Monday, 20 March 2017

INSTRUMEN NONTES OBSERVASI

INSTRUMEN NONTES OBSERVASI
1. PENGERTIAN DAN TUJUAN OBSERVASI
Observasi atau pengamatan merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan secara sistematis dan sengaja, melalui pengamatan dan pencatatan terhadap gejala-gejala yang diselidiki.

Tujuan observasi atau pengamatan adalah mendapatkan data dari obyek pengamatan yang sesuai dengan tujuan dilakukannya observasi.

Observasi atau pengamatan dalam bimbingan dan konseling perlu memperhatikan beberapa hal diantaranya :
1. Observasi yang bertujuan untuk melakukan analisis individual harus fokus pada satu orang.

2. Observasi hendaknya dilakukan secara intens atau sering dengan terlebih dahulu menetapkan kriteria spesifik terhadap tujuan observasi. Misalnya ingin mengobservasi sikap seorang mahasiswa ketika mengikuti perkuliahan. Maka perlu ditetapkan secara spesifik apa yang dimaksud dengan sikap tersebut, apakah mahasiswa tersebut mengikuti perkuliahan dengan sikap positif atau sikap negatif, dan harus dirumuskan dalam bentuk tingkah laku yang spesifik. Seperti sikap positif yang ditunjukkan mahasiswa ketika mengikuti perkuliahan ditandai dengan turut serta memberikan sumbangan pemikiran, mengajukan pertanyaan kepada dosen, dan sikap negatif yang ditunjukkan seperti: diam menundukkan kepala sambil memainkan pena, mengobrol dengan teman sebelah, melamun, dan lain lain.

3. Pengamatan hendaknya dilakukan pada beberapa periode waktu. Meskipun tidak ada ketentuan khusus namun semakin sering dan semakin lama pengamatan dilakukan, maka hasil pengamatan akan lebih baik dan dapat dipercaya.

4. Pengamatan hendaknya dilakukan dalam situasi-situasi yang berbeda dan natural. Karena pada situasi natural akan tampak tingkah laku yang natural pula. Sedangkan pengamatan yang dilakukan pada situasi berbeda akan diketahui bahwa beberapa tingkah laku tidak akan muncul karena terhambat oleh situasi atau lingkungan tertentu. 

5. Saat pengamatan dilakukan pengamat hendaknya tidak mengabaikan berbagai kondisi interaksi dan faktor-faktor lain yang mempengaruhi tingkah laku.

6. Data yang diperoleh melalui hasil observasi hendaknya diintegrasikan bersama dengan data yang diperoleh melalui instrumen lain agar dapat dianalisa secara komprehensif.

7. Kondisi pengamatan harus dalam keadaan baik, seperti kondisi pengamat dan situasi pengamatan agar hasil pengamatan tidak bias. 

2. JENIS-JENIS OBSERVASI
Terdapat beberapa jenis observasi berdasarkan pengelompokkannya yaitu:
  1. Berdasarkan keterlibatan pengamat: observasi partisipasi, observasi non partisipasi dan observasi quasi partisipasi.
  2. Berdasarkan perencanaan: observasi sistematis/terstruktur,observasi non sistematis/tidak terstruktur
  3. Berdasarkan situasi: observasi bebas, observasi yang dimanipulasi, observasi yang merupakan perpaduan antara keduanya.
Penjelasan:
1. Observasi partisipasi
Pada observasi ini , observer turut ambil bagian atau melibatkan diri dalam situasi kehidupan individu yang sedang diamati. Misalkan turut berpartisipasi pada saat berolah raga, pada saat kerja kelompok, sehingga dapat mengamati setiap gejala yang menjadi obyek pengamatan.

2. Observasi non partisipasi
Pada observasi ini observer tidak turut mengambil bagian dalam situasi individu yang sedang diamati, dan berperan sebagai penonton. Observer dapat mengamati secara langsung gejala-gejala yang ditampilkan oleh individu yang sedang diamati. Misalnya mengamati perilaku seorang mahasiswa ketika sedang mengikuti perkuliahan.

3. Observasi quasi partisipasi
Pada observasi ini observer seolah-olah turut berpartisipasi, namun sebenarnya hanya berpura-pura atau tidak benar-benar berpartisipasi.

4. Observasi sistematis/terstruktur
Pada observasi ini telah ditetapkan kerangka pengamatan secara sistematis, seperti: tujuan pengamatan, individu yang akan diamati, tempat dan waktu pengamatan, frekuensi pengamatan yang akan dilakukan, metode pencatat pengamatan yang akan digunakan,menentukan siapa yang akan menjadi pengamat, gejala, tingkah laku apa yang akan diamati telah ditetapkan kategorinya, sehingga pengamat tinggal melakukan pengecekan .

5. Observasi non sistematis/tidak terstruktur
Pada obervasi ini, perencanaan tetap dilakukan, namun pembatasan kategorisasi tidak ditetapkan, sehingga observer diberikan kebebasan untuk mencatat beberapa hal penting dan menonjol dari gejala-gejala yang tampak.

