Monday, 13 March 2017

Pengefektifan Manajemen Pembiayaan Pendidikan

Pengefektifan Manajemen Pembiayaan Pendidikan
Pengelolaan pendidikan semakin berkembang dalam banyak hal, termasuk strategi pembiayaan yang semakin ketat karena harus mencapai derajat mutu pendidikan yang terbaik. Salah satu faktor yang cukup memberikan pengaruh terhadap mutu dan kesesuaian pendidikan adalah anggaran pendidikan yang memadai. Persoalan anggaran pendidikan ini akan menyangkut besarnya anggaran dan alokasi anggaran (Hasbullah 2010:45). Dengan adanya anggaran pendidikan sebuah lembaga pendidikan dapat menyusun alokasi dana yang dibutuhkan untuk menopang seluruh kegiatan sehingga sesuai dengan target yang diharapkan.

Pembiayaan pendidikan memang sangat mahal dengan asumsi jika kita menginginkan sebuah lembaga yang berkualitas maka harus didukung dengan kesejahteraan pendidik dan tenaga kependidikan, peningkatan profesionalisme pendidik dan tenaga kependidikan, dana operasioanl yang cukup, kenyamanan bagi kegiatan pembelajaran peserta didik dan fasilitas yang lengkap. Hal ini akan dapat terwujud apabila ditunjang dengan anggaran yang memadai. Kenyataan tersebut telah dibuktikan oleh lembaga pendidikan yang ada disekitar kita dengan adanya kemapanan biaya sebuah lembaga pendidikan dapat memenuhi kebutuhan sesuai standar pengelolaan pendidikan. Sehingga dapat menopang proses pembelajaran yang maksimal dengan harapan dapat menghasilkan lulusan yang berkualitas. Namun sebuah pembiayaan yang tepat tidak mungkin terjadi apabila kita tidak memiliki dasar atau pengetahuan tentang itu.

Pembiayaan pendidikan sangat penting untuk perencana pendidikan dan para pembuat kebijakan pendidikan (Kisbiyanto 2008:102). Untuk dapat menentukan rencana pembiayaan yang tepat maka kita harus memiliki ilmu dan mau mempelajari tentang dasar pembiayaan pendidikan, ruang lingkup pembiayaan pendidikan dan karakteristik biaya pendidikan. Apabila kita memiliki ilmu tentang dasar pembiayaaan pendidikan, ruang lingkup pembiayaan pendidikan dan karakteristik pembiayaan pendidikan dapat membuat estimasi yang tepat dan mampu memilah kebutuhan yang harus diutamakan. Studi tentang pendidikan semakin difokuskan pada aspek-aspek yang sangat detail seiring dengan semakin komplek dan detailnya permasalahan dalam pendidikan yang membutuhkan solusi dan alternatif inovasinya. Di dalam kajian manajemen pendidikan juga demikian halnya. Aspek perencanaan pendidikan, efisiensi, efektifitas, produktifitas baik yang menyangkut man, money, material maupun method perlu mendapat kajian terfokus dan mendalam.

Isu-isu tentang ekonomi pendidikan atau pembiayaan pendidikan semakin tajam bergulir dan mendapatkan banyak perhatian dari berbagai kalangan. Lebih-lebih tentang anggaran 20% dalam APBN dan APBD yang telah diundangkan dan terus diperjuangkan, peningkatan kesejahteraan guru dan subsidi pendidikan dalam bentuk BOS, BOMM atau bantuan lainnya. Tentu saja, praktik-praktik kebijakan anggaran itu selalu saja belum sesuai ideal dengan konsep dan teori pembiayaan pendidikan. Dalam perspektif makro, pembiayaan pendidikan memang tidak habis dikaji dan belum ideal dalam kenyataan. Namun dalam banyak kesempatan, para ahli manajemen selalu berusaha memberikan pendapat sesuai keahliannya dalam mengatasi kesenjangan tersebut.

