Sunday, 2 April 2017

MAKALAH FENOMENA FACEBOOK DAN MODERNISME

FENOMENA FACEBOOK DAN MODERNISME
Abstraksi
Di era modern, hal-hal yang berbau teknologi informasi merupakan sesuatu yang mudah mendapatkan fokus dan penerimaan dari masyarakat modern. Facebook sebagai suatu trend terbaru di masyarakat modern telah mendapatkan tempat yang istimewa bagi 200-an juta penggunanya, karena kemudahan dan keunggulan-keunggulan lainnya. Di satu sisi, masyarakat modern yang tampil dikatakan mengungguli masyarakat tradisional, ternyata memilih untuk meninggalkan rasionya dan menggunakan emosinya dalam ber-facebook. Tidak hanya itu, tetapi dampak yang ditimbulkan feacebook ternyata sudah membuat resah beberapa pihak dikarenakan ‘candu’ yang diberikannya. Oleh karena itu, menarik untuk disimak bagaimana masyarakat modern menyikapi fenomena facebook sebagai bagian dari budaya modern.

I. PENDAHULUAN
Fenomena facebook yang telah dengan cepat menjamur seteleh didirikan 5 tahun yg lalu oleh Mark Zuckerberg dan Dustin Moskovitz telah membuat lebih dari 200 juta orang memiliki dan mengakses account mereka hampir setiap detiknya, serta 600 ribuan orang yang mendaftarkan email mereka setiap harinya. Dengan jumlah pengikut yang sedemikian besarnya, muncul pertanyaan mendasar seperti: apa yang membuai mereka sehingga setia dan merekomendasikannya kepada rekan-rekan mereka?

Makalah berikut disusun berdasarkan keingintahuan penulis untuk membandingkan hubungan yang terjadi antara fenomena facebook dan masyarakat modern serta dampak sosial yang ditimbulkannya bagi masyarakat modern itu sendiri.

Facebook sebagai fenomena telah dengan cepat mengungguli beberapa situs-situs pertemanan global seperti friendster, myspace, hi5, dsb. Situs-situs pertemanan tersebut, tidak lain dan tidak bukan, bertujuan mempromosikan diri dan teman-teman yang dimilikinya ataupun orang lain yang dapat menjadi teman, baik dalam dunia nyata maupun dunia cyber.

Kepopuleran facebook antara lain didukung oleh tampilannya yang sederhana namun menggugah, yaitu berisikan informasi-informasi tentang teman-teman kita, hal-hal yang mereka pikirkan, foto-foto dan kemampuan untuk melakukan pembicaraan secara langsung.

Atas dasar itulah, kebanyakan yang menjadi fokus utama dari situs-situs pertemanan tersebut antara lain: komentar-komentar atas hal-hal aktual yang sedang terjadi, baik di masyarakat maupun diantara hubungan pertemanan mereka, foto-foto atau gambar-gambar yang dapat di-upload kemudian diberikan komentar oleh teman-temannya untuk menunjukkan ketertarikan ataupun hanya sekedar komentar lucu, beberapa aplikasi penunjang seperti game-game online yang dapat dimainkan bersama-sama secara simultan ataupun kuis-kuis yang dapat memberikan sedikit pencerahan mengenai kepribadian penggunanya ataupun mereka yang diajak untuk mengikuti kuis-kuis tersebut.

Masyarakat modern, tidak dapat dipungkiri senang dan menerima terhadap penemuan-penemuan baru, mereka menyikapi hal-hal baru dengan antusias tidak seperti masyarakat tradisional yang keukeh berpegang pada ajaran dan tradisi yang diwariskan turun-temurun, tanpa memiliki kemampuan untuk menyanggah ataupun mempertanyakannya. Facebook telah mendapat hati di masyarakat modern karena selain fungsinya yang memang sesuai dengan kebutuhan masyarakat modern atas hal-hal yang baru, ia juga menjawab kebutuhan dasar setiap manusia sebagai makhluk sosial yaitu kebutuhan untuk berteman.

