penawaran atau undangan meminta anda pergi dengannya. Keempat, ia berusaha supaya anda melakukan sesuatu, dan jika anda menerima undangannya, ia telah melengkapi sebuah aksi memengaruhi.

Perbedaan ini lebih penting daripada kedengarannya. Mari kita mulai dengan perbedaan antara aksi berkehendak dan aksi memengaruhi. Aksi berkehendak adalah sebuah tindakan yang menjadi perhatian utama pembicara, yaitu pendengar memahami maksud untuk membuat janji, sebuah undangan, sebuah permintaan, atau apa pun. Aksi memengaruhi adalah sebuah tindakan yang pembicara harapkan pendengar tidak hanya mengerti akan maksudnya, tetapi untuk melakukannya. Jika anda berkata, “ saya haus, “ dengan maksud supaya saudara anda mengerti bahwa anda memerlukan sesuatu yang dapat diminum, maka anda melakukan aksi berkehendak. Jika anda juga ingin ia membawakan sebuah Diet Coke, maka anda menyampaikan aksi memengaruhi. Dalam literature aksi berbicara, contoh ini disebut permintaan tidak langsung serta keduanya adalah aksi berkehendak dan aksi memengaruhi.

Sekarang, mari kita lihat perbedaan antara aksi berkehendak dan aksi memengaruhi. Sebuah proposisi, seperti satu aspek yang terkandung dari sebuah pernyataan, menandakan beberapa kualitas atau hubungan dari sebuah objek, situasi, atau peristiwa. “ Kuenya lezat,” “garam berbahaya bagi tubuh,” dan “ namanya adalah Marta” semua contoh ini adalah usulan. Permasalahan dapat dievaluasi dari nilai kebenarannya, tetapi disinilah teori aksi berbicara menjadi sangat penting. Anda hampir selalu ingin menyampaikan sesuatu lebih dari permasalahan yang sebenarnya; anda ingin melakukan sesuatu yang lain dengan kata-kata anda.

Dalam teori aksi berbicara, kebenaran tidak terlalu penting. Malahan, pernyataan sebenarnya adalah apa maksud dari pembicara dengan mengutarakan permasalahan tersebut. Proposisi dalam aksi berkehendak bagi Searle harus dipandang seperti sebuah bagian dari konteks yang besar. Beberapa contohnya adalah : saya bertanya apakah kue itu lezat; saya peringatkan anda bahwa garam itu berbahaya bagi tubuh; saya nyatakan bahwa namanya adalah Mata. Apa yang pembicara lakukan dengan proposisi adalah aksi berbicara dalam contoh ini adalah bertanya, memperingatkan, dan menyatakan.

Makna dari aksi berbicara adalah kekuatan memengaruhi. Sebagai contoh, pernyataan, “ saya lapar,” dapat dianggap sebagai sebuah permintaan jika pembicara bermaksud supaya pendengar menawarkan makanan. Disini lain, hal ini dapat dianggap sebagai sebuah penawaran, jika pembicara bermaksud untuk mengatakan bahwa ia akan mulai membuat makan malam; atau mungkin secara sederhana memiliki kekuatan memengaruhi dari sebuah rancangan pernyataan yang hanya untuk menyampaikan informasi dan tidak lebih. Menurut Searle, kita tahu maksud di balik sebuah pesan tertentu karena kita berbagi permainan bahasa sederhana yang terdiri dari sejumlah aturan yang membantu kita untuk mendefinisikan kekuatan memengaruhi dari sebuah pesan.

Searle menyatakan secara dasar bahwa “ berbicara sebuah bahasa adalah menyatu dengan sebuah bentuk aturan yang diatur oleh perilaku.” Dua jenis aturan yang sangat penting pokok dan regulatif. Aturan pokok ( constitutive ) sebenarnya menciptakan permainan; yaitu permainan telah diciptakan atau “ ditetapkan,” dengan aturannya. Sebagai contoh, permainan sepak bola ada hanya karena berdasarkan atas aturannya. Peraturan yang menyusun permainan. Ketika anda mengamati seseorang yang mengikuti peraturan tersebut, anda tahu permainan sepak bola sedang dimainkan. Oleh karena itu, peraturan ini memberitahukan anda untuk menafsirkannya seperti sepak bola ( football ) yang berlawanan dengan baseball atau soccer. Dalam aksi berbicara, aturan pokok memberitahukan anda apa yang harus ditafsirkan seperti sebuah janji yang berlawanan dengan sebuah permintaan atau sebuah perintah. Maksud anda sangatlah dimengerti oleh orang lain karena aturan pokok; mereka memberitahukan orang lani apa yang diharapkan dari sebuah aksi berbicara seperti itu.

Sebagai contoh, bagaimana anda mengetahui sebuah janji ketika anda mendengarkannya satu kali? Janji melibatkan lima peraturan dasar: pertama, hanya menyertakan sebuah kalimat yang menunjukan pembicara akan melakukan suatu tindakan. Kedua, ungkapan hanya dinilai sebagai sebuah janji jika pendengar lebih suka pembicara melakukan tindakan tersebut daripada hanya berbicara. Dengan kata lain, dalam konteks interaksi, pendengar mengharapkan sebuah janji. Ketiga, sebuah penyataan adalah sebuah janji hanya jika dilakukan di luar rangkaian peristiwa normal. Jika anda melakukan, maka janji tidak diperlukan. Keempat, pembicara harus cenderung akan melakukan tindakan. Akhirnya, sebuah janji melibatkan pembentukan sebuah kewajiban bagi pembicara untuk berbuat sesuatu. Kelima, orang itu “ menegaskan “ sebuah rangkaian keadaan yang cukup untuk aksi berbicara supaya dinilai sebuah janji.