Dalam kajian manajemen pendidikan, tuntutan peningkatan anggaran pendidikan bisa dilihat dari sudut yang bermacam-macam sesuai dengan metode atau teknik analisis. Buku Economics of Education Research and Studies (1987) oleh George Psacharopoulos (editor) memuat antara lain tema tentang Cost Analysis in Education yang ditulis oleh M. Woodhall (hal 393-399). Beberapa catatan penting yang ditekankan dalam pembahasan buku tersebut sangat baik untuk dikaji terutama tentang cost analysis dalam pendidikan, sebagai berikut :

Konsep Pembiayaan Pendidikan
1. Definisi Pembiayaan Pendidikan
a. Biaya
Menurut para ahli definisi biaya sebagai berikut :
  • Mulyadi (2014), mengemukan bahwa definisi biaya dibagi atas dua yaitu biaya dalam arti sempit dan biaya dalam arti luas. Dalam arti luas biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi yang diukur dalam satuan uang yang telah terjadi dan kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu.
Sedangkan pengertian biaya dalam arti sempit adalah sebagai pengorbanan sumber ekonomi untuk memperoleh aktiva.

Dari definisi biaya tersebut terdapat empat unsur pokok yaitu :
  1. Biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomi
  2. Diukur dalam satuan uang
  3. Yang telah terjadi atau secara potensial akan terjadi
  4. pengorbanan tersebut untuk tujuan tertentu
  • Mas’ud Machfoeds (2014), mengemukakan biaya adalah beban terhadap penghasilan karena perusahaan menggunakan sumberdaya ekonomi.
  • Supriyono (2014), mengemukakan bahwa biaya adalah harga perolehan yang dikorbankan atau digunakan dalam rangka memperoleh penghasilan dan akan dipakai sebagai pengurang penghasilan.
  • Yahya dalam disertasi yang berjudul suatu studi tentang pembiayaan pendidikan sekolah dasar di provinsi Sumatera barat memaparkan bahwa biaya merupakan suatu unsur yang menentukan dalam mekanisme penganggaran. Penentuan biaya akan mempengaryhi tingkat efisiensi dan efektivitas kegiatan dalam suatu organisasi yang akan mencapai tujuan tertentu. Kegiatan yang dilaksanakan dengan biaya yang rendah dan hasilnya mempunyai kualitas yang baik dapat dikatakan kegiatan tersebut dilaksanakan secara efisien dan efektif (Mulyono 2010:81).
  • Konsep biaya menurut Tilaar (1989: 7) merupakan keseluruhan dana dan upaya yang diserahkan oleh masyarakat untuk menadapatkan pendidikan dan dalam kenyataan bahwa kegiatan pendidikan merupakan bentuk dari pelayanan masyarakat. 
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa biaya pendidikan adalah beban masyarakat dalam perluasan dan fungsi dari sistem pendidikan. Produsen, penjual, dan konsumen pendidikan akan menyatukan diri ke dalam satu transaksi ekonomi di bidang pendidikan(Mulyono 2010:82) .

Dari pengertian-pengertian di atas pada prinsipnya pengertian biaya adalah pengeluaran-pengeluaran untuk pembelian semua sumber-sumber daya yang diperlukan dalam pembuatan produk dan biaya yang dikeluarkan untuk penghasilan barang dan jasa hingga produk atau barang dan jasa tersebut siap untuk dijual dan memperoleh pendapatan. Karena kita ada di dalam dunia pendidikan maka biaya yang dikeluarkan adalah untuk kegiatan peserta didik agar nantinya sebagai sebuah out put atau produk benar-benar berkualitas dan diminati oleh masyarakat.

b. Definisi Pendidikan
Teori pendidikan merupakan pengetahuan tentang makna dan bagaimana seyogyanya pendidikan dilaksanakan. Sedangkan pendidikan praktis merupakan pelaksanaan pendidikan secara kongkrit. Keduanya tidak dapat dipisahkan. Teori pendidikan memiliki syarat-syarat agar berpikir lurus dan benar, diskriptif dan menjelaskan (Kisbiyanto 2010:20). 

