Tuesday, 11 April 2017

Perkembangan Pihak yang Menyusun standar Akuntansi

Perkembangan Pihak yang Menyusun standar Akuntansi
Dalam proses perumusan standar akuntansi, Belkaoui (1985) memberikan tiga fase berikut.

1. Fase Peranan Manajemen (1900-1933)
Dalam fase ini manajemen dianggap memeiliki peranan yang besar dalam merumuskan standar akuntansi. Peranan ini muncul sebagai akibat dari bertambahnya investor (pemilik perusahaan) dan peranannya yang besar dalam perkembangan perusahaan setelah tahun 1900. Pemisahan fungsi antara pemilik dan manajemen menimbulkan kekuasaan besar di tangan manajemen dalam mengontrol perusahaan sekaligus menyajikan laporan keuangan sehingga standar akuntansi yang muncul banyak berasal dari manajemen.

Jika situasi manajemen mempengaruhi penyusunan standar akuntansi, terjadi keadaan sebagai berikut ( Belkaoui 1985).
  • Banyak teknik/ standar akuntansi lemah dari segi teoritis, metode pemecahan masalah akuntansi adalah pragmatis bukan didasarkan pada teori.
  • Fokus perhatian manajemen adalah hanya keinginan untuk menentukan Lba kena Pajak dan upaya mengurangi baban pajak.
  • Teori akuntansi yang dianut selalu dilatarbelakangi oleh konsep smooth earnings (penetapan laba yang disesuaikan dengan keinginan kepentingan penyusunan laporan keuangan).
  • Masalah-masalah rumit selalu dihindarkan dan muncullah pemecahan masalah yang dimudahkan (expediency).
  • Beberapa perusahaan yang berbeda menerapkan teknik yang berlainan untuk satu masalah yang sama.
Demikianlah ciri-ciri keadaan pada fase manajemen dimana yang dominan dalam penyusunan laporan keuangan adalah manajemen.

2. Fase Peranan Profesi (1933-1973)
Pada fase ini perumusan standar akuntansi didominasi oleh profesi. Pada periode organisasi tumbuh dan berkembang dengan pesat. Pada fase ini pulalah keluar Securities Acts, yaitu peraturan tentang modal pada tahun 1933 dan 1934 yang merupakan bentuk campur tangan pemerintah dalam akuntansi. AICPA pada tahun 1933-1959 menerbitkan Accounting Research Bulletin dan 1959-1973 diterbitkan APB Opinion, demikian juga AAA sebagai organisasi melakukan penelitian dan penerbitan tentang kerangka teori akuntansi. Pada periode ini organisasi profesi memiliki peranan yang dominan dan perumusan standar akuntansi.

Dominasi profesi ini juga memberikan dampak sebagai berikut.
  • Asosiasi dan organisasi-organisasi profesi belum yakin terhadap kerangka teori yang sudah ada.
  • Kekuatan/otoritasnya tidak jelas.
  • Adanya beberapa alternative menimbulkan timbulnya flexibilitas dalam menerapkan standar akuntansi.
3. Fase Politisasi (1973-Sekarang)
Kelemahan yang terdapat pada fase peranan manajemen dan fase profesi menimbulkan kecenderungan pada metode yang lebih condong deduktif dan politisasi (keikiutsertaan pemerintah) dalam penyusunan standar akuntansi. Standar akuntansi dianggap mempengaruhi masyarakat sehingga dapat dijadikan dasar untuk masuknya unsur politik dalam perumusan standar akuntansi. Pada fase ini FASB lahir yang merupakan peleburan dari unsur praktisi, bisnis, akademi, dan lembaga formal.

Di USA sendiri masalah akuntansi sudah pernak menjadi agenda kongres yang dikenal dengan Metcalf Report yang berjudul The Accounting Establishment. Laporan ini menuduh kantor akuntan yang tergabung dalam “Big8” melakukan monopoli terhadap audit perusahaan-perusahaan besar dan proses penyusunan standar akuntansi..

No comments:

Post a Comment