Walaupun demikian, beberapa pihak telah memberikan kritik negatif atas kehadiran facebook yang mereka anggap sudah menjadi ‘candu’ bagi beberapa orang sehingga membuat mereka mengalami penurunan produktivitas. Hal yang sedikit banyak mengkhawatirkan karena akan memiliki pengaruh yang buruk tidak hanya bagi facebookers1, tetapi juga bagi orang-orang disekitarnya yang mengalami kesulitan komunikasi karena dominasinya yang begitu kuat dalam diri para facebookers mania.

II. ISI
A. Facebook
Facebook berasal dari olah pikir seorang mahasiswa sarjana psikologi tahun kedua dari Universitas Harvard di Amerika Serikat yang sedang mencoba menghilangkan kegelisahannya tentang seorang gadis. Dengan menggunakan Facemash2, Mark Zuckerberg pada Oktober 2003 meng-hack, dan kemudian menyalin semua identitas mahasiswa Harvard yang memungkinkan mereka untuk diadu dengan kampus-kampus lainnya, dalam menentukan siapa yang lebih keren diantara mereka. 

"But one thing is certain, and it’s that I’m a jerk for making this site. Oh well. Someone had to do it eventually ... "

Zuckerberg kemudian mem-forward situs hasil rekayasanya ke kampus-kampus lain dan dalam beberapa hari ditutup oleh administrator kampusnya. Tidak hanya itu, ia juga menghadapi tuntutan atas pelanggaran keamanan cyber kampus, pelanggaran hak cipta dan hak atas privasi yang mana memungkinkan untuk vonis pengeluaran dirinya dari Harvard.

Pada semester selanjutnya, ia membuat dan mendaftarkan situs www.thefacebook.com yang sudah menjadi pembicaraan utama di lingkungan kampusnya. Tidak hanya itu, dengan bantuan beberapa teman-temannya di program magister seperti Eduardo Saverin (business aspects), Dustin Moskovitz (programmer), Andrew McCollum (graphic artist), dan Chris Hughes (marketing), mereka telah berhasil memindahkan markas mereka dari Harvard ke Palo Alto, California dalam waktu 2 tahun. 

Selanjutnya mereka membeli domain www.facebook.com seharga USD 200 ribu dengan keanggotaan yang tersebar dari kampus-kampus di Amerika Utara dan Kanada, sampai membuka markas internasional mereka di Dublin, Irlandia 2 tahun setelahnya.

Pada prinsipnya, dari penggunaan yang terbatas pada lingkungan kampus telah dengan cepat berkembang menjadi bagi “siapapun yang berumur lebih dari 13 tahun dan memiliki alamat email yang valid”, dari yang merupakan hasil keisengan seorang mahasiswa menjadi lahan bisnis yang menggiurkan dan membuat Zuckerberg menjadi miliader di usianya yang baru 25 tahun dan dari yang lokal menjadi global, merupakan beberapa alasan yang menyebabkannya menjadi suatu fenomena, karena dengan lebih dari jutaan orang yang mengakses situs tersebut setiap detiknya, maka menimbulkan suatu histeria tersendiri bagi masyarakat modern.

Kemajuan teknologi komunikasi telah menyebabkan kita tidak perlu bersusah-payah mengirimkan surat lewat pos (walaupun hal tersebut masih lumrah dilakukan) kemudian menunggu balasannya dalam beberapa hari atau pekan. Dengan facebook, yang salah satu fitur favoritnya disebut dengan istilah wall, seseorang dapat dengan mudah menuangkan isi hatinya kepada orang yang ditujunya dalam hitungan detik; dan menerima komentar balasan, yang apabila diinginkan oleh si penerima komentar, dalam hitungan detik.

