Saturday 25 March 2017

TEORI KOMUNIKASI KENNETH BURKE

TEORI IDENTIFIKASI KENNETH BURKE
Karya Saerle membantu kita memahami pelaku komunikasi menempatkan makna pada sebuah aksi berbicara, tetapi apa sebenarnya yang aksi berbicara lakukan untuk membantu pelaku komunikasi menjembatani perbedaan diantara mereka?. Karya Kenneth Burke membantu kita menjawab pertanyaan ini. Kenneth Burke adalah ahli teori symbol yang terbesar. Ia menulis selama lebih dari 50 tahun dan teorinya adalah salah satu dari teori-teori symbol yang paling komprehensif. Dalam penelitian teori komunikasi, kita mulai dengan ringkasan konsep tindakan. Kemudian, kita berahli ke ide inti dari symbol, bahasa, dan komunikasi.

Burke memulai dengan perbedaan antara tindakan dan gerakan. Tindakan terdiri atas perilaku sukarela dan bertujuan; gerakan tidak bertujuan dan tidak mengandung makna. Objek dan binatang mmemiliki gerakan, tetapi hanya manusia yang memiliki tindakan. Burke memandang individu secara biologis dan neurologis, dibedakan dengan penggunaan symbol perilaku atau kemampuan untuk bertindak. Manusia menciptakan symbol, menggunakan symbol, dan salah menggunakan symbol binatang. Mereka menciptakan symbol untuk menamai benda dan situasi; mereka menggunakan symbol untuk komunikasi; dan mereka sering menyalahgunakan symbol dengan menyalahgunakan mereka karena kekurangannya.

Pandangan Burke terhadap symbol sangat luas, termasuk sebuah aturan linguistic dan elemen-elemen non-verbal. Manusia menyaring kenyataan dengan tabir symbol. Burke menyetujui bahwa bahasa berfungsi sebagai kendaraan untuk tindakan. Karena kebutuhan social membutuhkan orang untuk bekerja sama dengan tindakannya, sehingga bahasa membentuk perilaku. Hal yang paling membinggungkan dari Burke adalah ide bahwa seseorang dapat menyimbolkan symbol. Seseorang dapat menyampaikan pidato dan dapat menuliskan kata-kata. Sejarah sendiri adalah sebuah proses penulisan mengenai apa yang telah dibicarakan dan ditulis orang dalam serangkaian peristiwa, sehingga menambah tingkatan symbol lain terhadap peristiwa sebenarnya.

Bahasa, seperti halnya pandangan Burke, selalu bermuatan emosional. Tidak ada kata yang dapat menjadi netral. Sebagai akibatnya, perilaku, penilaian, dan perasaan anda tidak nampak bervariebel dalam bahasa yang anda gunakan. Bahasa bersifat selektif dan abstrak serta focus pada aspek realitas tertentu dalam keluasan aspek lainnya. Bahasa adalah ekonomis, tetapi juga ambigu. Bahasa dapat menyatukan atau memisahkan kita dan paradox ini berperan penting dalam teori Burke. Ketika symbol menyatukan manusia kedalam pemahaman secara lazim, identifikasi telah terjadi. Sebaliknya, pembagian atau pemisahan, dapat juga terjadi; bahasa dapat mengangkat identifikasi atau mengangkat pemisahan dan pembagian.

Ketika anda dan teman anda sedang bersantai disebelah kolam renang dipagi hari musim panas yang hangat, anda berkomunikasi satu sama lain dengan bebas dan cara yang mudah karena anda berbagi makna bahasa yang sedang digunakan. Dalam istilah Burke, anda sedang mengalami kesamaan ( consubstantiality ). Sebaliknya jika anda memesan nasi disebuah restoran kecil Indonesia, anda mungkin merasa frustrasi karena makna yang kurang menyatu dengan pelayan. Kesamaan adalah satu cara identifikasi yang tercipta diantara manusia. Dalam kode yang berputar, sebagaimana identifikasi meningkat, penyatuan makna meningkat. Sehingga akan meningkatkan pemahaman. Dengan demikian, identifikasi dapat berarti ajakan dan penyampaian yang efektif atau menjadi akhir dari komunikasi itu sendiri. Identifikasi dapat disadari atau tidak disadari, direncanakan atau tidak direncanakan.

Menurut Burke, ada tiga sumber identifikasi yang saling berkaitan. Identifikasi materi ( material identification ), hasil dari kebaikan, kepemilikan, dan benda, seperti memiliki mobil yang sama atau bercita rasa busana yang sama. Identifikasi idealistis ( idealistic identification ), hasil dari ide yang berbagi, sikap, perasaan, dan nilai, saperti menjadi anggota dari gereja atau partai politik yang sama. Identifikasi formal ( formal identification ), hasil dari penyusunan, bentuk, atau pengaturan dari sebuah peristiwa dimana kedua orang tersebut berpartisipasi. Jika dua orang yang diperkenalkan berjabatab tangan, makan bentuk kuno dari jabatan tangan menyebabkan beberapa identifikasi terjadi. Identifikasi bukan sebuah/maupun kejadian, tetapi menyangkut dengan derajat. Beberapa kesamaan akan selalu ada hanya dengan kemanusiaan yang terbagi secara nyata diantara dua orang ini. Identifikasi bisa besar atau kecil serta bisa meningkatkan atau menurunkan oleh tindakan pelaku komunikasi.