Definisi pendidikan sebagai berikut :
  1. Pada dasarnya pengertian pendidikan ( UU SISDIKNAS No.20 tahun 2003 ) adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.
  2. Menurut Kamus Bahasa Indonesia, kata pendidikan berasal dari kata ‘didik’ dan mendapat imbuhan ‘pe’ dan akhiran ‘an’, maka kata ini mempunyai arti proses atau cara atau perbuatan mendidik. Secara bahasa definisi pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan (Depdikbud 1995).
  3. Menurut Ki Hajar Dewantara (Bapak Pendidikan Nasional Indonesia) menjelaskan tentang pengertian Pendidikan yaitu tuntutan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak, adapun maksudnya, pendidikan yaitu menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya.
Dari pengertian – pengertian di atas maka pendidikan dapat diartikan sebagai suatu proses yang dapat menumbuhkan pengetahuan baru bagi manusia, peningkatan keahlian dan perilaku yang positif melalui pengalaman, pembelajaran dan pelatihan.

c. Definisi pembiayaan Pendidikan
Kata biaya dalam pendidikan jika diimplementasikan merupakan sebuah proses sehingga disebut dengan pembiayaan. Sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia dari kata asli biaya ditambah awalan pe dan akhiran an (Depdikbud 1995).

Menurut para ahli definisi pembiayaan pendidikan sebagai berikut:
  1. Thomas H. Jones menyatakan Pembiayaan pendidikan pada dasarnya adalah menitikbertakan upaya pendistribusikan benefit pendidikan dan beban yang harus ditanggung masyarakat.  Pembiayaan pendidikan berhubungan dengan distribusi distribusi beban pajak dalam berbagai jenis pajak, kelompok manusia serta metode pengalihan pajak ke sekolah. Hal yang penting dalam pembiayaan pendidikan adalah berupa besar uang yang harus dibelanjakan dari mana sumber uang diperoleh, dan kepada siapa uang harus dibelanjakan (Mulyono 2010:77-78).
  2. Nanang Fatah mengutarakan pembiayaan pendidikan merupakan jumlah uang yang dihasilkan dan dibelanjakan untuk berbagai keperluan penyelenggaraan pendidikan yang mencakup gaji guru, peningkatan profesional guru, pengadaan sarana ruang belajar, perbaikan ruang pengadaan peralatan/mobile, pengadaan alat-alat dan buku pelajaran, alat tulis kantor (ATK), kegiatan ekstrakulikuler, kegiatan pengelolaan pendidikan, dan supervisi pendidikan (Fattah 2000:23).
  3. Dedi Supriadi menyatakan biaya pendidikan merupakan salah satu komponen masukan instrumental yang sangat penting dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah. Dalam setiap upaya pencapaian tujuan pendidikan baik tujuan-tujuan yang bersifat kuantitatif maupun kualitatif biaya pendidikan memiliki peranan yang sangat menentukan. Hampir tidak ada upaya pendidikan yang dapat mengabaikan peranan biaya, sehingga dapat dikatakan bahwa tanpa biaya, proses pendidikan di sekolah tidak akan berjalan. Biaya dalam pendidikan memiliki cakupan yang luas, yakni semua jenis pengeluaran yang berkenaan dengan penyelenggaraan pendidikan, baik dalam bentuk uang maupun barang dan tenaga yang dapat dihargakan dengan uang. Dalam pengertian ini misalnya iuran siswa adalah jelas merupakan biaya, tetapi sarana fisik, buku sekolah dan guru juga adalah biaya (Supriyadi 2003:3-4).
Dari pengertian-pengertian di atas pembiayaan pendidikan dapat diartikan sebagai sebuah proses untuk membiayai segala hal yang dibutuhkan untuk memenuhi seluruh kegiatan dalam pendidikan baik yang bersifat langsung ataupun tidak langsung.

2. Lingkup Pembiayaan Pendidikan
Dana atau biaya dalam pendidikan memiliki peranan penting untuk menjamin keberlangsungan seluruh kegiatan dalam pendidikan.