6. Observasi bebas
Observasi dilakukan pada situasi bebas yang diikuti oleh individu yang sedang diamati. Misalnya mengamati aktivitas individu dalam berbagai situasi di dalam kampus.

7. Observasi yang dimanipulasi
517232
Pada observasi ini situasinya sengaja dikondisikan dengan sengaja agar perilaku yang diinginkan terjadi. 

Jenis pengamatan ini memiliki beberapa ciri yaitu:
  • Situasi dibuat sedemikian rupa sehingga individu yang diamati tidak mengetahui sedang dilakukan pengamatan.
  • Dibuat variasi situasi untuk menimbulkan tingkah laku tertentu.
  • Pengamatan dihadapkan pada situasi yang seragam.
  • Faktor-faktor yang tidak diinginkan pengaruhnya dikontrol dengan cermat
  • Semua reaksi yang muncul dari individu yang diamati dicatat secara teliti.
Misalkan ingin diketahui bagaimana perilaku kerja sama seorang mahasiswa dalam kelompoknya. Maka direncanakan program kegiatannya, tujuan yang ingin dicapai, siapa saja yang akan dilibatkan dalam kerja kelompok, apa yang harus dilakukan oleh kelompok, berapa lama kegiatan kelompok dilakukan, dimana kegiatan kelompok dilakukan, situasi apa yang perlu diciptakan, apa peran observer, dan selama observasi berlangsung tidak boleh ada intervensi dari pihak lain.

8. Observasi perpaduan antara observasi bebas dan manipulasi
Pada observasi ini sebagian situasi sengaja dikondisikan agar tetap terkontrol, dan sebagian tetap dalam situasi bebas.

3. PERAN OBSERVER
Pada pelaksanaan observasi, observer memiliki peran penting yang harus dilaksanakan. Beberapa peran tersebut adalah:
a. Persiapan, yaitu menetapkan tujuan pengamatan, tingkah laku yang akan diamati, waktu dan tempat pengamatan, berapa kali pengamatan akan dilakukan, berapa orang pengamat yang akan dilibatkan, menyiapkan alat pencatat pengamatan.

b. Pelaksanaan, perlu diperhatikan agar kehadiran observer tidak diketahui oleh siapapun termasuk oleh subyek pengamatan. Maksudnya adalah agar tingkah laku yang menjadi tujuan pengamatan dapat ditimbulkan secara natural dan observer dapat melakukan pengamatan secara bebas,memusatkan perhatian dan mencatat setiap gejala yang tampak secara cermat.

c. Pencatatan, selama pengamatan berlangsung hasil pengamatan harus segera dicatat sesuai alat pencatat yang digunakan secara cermat dan teliti. Untuk menjaga validitas hasil pencatatan, maka diusahakan agar observer tidak memasukkan pendapat, pandangan dan penilaian apapun terhadap situasi dan tingkah laku yang diamati. Selanjutnya hasil pengamatan dapat didokumentasikan untuk menjaga kerahasiaan dan hanya digunakan untuk kepentingan layanan bimbingan dan konseling.

d. Penutup, pada tahap ini observer mengakhiri proses pengamatan dengan melakukan pengecekan terhadap pencatatan yang telah dilakukan atau melakukan diskusi dengan beberapa pengamat yang terlibat, untuk menghindari faktor lupa dan obyektifitas hasil pencatatan serta membuat laporan hasil pengamatan dan mendokumentasikan.

4. ALAT PENCATAT OBSERVASI
Terdapat beberapa alat pencatat observasi, diantaranya adalah catatan anekdot .
a. Catatan Anekdot
Merupakan alat pencatat pengamatan yang dapat digunakan untuk menggambarkan atau mendeskripsikan secara obyektif tingkah laku yang ditampilkan dan ucapan yang didengar pada situasi tertentu apa adanya. Deskripsi tersebut seolah-olah merupakan foto dalam bentuk kata-kata. Beberapa keuntungan untuk penggunaan catatan anekdot:
  1. Deskripsi tingkah laku dari individu yang diamati dalam berbagai situasi akan membantu observer memahami individu dengan lebih baik.
  2. Deskripsi yang akurat tentang tingkah laku individu menghindarkan observer melakukan penilaian dan generalisasi tanpa fakta dan data.
Memperhatikan beberapa keuntungan dari penggunaan catatan anekdot sebagai alat pencatat hasil pengamatan maka pada pelaksanaannya perlu memperhatikan beberapa hal sebagai berikut:
  • Hasil pengamatan harus secara jelas dideskripsikan sesuai konteks kejadian secara obyektif.
  • Saat mendeskripsikan kejadian,perhatian dipusatkan pada tingkah laku atau ucapan individu yang diamati, reaksi orang lain disekitarnya dan konteks kejadiannya. Hindarkan dari prasangka dan pendapat subyektif pribadi.
  • Batasi deskripsi tingkah laku hanya pada kejadian tertentu saja, dengan tetap memperhatikan detail penting.
  • Lakukan interpretasi dengan memfokuskan pada hal yang mengandung arti psikologis.
  • Rekomendasi dibuat berdasarkan hasil pengamatan dan pengetahuan observer. Rekomendasi berisi tindak lanjut yang perlu dilakukan bertujuan untuk melihat perkembangan tingkah laku individu yang diamati.
  • Cantumkan identitas observer dan subyek observasi.
  • Pencatatan hasil pengamatan dengan menggunakan catatan anekdot pelu dilakukan beberapa kali atau beberapa orang observer pada berbagai situasi pada jangka waktu tertentu. Hal ini untuk memperoleh gambaran secara menyeluruh sebagai dasar untuk membuat interpretasi secara komprehensif tentang tingkah laku individu yang diobservasi.
  • Pencatatan observasi dengan menggunakan catatan anekdot perlu melakukan kerjasama dengan beberapa rekan sejawat untuk memperoleh gambaran yang menyeluruh tentang subyek yang diobservasi.
Contoh CATATAN ANEKDOT
Nama Mahasiswa : Siska
Pendidikan : Semester III Jurusan Kebidanan
Situasi : Perkuliahan Praktek I
Tempat : Ruang Praktek
Deskripsi :