Walaupun banyak aksi berbicara yang mengaruh dan melibatkan kegunaan dari sebuah pernyataan dengan maksud eksplisit, aksi berbicara lainnya adalah tidak langsung. Untuk meminta keluarganya dating ke meja untuk makan malam, seorang ayah mungkin berkata, “ Ada yang lapar?” nampaknya ini adalah sebuah pertanyaan, tetapi dalam keadaan sebenarnya, hal ini adalah permintaan secara tidak langsung dan bahkan dapat juga menjadi sebuah perintah.

Searle menguraikan lima jenis aksi berkehendak. Pertama, ia menyebutkan penegasan ( assertive ). Penegasan adalah pernyataan yang mengikat pembicara untuk menyokong kebenaran dari sebuah permasalahan. Hal ini mencakup tindakan, seperti menyatakan, menegaskan, menyimpulkan, dan meyakinkan. Kedua, arahan ( directives ). Aksi berkehendak yang berusaha supaya pendengar melakukan sesuatu. Bentuk-bentuk dari arahan adalah perintah, permintaan, pembelaan, berdoa, permohonan, undangan, dan seterusnya. Ketiga, keterikatan ( commissives ), mengikat pembicara pada tindakan selanjutnya. Mereka terdiri atas hal-hal, seperti berjanji, bersumpah, ikrar, kontrak, dan jaminan. Keempat, pernyataan ( expressive ), tindakan yang menyampaikan beberapa aspek psikologis dari kondisi pembicara, seperti berterima kasih, mengucapkan selamat, permintaan maaf, menghibur, dan penyambutan. Terakhir deklarasi ( declaration ), dirancang untuk menciptakan sebuah proposisi, sangat menuntut, yang membuatnya seperti itu. Contohnya meliputi penunjukan, pernikahan, pemecatan, dan pensiunan. Untuk menggambarkannya, anda tidak akan menikah sampai orang yang berwenang mengatakan kata-kata, saya meresmikan anda sebagai suami dan istri.

Beberapa aksi berkehendak harus mengikuti sejumlah aturan pokok dalam rangka untuk menganggapnya sebagai sebuah aksi berkehendak. Aturan isi proposisi menetapkan beberapa kondisi dari objek yang dituju. Sebagai contoh, dalam sebuah janji, pembicara harus menyatakan bahwa tindakan selanjutnya akan dilakukan. Mungkin untuk membayar utang. aturan pendahuluan melibatkan asumsi perkiraan dari pembicaraan dan pendengar yang penting untuk tindakan yang akan terjadi. Sebagai contoh, dalam sebuah janji, ungkapan tidak memiliki makna kecuali pendengar labih suka tindakan selanjutnya dapat terlaksana daripada hanya sekedar diungkapkan. Pada ilustrasi awal, pendengar ingin membalas kembali. Aturan kesungguhan, pembicara perlu untuk bersungguh-sungguh pada apa yang ia katakan. Anda harus benar-benar berniat untuk membayar utang supaya pernyataan dapat dinilai sebagai janji. Aturan esensial menyatakan bahwa tindakan yang diambil oleh pendengar dan pembicara untuk mewakili apa yang terlihat, menjadi benar-benar ada. Dengan kata lain, janji membangun sebuah kontrak kewajiban antara pembicara dan pendengar. Jenis aturan pokok ini diyakini untuk menerapkan kedalam variasi aksi berkehendak yang lebih luas, seperti menanyakan kembali, menegaskan , mempertanyakan , berterima kasih, menyarankan, memperingatkan, menyalami, dan mengucapkan selamat.

Peraturan kedua yang dibutuhkan dalam aksi berkehendak adalah regulatif. Aturan regulatif memberikan petunjuk untuk beraksi didalam permainan. Perilaku telah diketahui dan ada sebelum digunakan dalam tindakan serta mereka memberitahukan bagaimana menggunakan kemampuan berbicara untuk mencapai sebuah maksud tertentu. Sebagai contoh, jika saya menginginkan sesuatu, maka saya membuat permintaan. Ketika saya meminta sesuatu pada anda, maka anda berkewajiban untuk mengabulkan atau tidak.

Aksi berbicara tidak akan berhasil ketika kehendak tidak dipahami dan mereka dapat dievaluasi dalam hubungannya dengan tingkatan saat mereka memakai aturan dari aksi berbicara tersebut. Mengingat proposisi ddievaluasi dengan kebenarannya atau validitas, aksi berbicara dapat dievaluasi dari keakuratan atau tingkatan saat kondisi dari tingkatan telah sesuai. Kesesuaian sebuah janji adalah apakah aturan yang penting untuk melaksanakan janji, telah disepakati.

Kami memasukkan teori klasik aksi berbicara dalam bab ini karena berfokus pada elemen pesan yang mendasari aksi berbicara secara khusus. Teori aksi berbicara mengidentifikasi apa yang terjadi untuk membuat pernyataan yang berhasil, supaya maksud dapat dipahami. Akan tetapi, aksi berbicara jarak terisolasi; mereka biasanya bagian dari percakapan. Bagaimana kita mengatur percakapan, penting bagi teori komunikasi dan kami mengangkat subjek ini secara detail pad bab 6. 

No comments:

Post a Comment