a. Klasifikasi biaya pendidikan sebagai berikut :
  1. Biaya dalam pendidikan dapat diklasifikasikan menurut Anwar (2003:140) menjadi biaya yang bersifat langsung (direct cost) dan biaya tidak langsung (indirect cost). Biaya langsung terdiri terdiri dari biaya-biaya yang dikeluarkan untuk keperluan pelaksanaan pengajaran dan kegiatan dan kegiatan belajar siswa berupa pembelian alat-alat pelajaran, sarana belajar, biaya transportasi, gaji guru baik yang dikeluarkan oleh pemerintah, orang tua, maupun siswa sendiri. Sedangkan biaya tidak langsung berupa keuntungan yang hilang dalam bentuk biaya kesempatan yang hilang yang dikorbankan oleh siswa selama belajar. Pembiayaan pendidikan ada yang berupa biaya bugetair dan biaya non bugetair. Pembiayaan yang bersifat bugetair yaitu biaya yang diperoleh dan dibelanjakan oleh sekolah sebagai suatu lembaga sedangkan biaya non bugetair yaitu biaya pendidikan yang dibelanjakan oleh murid, orang tua / keluarga dan biaya kesempatan pendidikan (Fattah 2000:83).
  2. Disamping biaya langsung dan biaya tidak langung dikenal juga menurut kategori private cost dan sosial cost. Private cost adalah biaya yang dikeluarkan untuk membiayai sekolah anaknya termasuk di dalamnya forgone opportunities. Sedangkan social cost dapat dikatakan sebagai biaya publik yaitu sejumlah biaya sekolah yang dibayar masyarakat (Anwar 2003:159-160).
  3. Biaya pendidikan juga dapat digolongkan menjadi monetary dan non monetary cost. Monetary cost merupakan nilai pengorbanan yang terwujud dalam pengeluaran uang sedangkan non monetarry
  4. cost adalah nilai pengorbanan yang tidak diwujudkan dengan pengeluaran uang seperti biaya yang diperhitungkan dimana seorang siswa tidak mengambil kesempatan waktu senggangnya ntuk bersenang-senang tetapi digunakan untuk membaca buku Anwar 2003:160).
  5. Pendanaan pendidikan sebagaimana tertuang dalam PP Nomor 8 tahun 2008 tentang Penganggaran Pendidikan dinyatakan menjadi tanggung jawab bersama antara pemerintah, pemerintah daerah dan masyarakat.
Biaya pendidikan dibagi menjadi :
a) Biaya Satuan Pendidikan, adalah biaya penyelenggaraan pendidikan pada tingkat satuan pendidikan yang meliputi biaya investasi, biaya operasional, bantuan biaya pendidikan dan beasiswa.
b) Biaya Penyelenggaraan dan/ atau Pengelolaan Pendidikan, adalah biaya penyelenggaraan dan/ atau pengelolaan pendidikan oleh pemerintah, pemprov, pemko/ pemkab, atau penyelenggara satuan pendidikan yang didirikan masyarakat/Yayasan.
c) Biaya Pribadi Peserta Didik, adalah biaya operasional yang meliputi biaya pendidikan yang harus dikeluarkan oleh peserta didik untuk bias mengikuti proses pembelajaran secara teratur dan berkelanjutan.
6. Dilihat dari sifatnya biaya dapat dibedakan menjadi biaya rutin dan biaya investasi atau pembangunan. Dalam sistem anggaran di Indonesia, alokasi biaya rutin pada lembaga-lembaga pendidikan dituangkan dalam daftar isian kegiatan. Penyaluran subsidi pemerintah ke satuan-satuan pendidikan dapat berupa uang yang jelas peruntukannya , dana tambahan berbentuk hibah, atau berupa tenaga dan barang seperti guru/ tenaga kependidikan, buku-buku pelajaran dan perlengkapan sekolah (Supriyadi 2003: 4-5).
b. Cara-cara Memperkirakan Biaya Pendidikan
c. Sumber – sumber biaya pendidikan