Berikut definisi wall oleh webopedia3: 

“On the Facebook, social networking site a wall is a section in your profile where others can write messages to you or leave you gifts, which are icon-like small images. The wall is a public writing space so others who view your profile can see what has been written on your wall. Once you have received a wall message, you can respond directly back to the friend who left it using the "wall-to-wall" mode.”

Tidak dapat dipungkiri bahwa suatu perkembangan dalam peradaban manusia pasti akan memberikan dampak yang memajukan dan pasti memburukkan, disadari atau tidak, dikehendaki atau tidak. Jadi, selain dapat mempromosikan diri sendiri dan teman-teman yang dimilikinya, facebook pun telah mendapat banyak kritik yang antara lain diakibatkan karena rentannya situs-situs pertemanan semacam ini dengan gangguan data-miner yang ingin mengumpulkan sebanyak-banyaknya data (termasuk didalamnya data pribadi) facebookers untuk dijadikan dasar riset marketing terhadap trend apa yang sedang berkembang dimasyarakat; karena sekali lagi jumlah 200 juta adalah pasar yang menggiurkan bagi beberapa perusahaan raksasa yang memang tujuan utamanya adalah meraup keuntungan semaksimal mungkin dengan melakukan pengorbanan yang seminimal mungkin.

Contoh nyata adalah kerjasama yang telah dibangun oleh Microsoft Corp. yang pada prinsipnya bekerjasama dalam bentuk kepemilikan saham facebook oleh Microsoft dengan imbalan hak khusus Microsoft untuk beriklan di situs

B. Modernisme
Postmodern atau “setelah modern” dapat diartikan dengan lugas sebagai berikut:
Postmodernity is a derivative referring to non-art aspects of history that
were influenced by the new movement, namely developments in
society, economy and culture since the 1960s.

Paham ini muncul pertama kali pada awal 1950-an dimana dunia masih diliputi perang dingin antara blok barat dan blok timur, blok Amerika Serikat dan blok Uni Soviet (Rusia) sampai dengan berakhirnya perang dingin, yaitu kejatuhan Uni Soviet sekitar tahun 1990-an; dan berlanjut sampai dengan sekarang yaitu awal abad ke-21,

Postmodern atau yang sering diartikan sebagai paham yang berangkat dari modernisme, ternyata banyak mendapatkan kritik dari beberapa filsuf karena sesungguhnya mereka yang menyebut dirinya postmodern tidak mampu menjawab kritik-kritik yang dilontarkan terhadap modernisme.

Modernisme yang pertama kali berkembang di Barat, merupakan pandangan-pandangan yang dihasilkan oleh mereka yang mulai meninggalkan atau skeptis terhadap agama, kepercayaan, dan hal-hal yang bersifat ideal. Karena menurut kacamata manusia modern, segala sesuatu yang dapat diterima atau dijadikan sebagai kebenaran adalah segala sesuatu yang dapat dibuktikan, dirasionalisasikan atau dapat direduksi sehingga jelas dalam cara berpikir yang logis dan tidak semata-mata mengandalkan intuisi ataupun iman.

Salah satu contoh pandangan yang menjadi populer dalam modernisme adalah positivisme, yaitu:
  • merupakan aliran filsafat yang menekankan bahwa pengetahuan yang paling otentik adalah yang didasarkan pada pengalaman nyata
  • pengetahuan tersebut harus melewati metoda ilmiah yang ketat, sehingga tidak ada ruang bagi spekulasi metafisika
Walaupun pada perkembangannya, positivisme atau modernisme
sudah ditinggalkan oleh negara-negara Barat, tetapi tetap menjadi suatu tolak ukur akan keberadaan postmodern. Masalah atau kiritik utama yang terjadi antara penganut modernisme dan postmodern sebenarnya berpangkal pada reifikasi yaitu revolusi industri yang terjadi telah menyebabkan revolusi sosial atau perubahan hubungan antara manusia, lebih spesifik antara kelas pekerja dan pemilik modal.

