Variasi bahasa
Bahasa mempunyai dua aspek mendasar, yaitu aspek bentuk yang meliputi bunyi, tulisan, struktur serta makna, baik leksikal maupun fungsional dan struktural (Nababan, 1984: 13). Jikalau kita memperhatikan bahasa dengan terperinci dan teliti, kita akan melihat bahwa bahasa itu dalam bentuk dan maknanya menunjukan perbedaan-perbedaan kecil atau besar antara pengungkapannya yang satu dengan pengungkapan yang lain. Pemakaian bahasa dalam masyarakat baik dalam bentuk dan makna menunjukan perbedaan-perbedaan.
Perbedaan tersebut tergantung kemampuan seseorang atau kelompok orang dalam pengungkapan. Menurut Kartomihardjo (1988: 32) perbedaan-perbedaan itu terdapat pada pilihan kata-kata atau bahkan pada struktur kalimat. Perbedaan-perbedaan bentuk bahasa itulah yang disebut dengan variasi bahasa Menurut Suwito (1982: 20-21) faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya variasi bahasa adalah faktor kebahasaan (lingustik) dan faktor di luar kebahasaan (nonlinguistik). Faktor nonlinguistik dapat berupa faktor sosial dan faktor situasional. Faktor sosial berupa status sosial, umur, jenis kelamin, kemampuan ekonomi, dan sebagainya. Faktor sosional meliputi siapa yang berbicara, dimana, kapan, mengenai apa, dan menggunakan bahasa apa.
Pendapat lainnya dikemukakan oleh Kridalaksana (1980: 12-13) variasi bahasa juga ditentuan oleh faktor waktu, tempat, faktor sosioliguistik, faktor situasi dan faktor medium pengungkapannya. Faktor waktu menimbulkan perbedaan bahasa dari masa ke masa. Variasi regional membedakan bahasa yang dipakai di suatu tempat dengan yang ada di tempat lain. Variasi sosio kultural membedakan bahasa yang dipakai suatu kelompok sosial yang lain atau membedakan atau membedakan suatu stratum sosial dari sosial yang lain. Variasi situasional timbul karena pemakai bahasa memilih ciri-ciri bahasa tertentu dalam situasi tertentu. Faktor medium pengungkapan membedakan bahasa lisan dan bahasa tulisan
1. Idiolek
Pengertian idiolek menurut Kridalaksana (1980: 13) adalah keseluruhan ujaran seorang pembicara pada suatu saat yang dipergunakan untuk berinteraksi dengan orang lain, sedangkan menurut Chaer (1994: 55) idiolek adalah variasi bahasa yang bersifat perseorangan. Menurut konsep idiolek setiap orang mempunyai variasi bahasanya masing-masing yaitu berkenaan dengan warna suara, pilihan kata, gaya bahasa, dan susunan kalimat yang paling dominan adalah warna suara, sehingga jika kita cukup akrab dengan seseorang hanya dengan
2. Dialek
Menurut Poedjosoedarmo (1978: 7) dialek adalah variasi sebuah bahasa yang adanya ditentukan oleh sebuah latar belakang asal si penutur. Nababan (1886: 4) menjelaskan bahwa idiolek-idiolek yang menunjukan lebih banyak persamaan dengan idiolek-idiolek yang lain dapat digolongkan dengan satu kumpulan kategori yang disebut dialek. Besarnya persamaan ini disebabkan oleh letak geografis yang berdekatan dan memungkinkan komunikasi antara penutur- penutur idiolek itu. Menurut Poedjosoedarmo (1979: 23) Jenis dialek dibedakan menjadi tiga macam yaitu dialek geografis, dialek sosial, dan dialek usia.
No comments:
Post a Comment