Dilihat dari sumber-sumbernya, biaya pendidikan pada tingkat makro (nasional) berasal dari (Supriyadi 2003:5) :
  1. Pendapatan negara dari sektor pajak
  2. Pendapatan negara dari sektor non pajak
  3. Keuntungan dari ekspor barang dan jasa
  4. Usaha-usaha negara lainnya termasuk dari investasi saham pada perusahan negara (BUMN)
  5. Bantuan dalam bentuk hibah (grant) dan pinjaman dari luar negeri
3. Karakteristik Biaya Pendidikan
Beberapa hal yang merupakan karakteristik atau ciri-ciri pembiayaan pendidikan adalah (Suharsimi 2008:320-321) :
  • Biaya pendidikan selalu naik, perhitungan pembiayaan pendidikan dinyatakan dalam satuan unit cost, yang meliputi:
  1. Unit cost lengkap, yaitu perhitungan unit cost berdasarkan semua fasilitas yang dikeluarkan untuk peyelenggaraan pendidikan termasuk gedung, halaman sekolah, lapangan, gaji guru, gaji personil, pembiayaan bahan dan alat dihitung keseluruhan program baik yang tergolong dalam kurikulum maupun ekstrakurikuler.
  2. Unit cost setengah lengkap, yaitu hanya memperhitungkan biaya kebutuhan yang berkenaan dengan bahan dan alat yang berangsur habis walaupun jangka waktunya berbeda.
  3. Unit cost sempit, yaitu unit cost yang diperoleh hanya dengan melakukan memperhitungkan biaya yang langsung berhubungan dengan kegiatan belajar mengajar menyangkut buku, alat pelajaran dan alat peraga. Dengan memperhitungkan unit cost ini maka diketahui manakah diantara bidang-bidang pelajaran yang diberikan di suatu sekolah yang paling mahal unit cost-nya.
  • Biaya terbesar dalam pelaksanaan pendidikan adalah biaya pada faktor manusia. Pendidikan dapat dikatakan sebagai human investment, yang artinya biaya terbesar diserap oleh tenaga manusia.
  • Unit cost pendidikan akan naik sepadan dengan tingkat sekolah.
  • Unit cost pendidikan dipengaruhi oleh jenis lembaga pendidikan. Biaya sekolah kejuruan lebih besar daripada biaya untuk sekolah umum.
  • Komponen yang dibiayai dalam sistem pendidikan hampir sama dari tahun ke tahun.
4. Implementasi Biaya Pendidikan dalam Lembaga Pendidikan
Pemahaman terhadap penentuan biaya pendidikan sangatlah penting untuk menentukan besarnya biaya pendidikan yang dikeluarkan. Standar pembiayaan sekolah/madrasah digunakan untuk membiayai kegiatan yang sesuai dengan standar isi, standar proses, standar kompetensi kelulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan dan standar penilaian.

Jadi biaya adalah pengeluaran-pengeluaran untuk pembelian semua sumber-sumber daya yang diperlukan dalam pembuatan produk dan biaya yang dikeluarkan untuk penghasilan barang dan jasa hingga produk atau barang dan jasa tersebut siap untuk dijual dan memperoleh pendapatan. Karena kita ada di dalam dunia pendidikan maka biaya yang dikeluarkan adalah untuk kegiatan peserta didik agar nantinya sebagai sebuah out put atau produk benar-benar berkualitas dan diminati oleh masyarakat.

Pendidikan adalah sebagai suatu proses yang dapat menumbuhkan pengetahuan baru bagi manusia , peningkatan keahlian dan perilaku yang positif melalui pengalaman, pembelajaran dan pelatihan. Pembiayaan pendidikan adalah sebagai sebuah proses untuk membiayai segala hal yang dibutuhkan untuk memenuhi seluruh kegiatan dalam pendidikan baik yang bersifat langsung ataupun tidak langsung. Klasifikasi biaya pendidikan dapat digolongkan menjadi biaya langsung dan tidak langsung , biaya pribadi dan biaya sosial, biaya monenter dan moneter serta biaya rutin dan biaya investasi, karakteristik biaya pendidikan :
  • Biaya pendidikan selalu naik
  • Biaya terbesar dalam pelaksanaan pendidikan adalah biaya pada faktor manusia
  • Unit cost pendidikan akan naik sepadan dengan tingkat sekolah
  • Unit cost pendidikan dipengaruhi oleh jenis lembaga pendidikan
  • Komponen yang dibiayai dalam sistem pendidikan hampir sama dari tahun ke tahun.
Analisis Harga dalam Pendidikan
Pembiayaan pendidikan sangat penting bagi para perencana pendidikan dan para pembuat kebijakan pendidikan. Namun ada beberapa perbedaan pemahaman dan pemaknaan tentang definisi dan batasan tentang pembiayaan pendidikan. Berikut ini ada beberapa hal yang menjadi konsep dalam analisis pembiayaan pendidikan, antara lain :