Revolusi sosial tersebut mengilhami apa yang membelah dunia menjadi dua blok yang berkuasa pada masa perang dingin, yaitu blok sosialis dan kapitalis. Kaum sosialis menunggu-nunggu datangnya Proletarian revolution4, sementara kapitalis dengan senangnya merasakan kemajuan, kenyamanan dan pembaruan atas usaha-usaha mereka mempopulerkan konsumerisme. Sekarang, yang tersisa dari sosialis hanyalah Korea Utara, negara miskin yang dengan ambisi militernya telah menindas dan menyesengarakan 23 juta rakyatnya dengan mimpi kebangkitan Kim Jong Il dalam melawan dunia Barat yang berupaya mengamputasi kekuatan nuklir mereka.

Uni Soviet, salah satu pelopor sosialisme dengan Karl Marx, yang walaupun berkebangsaan Jerman, juga telah hancur. Sistim sosialis yang dipraktikkannya runtuh, karena ide dasar untuk menyejahterakan semua lewat pendistribusian kekayaan secara bersama-sama, dengan kata lain semua mendapatkan jumlah kekayaan yang sedikit-banyak sama, tidak mungkin tercapai apalagi dalam kondisi kebutuhan masyarakat yang semakin kompleks.

Negara-negara Barat, dengan paham kapitalis-nya, yang meskipun cukup sukses memakmurkan penduduknya juga tidak luput dari kritik yang menyebabkan hadirnya sosialis, yaitu: yang kuat akan bertahan dan yang lemah akan tersingkir. Tetapi, sejarah membuktikan bahwa memang demikian adanya, seperti facebook yang sedang berjaya akan dengan mudah, perlahan namun pasti, akan menyingkirkan rival-rivalnya seperti friendster, yang sekarang populer hanya di wilayah Asia dengan presentase pertumbuhan yang mulai menurun, dibandingkan facebook.

Salah satu contoh menarik yaitu 6.275.421 dukungan facebookers kepada Presiden Amerika Serikat ke-44, Barrack Husein Obama II.

III. KESIMPULAN DAN KRITIK
Facebook yang didirikan dari ketidaksengajaan dan kesengajaan seorang pemuda ternyata mampu menjadi fenomena yang menarik untuk disimak dalam konteks masyarakat modern. Kehadirannya lebih dari sekedar pemenuhan kebutuhan aktualisasi diri yang menurut Abraham Maslow5 adalah tingkat kebutuhan tertinggi manusia, tetapi juga merupakan suatu momen bagi masyarakat modern untuk mempertanyakan hubungannya dengan sesama.

Masyarakat modern adalah masyarakat yang mengutamakan rasio berpikir daripada emosi dan mengutamakan kepentingannya daripada kepentingan sesamanya. Tetapi, yang penulis alami, setelah membuka sendiri account di facebook adalah:
  • hubungan yang terjalin antara facebookers, lebih mengarah atas dasar kedekatan emosi yaitu saling mendukung atau sekedar membuat lelucon
  • seringkali, berdasarkan pengamatan terhadap teman-teman yang menggunakannya, facebookers justru mengakses account milik temannya daripada memperindah accountnya sendiri
  • tidak dapat dipungkiri juga bahwa ‘kegilaan’ terhadap facebook telah memunculkan mereka-mereka yang narsis6, merasa seakan-akan semua perhatian tumpah kepadanya, apalagi dengan tampilan-tampilannya yang dapat diatur sesuka hati
Terlepas dari kepopulerannya tersebut, akan ada suatu saat penurunan baik kuantitas maupun kualitas facebook karena pada dasarnya manusia adalah makhluk yang bosan. Jadi selagi belum ada hal-hal baru, yang sebenarnya juga termasuk lama, ditemukan maka facebook akan masih tetap menjadi situs pertemanan global yang paling dicari orang untuk saat ini.

Jadi, dampak sosial yang ditimbulkan oleh adanya facebook, selain dari jumlah pengikutnya yang hampir mencapai total penduduk negara kita, Republik Indonesia dalam jangka waktu kurang dari 10 tahun, dapat saya bagi menjadi positif dan negatif.