Pada saat pelajaran praktek dimulai, ketika dosen pembimbing tengah memberikan penjelasan dan memperagakan bagaimana melakukan injeksi kepada pasien kepada seluruh mahasiswa praktek yang menjadi bimbingannya, terlihat Siska turut mendengarkan penjelasan dosen praktek sambil membolak-balik sebuah buku catatan. Sesekali Siska melihat wajah dosen praktek, namun lebih sering Siska membaca buku catatan yang dipegangnya. Tampak satu kali dosen pembimbing menegur Siska agar memperhatikannya, dan Siska merespon dengan menutup buku catatannya. Kemudian terlihat Siska berbisik-bisik dengan teman didekatnya, namun teman tersebut tampak diam saja tidak merespon apapun. Secara bergantian dosen pembimbing memberi kesempatan kepada seluruh mahasiswa melakukan simulasi melakukan injeksi kepada pasien. Pada giliran Siska, ia menolak untuk melakukan simulasi dengan berdiam diri saja di tempat duduknya. Beberapakali dosen praktek menyuruhnya namun Siska tetap menolak dengan berdiam diri.

Interpretasi:
1. Apakah perilaku yang ditampilkan tersebut mengindikasikan Siska tidak berani melakukan injeksi kepada pasien?
2. Apakah Siska ingin menarik perhatian orang lain?
3. Apakah Siska tidak siap mengikuti perkuliahan praktek I ?
4. ………………………………………………………………………………………………
5. ………………………………………………………………………………………………

Rekomendasi:
Perlu diobservasi kembali pada perkuliahan praktek I dan perkuliahan praktek lainnya.

Jakarta, ……….…… 2012
Observer 

5. PROSEDUR PELAKSANAAN OBSERVASI
1. Penyusunan Pedoman Pengamatan
Sebelum melakukan observasi, konselor perlu merancang pedoman observasi terlebih dahulu. Tahapannya adalah sebagai berikut:
  • Menetapkan tujuan observasi
  • Menetapkan bentuk format pencatat hasil observasi sesuai dengan tujuan.
  • Membuat format pencatat hasil observasi, apakah akan digunakan catatan anekdot, daftar cek, dan skala penilaian.
2. Pelaksanaan observasi
Sebelum pelaksanaan dimulai, observer perlu memperhatikan beberapa hal:
  • Menetapkan individu yang akan diobservasi
  • Menetapkan jadwal dan tempat dilakukannya observasi
  • Menetapkan jumlah individu yang akan diobservasi
  • Menetapkan petugas atau observer sesuai dengan kebutuhan
  • Mempersiapkan format pencatat hasil observasi
  • Menetapkan posisi yang aman tidak terlihat oleh individu yang diobservasi
  • Selama proses observasi, hendaknya fokus melakukan pengamatan terhadap situasi dan tingkah laku yang diamati. Segera mencatat pada format alat pencatat yang telah disiapkan, semua situasi dan tingkah laku yang terjadi, apa adanya dengan tidak memasukkan pendapat, penilaian pribadi. Selanjutnya untuk menjaga kerahasiaan semua hasil pengamatan perlu didokumentasikan.
  • Menutup pengamatan dengan membuat kesimpulan hasil observasi atau melakukan diskusi apabila observasi melibatkan beberapa petugas. Selanjutnya untuk menjaga kerahasiaan semua hasil pengamatan perlu didokumentasikan.
6. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN OBSERVAS
1. Kelebihan Observasi
  • Memberikan data yang tidak diperoleh dari instrumen lain.
  • Melengkapi data yang telah diperoleh melalui instrumen lain.
  • Mengetahui tingkah laku nyata yang mungkin tak terlihat saat observasi berlangsung.
2. Kekurangan Observasi
  • Observasi tidak dapat dilakukan pada beberapa situasi atau beberapa individu secara bersamaan.
  • Hasil observasi pada suatu kejadian tidak dapat diulang pada waktu lain.
  • Observasi memerlukan waktu panjang , apabila ingin mendapatkan gambaran yang menyeluruh tentang individu.
  • Kesimpulan dan hasil analisis observasi seringkali bersifat subyektif, sehingga memerlukan beberapa petugas.

No comments:

Post a Comment