1. Harga Uang dan Harga Kesempatan (Money Cost and Opportunity Cost)
Banyak in put dalam pendidikan dapat dihitung atau diukur dalam bentuk uang atau berbagai bentuk sumber daya, antara lain waktu atau kesempatan guru, siswa, staf administrasi, buku-buku, kurikulum, peralatan dan gedung serta sarana lainnya. Dalam keseharian, istilah cost memang sangat cenderung menunjuk pada uang atau pembiayaan dalam bentuk satuan keuangan. Namun dalam hal ini, meminjam ilmu ekonomi juga menyebut istilah opportunity cost. Sebagai contoh, mestinya pemerintah mengalokasikan anggaran untuk pembangunan bidang kesehatan atau pembangunan bidang pertanian. Namun, pemerintah lebih mengutamakan proyek pembangunan perguruan tinggi atau sekolah yang merupakan kesempatan bagi penyiapan tenaga terampil dalam kesehatan dan pertanian. Jadi ada nilai kesempatan (opportunity) dengan pembangunan sarana pendidikan tersebut. 

Money cost menunjuk pada harga dalam nilai uang seperti pada umumnya sedangkan opprtunity cost menunjuk pada harga suatu sumber daya tertentu yang pada akhirnya merepresentasikan harga uang dalam pengadaannya. Tentu saja, konsep tentang opportunity cost lebih luas dari pada konsep money cost. Sebagai misal, waktu seorang guru mengajar pada hakekatnya merupakan suatu kesempatan yang mempunyai nilai tertentu. Seandainya waktu tersebut digunakan untuk mengerjakan pekerjaan berdagang atau lainnya, mungkin akan menghasilkan uang yang banyak. Dengan demikian, waktu untuk mengajar itu mempunyai nilai yang besar. 

Karena itu, guru digaji dengan pantas, karena bisa jadi kesempatan itu bisa digunakan untuk pekerjaan lain di luar kegiatan mengajar jika ia menghendakinya.

2. Harga Modal dan Harga Sekarang (Capital and Recurrent Cost)
Salah satu kajian penting tentang pembiayaan pendidikan adalah tentang capital cost dan current cost. Current cost meliputi semua pembelajaan pendidikan misalnya biaya pengadaan buku, media dan alat-alat lainnya serta pembiayaan untuk memberikan jasa pelayanan pendidikan. Harga modal dan harga penggunaan harus dipertimbangkan sedemikian baiknya agar harga modal itu bisa memberikan nilai guna yang lebih tinggi dengan pembelanjaan saat tertentu.

3. Harga Rata-rata dan Batas Tertinggi (Average and Marginal Cost) 
Analisis harga dalam pendidikan bisa dilakukan dengan penghitungan total harga dalam pendidikan atau harga satuan (unit cost). Ada dua perbedaan cara menghitung unit cost, yakni harga rata-rata (average cost) dengan cara menghitung harga dengan jumlah total siswa (peserta didik) atau dengan jenjang pendidikan, sehingga penghitungan ini akan menjelaskan rata-rata satuan harga per siswa. 

Yang kedua, jika harga dihitung per lulusan, maka akan nampak rata-rata satuan harga per lulusan. Pertimbangan lain dalam menghitung average cost misalnya dengan banyaknya jam atau waktu setiap siswa dalam mengikuti pendidikan.

Marginal cost merupakan additional cost yang dimungkinkan untuk satu peserta didik tambahan atau jika suatu saat ada siswa tambahan yang mendaftarkan diri masuk mengikuti program pendidikan.

Sehingga marginal cost merupakan batas harga maksimal yang dimungkinkan dalam suatu pendidikan.

4. Faktor-faktor Pembiayaan Pendidikan (The Determinants of Educational Cost)
Penentuan harga satuan dalam pendidikan sangat penting. Dalam hal ini, terdapat faktor-faktor khusus dalam pembiayaan pendidikan.

Salah satu faktor terpenting dalam pembiayaan pendidikan adalah tingkat penggajian guru (the level of teacher salary). Lebih-lebih di negara berkembang, faktor penting dalam pembiayaan pendidikan adalah angka pertumbuhan populasi penduduk (the rate of population growth). Bahkan faktor ini diangap sangat krusial bagi negara berkembang yang pada umumnya mempunyai penduduk yang banyak dan kurangnya kesempatan kerja. Studi Organization for Economic Co-operation and Development (OECD) menunjukkan bahwa salah satu faktor penting pembiayaan pendidikan adalah kecenderungan penduduk atau faktor demografi dan kecenderungan perubahan masyarakat memasukkan anak sebagai siswa di suatu sekolah. Selain itu, perubahan dalam kebijakan sistem pendidikan juga menjadi faktor dalam pembiayaan pendidikan.

