Bentuk-Bentuk Sosialisasi
Sosialisasi merupakan suatu proses yang berlangsung sepanjang hidup manusia. Dalam kaitan inilah para pakar berbicara mengenai bentuk-bentuk proses sosialisasi seperti sosialisasi setelah masa kanak-kanak, pendidikan sepanjang hidup, atau pendidikan berkesinambungan. Mengemukakan bahwa setelah sosialisasi dini yang dinamakannya sosialisasi primer kita jumpai sosialisasi sekunder. Berger dan Luckman (1967) mendefinisikan sosilisasi primer sebagai sosialisasi pertama yang dijalani individu semasa kecil, melalui mana ia menjadi anggota masyarakat, sedangkan sosialisasi seunder mereka mendefinisikan sebagai proses berikutnya yang memperkenalkan individu yang telah disosisalisasi kedalam sektor baru dari dunia obyektif masyarakatnya.
Sosialisasi merupakan suatu proses yang berlangsung sepanjang hidup manusia. Dalam kaitan inilah para pakar berbicara mengenai bentuk-bentuk proses sosialisasi seperti sosialisasi setelah masa kanak-kanak, pendidikan sepanjang hidup, atau pendidikan berkesinambungan. Mengemukakan bahwa setelah sosialisasi dini yang dinamakannya sosialisasi primer kita jumpai sosialisasi sekunder. Berger dan Luckman (1967) mendefinisikan sosilisasi primer sebagai sosialisasi pertama yang dijalani individu semasa kecil, melalui mana ia menjadi anggota masyarakat, sedangkan sosialisasi seunder mereka mendefinisikan sebagai proses berikutnya yang memperkenalkan individu yang telah disosisalisasi kedalam sektor baru dari dunia obyektif masyarakatnya.
Salah
satu bentuk sosialisasi sekunder yang sering dijumpai dalam masyarakat
ialah apa yang dinamakan proses resosialisasi yang didahului dengan
proses desosialisasi. Dalam proses ressosialisasi seseorang diberi suatu
diri yang baru.proses desosialisasi dan resosialisasi ini sering
dikaitkan dengan proses yang berlangsung dalam apa yang oleh Goffman
dinamakan istilah institusi total.
Suatu
tempat tinggal dan bekerja yang didalamnya sejumlah individu dalam
situasi sama, terputus dari masyarakat yang lebih luas untuk suatu
jangka waktu tertentu, bersama-sama memnjalani hidup yang terkungkung
dan diatur secara formal.
Dalam
sosialisasi primer tidak ada masalah identifikasi. Orang-orang yang
berpengaruh tidak dapat dipilih. Masyarakat menyediakan sekelompok
orang-orang berpengaruh tertentu. Oleh karena itu sianak tidak punya
pilihan lain dalam menentukan pengaruh-pengaruhnya, maka
pengidentifikasian dirinya dengan mereka berlangsung secara
kuasi-otomatis. Karena itulah maka dunia yang diinternalisasikan dalam
sosialisasi primer jauh lebih kuat tertanam dalam kesadaran sosialisasi
sekunder.
Sosialisasi
primer menyangkut tahap-tahap belajar yang ditentukan secara
sosialisasi. Sifat sosialisasi primer juga dipengaruhi oleh berbagai
persyaratan dalam pengalihan cadangan pengetahuan. Legitimasi tertentu
mungkin menuntut tingkat kompleksitas linguistik yang lebih tinggi bagi
pemehamannya dibandingkan dengan legitimasi lainnya.
Sosialisasi
prier berakhir apabila konsep tentang orang lain pada umumnya (dan
segala sesuatu yang menyertainya) telah terbentuk dan tertanam dalam
kesadaran individu. Pada titik ini ia sudah merupakan anggota efektif
masyaratkat dan secara subyektif memiliki suatu diri dan sebuah dunia.
No comments:
Post a Comment