Hubungan Sosiologi dengan Ilmu-ilmu Sosial Lainnya
Ketika
metode keilmuan diberlakukan bagi studi perilaku manusia,
daripada/dibanding/bukannya kepada non-manusia, dunia alami, yang itu
studi disebut suatu ilmu sosial. Sosiologi dihubungkan dengan ilmu
pengetahuan alam melalui metoda menggunakan metode itu. Ini juga
berhubungan dengan ilmu-ilmu sosial lain sebab pokok nya tumpang-tindih
dengan milik mereka. Batasan-batasan antara sosiologi, ekonomi,
psikologi, geografi, ilmu antropologi, dan sejarah adalah sering tidak
jelas. Sebagai contoh, meneliti permasalahan penduduk bagian tertua
suatu kota dengan pendapatan di bawah kekayaan tingkatan bisa dengan
mudah jadilah suatu studi dalam sosiologi berkenaan dengan kota, ekonomi
keluarga, atau ilmu pengetahuan politis berkenaan dengan kota. Tetapi
batasan-batasan ada, dan satu gambaran jernih tentang sosiologi
memerlukan suatu pemahaman dari tiap ilmu-ilmu sosial lain .
Ilmu Ekonomi merupakan
kajian untuk memperoleh barang-barang dan jasa produksi, distribusi,
serta konsumsi. Suatu hubungan ataupun mata rantai penting antara
ekonomi dan sosiologi adalah dua-duanya merupakan basis sosial tentang
perilaku ekonomi.
Uang
tidak akan mudah berpindah keluar masuk bank dengan sendirinya atau
sebagai jawaban atas kekuatan yang semata-mata bukan perseorangan. Hal
itu disimpan di sana oleh orang-orang yang telah membuat keputusan
sosial tentang antisipasi sesuatu maupun menabung untuk kepentingan
pendidikan bagi anak-anak mereka, maupun untuk membeli kondominium. Hal
itu merupakan upaya yang sangat aktif oleh orang-orang yang ingin memiki
kepastain masa depan yang lebih cerah. Hubungan antara ekonomi dan
sosiologi bahwa ekonomi yang merupakan basis perilaku sosial yang ikut
menentukan tipe dan bentuk interaksi mereka. Para ahli sosiologi
mengakui bahwa ekonomi dan material itu memiliki pengaruh atas minat
serta motivasi kerja pada masyarakat (Popenoe, 1983: 7).
Ilmu Politik memusatkan
perhatiannya pada pemerintah dan penggunaan kekuasaan politis. Para
akademisi tentang ilmu politis melihatnya terutama dadari gagasan di
belakang sistem pemerintah pada operasi proses-proses politik itu. Para
ahli sosiologi, pada sisi lain, menjadi lebih tertarik pada
pertanyaan-pertanyaan perilaku politik alasan orang-orang ikut serta
berpolitik bergabung dalam pergerakan politik atau mendukung isuisu
politik hubungan antara politik dan institusi sosial lainnya. Di tahun
terakhir, ilmu politis dan sosiologi sudah berkembang semakin ‘mendekat’
bersama-sama dalam metode, pokok kajian, dan konsep, dan hal itu terus
makin meningkat sukar untuk menggambarkan suatu garis garis pemisah di
antara mereka (Poepenoe, 1983: 7).
Ilmu Sejarah melihat
ke belakang dalam suatu usahanya untuk menggambarkan suatu peristiwa,
urutan, dan maknai tentang peristiwa yang lampau itu. Penyelidikan
sejarah telah bergeser dari laporan tentang orang-orang dan
tempat-tempat untuk menggambarkan kecenderungan sosial yang luas dari
waktu ke waktu. Di dalam putaran mereka, para ahli sosiologi banyak
meminjam peranan penyelidikan historis. Mereka telah memiliki
gambaran/menarik atas sejarah, sebagai contoh untuk membandingkan
pengaruh sosial industrialisasi di negara-negara Barat pada tahun
1800-an dengan pengaruh industrialisasi sekarang di negera-negara yang
sedang berkembang khususnya di Asia -Afrika. Acuan historis akan sering
menggunakan dalam teks ini untuk menerangkan kepada banyak orang tentang
peristiwa sosial sekarang ini.
Psikologi berhadapan
sebagian besar dengan proses mental manusia. Psikologi mempelajari
tentang operasi pikiran yang logis, alasan, persepsi, mimpi-mimpi, dan
kreativitas seperti halnya ketika neurosis, konflik mental, dan
berbagai macam emosi. Psikologi berbeda dengan sosiologi dengan jelas,
karena dalam psikologi kajiannya memusatkan pada pengalaman individu
dibandingkan dengan sosiologi yang menekankan kelompok sosial. Tetapi
psikologi sosial kajiannya dengan cara memahami kepribadian dan
perilaku yang dipengaruhi oleh individu-individu seting sosial adalah
berhubungan erat dengan sosiologi. Hal itu mendukung metoda dan disiplin
pengetahuan kedua-duanya.
Antropologi adalah
studi biologi manusia dan kebudayaannya dalam semua periode dan dalam
semua bagian-bagian dari dunia itu. Ilmu antropologi fisik
berkonsentrasi pada kedua aspek yakni evolusi biologi manusia dan
perbedaan fisik antar orang-orang di dunia.. Sedangkan ilmu antropologi
budaya mengkaji pengembangan dan kultur yang sebagian besar difokuskan
pada masyarakat dan budaya pramodern, walaupun sekarang obyek kajian
yang demikian banyak terjadi pergeseran. Namun sebagai perbandingan,
sosiologi lebih memusat pada peradaban modern yang relatif maju. Para
ahli sosiologi banyak meminjam konsep-konsep dan pendekatan antropologi,
dan bagaimanapun, di sejumlah perguruan tinggi ataupun universitas
(contohnya di Indonesia adalah UNPAD) dua bidang tersebut dikombinasikan
ke dalam satu departemen.
Pada
mulanya antropologi berhadapan dengan suatu pembatasan-batasan yang
terpasang tetap: Lebih menekankan kajian masyarakat pramodern yang tidak
mementingkan belajar ilmu pengetahuan, dan sebagian besar tidak satupun
tidak disentuh oleh peradaban modern. Akan tetapi hal ini setelah
memasuki abad ke duapuluh pemikiran para ahli antropologi sudah berbeda.
Mereka melebarkan bidang kajiannya untuk meliputi komunitaskomunitas
dan masyarakat modern. Dengan demikian mereka berarti sudah semakin
dekat bidang sosiologi dalam pokok kajiannya (Kaplan dan Manners, 1999:
266; Kuper, 2000: 33; Koentjaraningrat, 1990; 243-248).
No comments:
Post a Comment