5. Hubungan In put dan Out Put dalam Pendidikan (In put-Out put Relationships in Education) 
Perbandingan antara in put dan out put dalam pendidikan mempunyai berbagai macam dan bentuk. Hubungan antara in put dan out put bisa dianalisis dengan arti fungsi produktifitas pendidikan (mean of a production function). Namun kesulitan dalam menilai produktifitas pendidikan terletak pada penilaian fisik dari produk, karena pendidikan berbeda dengan produksi barang yang mudah diukur secara fisik kebendaan. Selain ukuran produktifitas (productivity measurement), hubungan in put dan out put juga bisa dianalisis dengan analisis efektifitas biaya (cost-effectiveness analysis).

7. Analisis Harga Keuntungan Pendidikan (Cost-Benefit Analysis of Education)
Cost-Benefit Analysis merupakan bentuk analisis dilihat dari sisi investasi. Bahwa pendidikan dianggap sebagai investasi dimana ada waktu untuk ber-invest dan ada saat mengambil atau mendapatkan keuntungan. Dengan kata lain, bahwa pendidikan dianalisis dari sudut pandang keuntungan ekonomi (economic profitability). Cost-Benefit Analysis bisa digunakan untuk memberikan evaluasi keuntungan investasi baik secara individu maupun secara sosial. Keluarga bisa menghitung keuntungan anak yang disekolahkan sehingga menjadi terampil dan bisa bekerja. Masyarakat bisa menghitung seberapa besar tingkat keuntungan sosial (social rate of return) dari warga terdidik yag dimiliki untuk kehidupan mereka. Hasil studi tentang rate of return dari investasi pendidikan di Amerika misalnya melaporkan bahwa : 
  1. The rate of return pada semua jenis pendidikan adalah positif di semua negara, secara umum rate of return pada pendidikan dasar dan menengah jauh lebih tinggi dari pada rate of return pada jenjang pendidikan tinggi, 
  2. The private rate of return para individu jauh lebih tinggi dari pada the social rate of return pada masyarakat, yang berarti bahwa pendidikan lebih banyak memberikan keuntungan sebagai investasi individu dari pada sosial, 
  3. Pada umumnya, rate of return lebih tinggi pada sedikit negara berkembang dibandingkan dengan negara maju. Studi rate of return itu menyimpulkan bahwa pendidikan memberikan keuntungan investasi baik kepada individu siswa maupun masyarakat.
8. Analisis Harga Pembangunan Sekolah (The Analysis of School Building Costs)
Ada tipe khusus analisis harga yaitu dilihat dari sisi analisis harga pembangunan (analysis of building cost). Analisis ini menunjuk pada nilai pembangunan dan penyediaan barang-barang atau gedung-gedung yang akan dipergunakan untuk pendidikan. Analisis ini memperhatikan berapa banyak sarana pendidikan yang harus disediakan setiap satuan tempat tertentu.

9. Kegunaan Analisis Harga dalam Perencanaan Pendidikan (The Use of Cost Analysis in Educational Planning)
Tidak ada satu saja tipe cost analysis yang paling bagus, melainkan adabanyak cost analysis yang relevan dan aplikabel dalam pendidikan. 

Manfaat cost analysis bagi perencanaan pendidikan antara lain : 
  1. Menguji kemungkinan ekonomis untuk memperluas rencana, pengajuan program dan target, 
  2. Memproyeksikan masa depan tingkat pembiayaan pendidikan, 
  3. Memperkirakan kebijakan biaya alternatif atau reformasi pendidikan atau inovasi-inovasi tertentu, 
  4. Membandingkan berbagai alternatif dalam mencapai tujuan untuk menentukan pilihan yang paling efektif atau paling ekonomis, 
  5. Membandingkan alternatif keuntungan proyek investasi pendidikan, dan 
  6. Mengembangkan efisiensi penggunaan sumber daya pendidikan.
Solusi Penganggaran Pendidikan
Salah satu sumber daya penting dalam sebuah lembaga pendidikan adalah sumber daya yang berupa dana dan penganggaran. Dalam hal ini, setiap lembaga pendidikan mempunyai karakteristik dan strategi yang berbeda-beda dalam mengelola anggaran pendapatan dan belanja sekolah.