Orang dari strata lebih rendah dalam sebuah hierarki sering mengidentifikasi orang yang ada dipuncak hierarki, meskipun ada pemisahan dan perbedaan yang besar. Tipe identifikasi seperti ini dapat diliahat, sebagai contohnya pada pemimpin rakyat yang karismatik. Dalam situasi seperti itu, individu merasakan perwujudan kesempurnaan orang lain dimana mereka berjuang untuk mereka sendiri. Kedua, misteri yang menyelimuti orang karismatik secara bersamaan cenderung menyembunyikan adanya pemisahan. Burke menyebut fenomena ini sebagai identifikasi melalui teka-teki ( identification through mystification )

Burke memperkenalkan istilah lain yang dapat membantu menjelaskan bagaimana identifikasi bekerja. Ini merupakan konsep dari guilt atau kesalahan. Istilah ini adalah kata yang penuh arti karena tekanan perasaan didalam diri seseorang, rasa cemas, malu, benci, sebal, dan lainnya. Bagi Burke, kesalahan adalah sebah keadaan yang disebabkan oleh penggunaan symbol. Ia mengidentifikasi tiga sumber yang berhubungan dengan kesalahan, pertama adalah negatif. Dengan bahasa, manusia membicarakan moral dengan membangun banyak aturan dan pengasingan. Semua aturan ini tidak pernah seluruhnya konsisten dan dalam mengikuti satu aturan, berarti anda menghancurkan yang lainnya, sehingga menciptakan kesalahan. Agama, profesi, organisasi, keluarga, dan komunitas semuanya memiliki aturan implicit mengenai bagaiman berperilaku. Kita mempelajari semua ini melalui kehidupan, sehingga hampir menilai semua tindakan sebagai baik atau buruk. Penilaian seperti itu adalah sumber dari kesalahan.

Alasan kedua adalah prinsip kesempurnaan. Manusia sangat sensitive terhadap kegagalan. Manusia dapat membayangkan ( melalui bahasa ) sebuah pernyataan akan kesempurnaan. Kemudian, dengan sifat mereka, mereka menghabiskan hidup mereka dengan berjuang untuk derajat kesempurnaan yang mereka rancang untuk mereka sendiri. Kesalahan mereka mencuat sebagai akibat dari ketidaksesuaian antara realitasa dan ideal. Sebagai contoh, seorang aktivis perdamaian mungkin termotivasi oleh kesalahan ini ketika berbicara saat rapat umum. Aktivis mengdeklarasikan bahwa perang adalah cara orang barbar dan tidak tepat dalam mengatasi konflik di abad ke-21. Pembicaraan ini dapat membayangkan sebuah dunia tanpa peperangan dan termotivasi untuk menyuarakannya karena prinsip kesempurnaan.

Alasan yang ketiga adalah prinsip hierarki. Dalam tatarannya, struktur manusia dalam masyarakat adalah piramida social atau hierarki ( tingkatan social dan tatanan social ), sebuah proses yang dilakukan dengan symbol. Koompetisi dan pemisahan menghasilkan kelas dan kelompok dalam hierarki serta menghasilkan kesalahan. Perselisihan etnis adalah sebuah contoh yang sempurna. Kemudian, Burke memberikan penekana yang kuat pada peran bahasa dan symbol yang menyatukan manusia atau memisahkan mereka. Ia menunjukkan bahwa kita dapat mengembangkan strategi untuk melakukan keduanya.

Walaupun teori Burke sulit untuk dimasukkan dalam buku ini, kita melihatnya terutama sebagai sebuah teori pesan karena Burke prihatin dengan cara pesan disusun untuk menciptakan identifikasi atau pemisahan. Burke mengamati bahwa pelaku komunikasi mengembangkan strategi untuk diidentifikasi dan pemisahan. Dalam mempersiapkan sebuah pidato, anda mungkin ingin membawa pendengar ke dalam pemikiran anda melalui identifikasi, sambil menjaga jarak anda dengan pendengar dengan menciptakan pemisahan. Politisi melakukan hal ini setiap saat. Strategi pesan menggunakan pola identifikasi yang akan menciptakan kebiasaan dengan pendengar. Strategi seperti ini hampir selalu melibatkan kesalahan ( dalam istilah brukean ). Niat Burke tidak untuk memberika sebuah daftar strategi, tetapi untuk menghadirkan sekelompok ide bahwa pembicara dapat menggunakannya untuk menentukan kasus tertentu dengan pola unik identifikasi ( dan mungkin pemisahan ) yang mungkin digunakan dalam pesan.

Tulisan Burke seluruhnya dilakukan pada pertengahan abad ke-20, tetapi idenya memenuhi pergerakan dalam penelitian komunikasi sekitar strategi pesan, yang ironisnya dihasilkan bukan dalam tradisi Burke sama sekali, tetapi dari sebuah perspektif psikologis. Kami sajikan beberapa teori yang berhubungan dengan strategi pesan pada bab selanjutnya. Sekarang, mari kita berahli kepada peran dari bahasa dan gender, sebuah area investigasi yang membahas sifat linguistic terhadap dunia dengan serius seperti Burke.

No comments:

Post a Comment