Dampak positif facebook: 
  • menjembatani hubungan pertemanan, facebook menjadi salah satu media untuk menyalurkan hasrat dasar manusia sebagai makhluk sosial yaitu untuk berteman
  • membangun rasa percaya diri, butuh kepercayaan diri yang kuat untuk dapat berteman dengan mudah dan facebook telah memberikan kuncinya
  • meningkatkan kesadaran dan kewaspadaan facebookers atas hal-hal yang aktual dengan lebih cepat dan akurat, karena biasanya informasi yang beredar belum tentu sepenuhnya benar, maka facebook memampukan anggotanya untuk saling bertukar informasi yang mana merupakan keharusan dan kehausan masyarakat modern (informasi)
Dampak negatif facebook: 
menuntut perhatian penuh dari penggunanya, disadari atau tidak facebook telah menjadi hampir sama dengan rokok: sehari tanpa facebook rasanya ada yang kurang, dan itu mulai dialami sendiri oleh penulis mengambil alih hubungan pertemanan yang sesungguhnya, yaitu bertemu muka, bercakap-cakap dan memperhatikan gesture seseorang untuk menentukan arah percakapan; sedangkan yang ditawarkan facebook hanyalah huruf dan angka serta beberapa emoticon7 
menurunkan produktivitas, sekelumit artikel yang didapatkan dari The Sydney Morning Herald dengan alamat website 

“Facebook is shaping up as every boss's nightmare as the social networking website urges its members to hook up with workmates online.

That means millions of corporate dollars could be lost as workers manage their online social life via Facebook, rather than being productive in front of the screen.”

Beberapa kritik yang didapatkan penulis dari diskusi informal dengan seorang temannya, yaitu seorang sarjana ekonomi dari salah satu universitas di Jakarta. Berikut adalah 5 alasan utama seseorang menggunakan facbeook:
  1. menghabiskan waktunya yang sia-sia
  2. mengupdate profile, foto, menulis di wall, baik miliknya ataupun milik temannya dengan hal-hal yang sia-sia
  3. bermain game online, yang seringkali dipergunakan oleh para pria sia-sia untuk mencari wanita sia-sia juga, untuk diajak berkenalan (membangun hubungan yang sia-sia)
  4. ajang promosi produk sia-sia, dalam hal ini produk yang sebenarnya tidak terlalu dibutuhkan tetapi keberadaannya diminati orang banyak, seperti blackberry, iphone, dll.
  5. mengupayakan agar waktu yang dimilikinya menjadi waktu yang sia-sia agar dapat mengakses facebook miliknya
Sumber Tulisan;
  • Barack Obama. (n.d.) In Facebook. Retreived 18 May 2009, from 
  • Emoticon. (n.d.) In Wikipedia the free encyclopedia. Retrieved 17 May 2009, from http:// en.wikipedia.org /wiki/Emoticon
  • Facebook. (n.d.) In Wikipedia the free encyclopedia. Retrieved 17 May 2009, from http:// en.wikipedia.org /wiki/Facebook
  • F. Budi Hardiman. (2003). Melampaui Positivisme dan Modernitas.Yogyakarta: Kanisius.
  • Narcist. (n.d.) In Wikipedia the free encyclopedia. Retrieved 17 May 2009, from http://en.wikipedia.org /wiki/Narcist
  • Postmodern. (n.d.) In Wikipedia the free encyclopedia. Retrieved 17 May 2009, from
  • Postmodernity. (n.d.) In Wikipedia the free encyclopedia. Retrieved 17 May 2009, from 
  • Proletarian Revolution. (n.d.) In Wikipedia the free encyclopedia. Retrieved 18 May 2009, from
  • Statistics. (n.d.) In Facebook. Retrieved 18 May 2009, from http://www.facebook.com /press/info.php?statistics

No comments:

Post a Comment