Apalagi dewasa ini lembaga pendidikan dituntut untuk lebih maju dalam berbagai aspek, khususnya masalah mutu. Salah satu faktor penting dalam upaya peningkatan mutu pendidikan adalah sumber dana yang mencukupi. Dengan dana yang sesuai, maka dimungkinkan sekolah akan dapat meningkatkan kualitasnya. Sebaliknya, dana yang kurang, cenderung membawa kendala-kendala bagi sekolah untuk lebih maju dan lebih berkualitas.

Sejak digulirkan UU No. 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah yang berlaku 1 Januari 2001, wacana desentralisasi pemerintahan banyak mendapat kajian. Pendidikan termasuk bidang yang didesentralisasikan ke pemerintah kota/kabupaten. Melalui desentralisasi pendidikan diharapkan permasalahan pokok pendidikan yaitu masalah mutu, pemerataan, relevansi, efisiensi dan manajemen, dapat terpecahkan. Cukupkah desentralisasi pendidikan pada tingkat pemerintah kota/kabupaten? Pengalaman berbagai negara menunjukkan bahwa desentralisasi pendidikan tidak cukup hanya pada tingkat kota/kabupaten. Desentralisasi pendidikan untuk mencapai otonomi pendidikan yang sesungguhnya harus sampai pada tingkat sekolah secara individual. Ujung-ujung dari desentralisasi pendidikan adalah kebijakan, khususnya tentang pembiayaan pendidikan (Bray 1996).

Pembiayaan sebagai salah satu komponen sistem pendidikan memerlukan kajian pemikiran yang lebih mendalam dan penelitian yang lebih cermat, upaya menggunakan dana secara tepat untuk suatu pengeluaran pendidikan yang tidak dapat dihindarkan, inheren pada hasil dan dapat diduga sebelumnya adalah salah satu usaha untuk menempatkan biaya pendidikan yang tepat dan sebenar-benarnya. Sehingga akan terlihat secara langsung pengaruhnya terhadap kuantitas maupun kualitas hasil pendidikan (Idochi 2003).

DAFTAR PUSTAKA
  • Anwar, Moch Idochi. 2003. Administrasi Pendidikan dan Manajemen Biaya Pendidikan. Bandung:CV. Alfabeta.
  • Arikunto, Suharsimi dan Lia Yuliana. 2008. Manajemen Pendidikan. Yogyakarta:Aditya Media.
  • Bray, Mark. 1996. Decentralization of Education: Community Financing. Washington, DC: The Worl Bank. 
  • Depdikbud. 1995. Kamus Besar Bahasa Indonesia.
  • Fattah, Nanang. 2000. Ekonomi dan Pembiayaan Pendidikan. Bandung:Rosda Karya.
  • Hasbullah. 2010. Otonomi Pendidikan, Kebijakan Otonomi Daerah dan Implikasinya terhadap Penyelenggaraan Pendidikan. Jakarta:Rajawali Pers. 
  • http://id.shvoong.com/writing-and-speaking/public-speaking/2061447-defenisi-biaya-menurut-para-ahli/#ixzz3CQ2HsWH6, dikutip 25 Pebruari 2014.
  • Idochi A, Moch. 2003. Administrasi Pendidikan dan Manajemen Biaya Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
  • Kisbiyanto, 2008. Analisis Pembiayaan dalam Pendidikan, Jurnal 
  • Penelitian Pendidikan Islam, Edukasia , Kudus, Juli – Desember 2008.
  • Kisbiyanto. 2010. Ilmu Pendidikan. Kudus:Penerbit Nora Media Enterprise.
  • Mulyono. 2010. Konsep Pembiayaan Pendidikan. Yogyakarta:Ar Ruzz Media.
  • Supriyadi, Dedi. 2003. Satuan Biaya Pendidikan Dasar dan Menengah. Bandung:Rosda Karya.
  • Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2013 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

No comments:

Post a Comment