Sunday 9 October 2016

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesehatan

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesehatan;
Gizi 
Saat ini gangguan kesehatan cenderung karena gizi salah (malnutrition). Gizi salah adalah keadaan patologis akibat kekurangan atau kelebihan secara alternatif maupun absolut satu atau lebih dari zat gizi. Ada empat bentuk Malnutrition (diktat Ilmu Gizi): 
  1. Undernutrition: kekurangan konsumsi pangan secara relatif maupun absolut untuk periode tertentu. 
  2. Specific Deficiency: kekurangan zat gizi tertentu, misalnya kekurangan vit A, Iodium, Fe, dll Over 
  3. Nutrition: kelebihan konsumsi pangan untuk periode tertentu Imbalance: terjadi karena disproporsi 
  4. Zat gizi, misalnya: kolesterol terjadi karena tidak seimbangnya LDL (Low Density Lipoprotein), HDL (High Density Lipoprotein).
Malnutrisi adalah istilah umum untuk suatu kondisi medis yang disebabkan oleh pemberian atau cara makan yang tidak tepat atau tidak mencukupi.Istilah ini seringkali lebih dikaitkan dengan keadaan undernutrition (gizi kurang) yang diakibatkan oleh konsumsi makanan yang kurang, penyerapan yang buruk, atau kehilangan zat gizi secara berlebihan. Namun demikian, sebenarnya istilah tersebut juga dapat mencakup keadaan overnutrition (gizi berlebih). Seseorang akan mengalami malnutrisi bila jumlah, jenis, atau kualitas yang memadai dari zat gizi yang mencakup diet yang sehat tidak dikonsumsi untuk jangka waktu tertentu yang cukup lama. Keadaan yang berlangsung lebih lama lagi dapat menyebabkan terjadinya kelaparan.

Penyakit yang disebabkan karena gizi kurang 
Masalah ini sangat berhubungan dengan terganggunya kesehatan yang dikenal dengan istilah penyakit kurang gizi. Hal ini merupakan masalah yang sangat kompleks, merupakan akibat dari suatu rangkaian proses masalah di masyarakat. Manutrisi akibat asupan zat gizi yang kurang untuk menjaga fungsi tubuh yang sehat seringkali dikaitkan dengan kemiskinan, terutama pada negara-negara berkembang. Sevaliknya, malnutrisi akibat pola makan yang berlebih atau asupan gizi yang tidak seimbang lebih sering diamati pada negara-negara maju, misalnya dikaitkan dengan angka obesitas yang meningkat. 

Obesitas adalah suatu keadaan di mana cadangan energi yang disimpan pada jaringan lemak sangat meningkat Penyakit yang disebabkan karena gizi kurang Masalah ini sangat berhubungan dengan terganggunya kesehatan yang dikenal dengan istilah penyakit kurang gizi. Hal ini merupakan masalah yang sangat kompleks, merupakan akibat dari suatu rangkaian proses masalah di masyarakat. Manutrisi akibat asupan zat gizi yang kurang untuk menjaga fungsi tubuh yang sehat seringkali dikaitkan dengan kemiskinan, terutama pada negara-negara berkembang. Sevaliknya, malnutrisi akibat pola makan yang berlebih atau asupan gizi yang tidak seimbang lebih sering diamati pada negara-negara maju, misalnya dikaitkan dengan angka obesitas yang meningkat. Obesitas adalah suatu keadaan di mana cadangan energi yang disimpan pada jaringan lemak sangat meningkat.

Masalah malnutrisi masih ditemukan pada banyak tempat di Indonesia, dan ironisnya Indonesia mengalami kedua ekstrim permasalahan malnutrisi. Di satu sisi, daerah yang mengalami rawan pangan dan kelompok dengan kemampuan ekonomi yang kurang memadai amat rentan terhadap terjadinya malnutrisi dalam bentuk gizi kurang. Organisasi pangan dunia (FAO) mencatat pada kurun waktu 2001-2003 di Indonesia terdapat sekitar 13,8 juta penduduk yang kekurangan gizi. Sementara berdasarkan data Survei Sosial Ekonomi Nasional 2005, angka gizi buruk dan gizi kurang adalah 28 persen dari jumlah anak Indonesia.


Penyakit yang disebabkan karena gizi lebih 
Masalah gizi lebih disebabkan oleh kebanyakan masukan energi dibandingkan dengan keluaran energi. Masalah gizi lebih bisa terjadi pada gizi makro (KH, P, L) dengan indikator dimensi tubuh yang tidak seimbang (berlebihan/gemuk/obesitas). Di beberapa tempat seperti daerah perkotaan dan pada kelompok ekonomi berkecukupan, obesitas menjadi bagian dari masalah kesehatan. Sekalipun belum ada data resmi yang diungkapkan pemerintah, beragam penelitian menunjukkan angka obesitas yang cukup mencengangkan. Satu di antaranya menyebutkan hingga 4,7% atau sekitar 9,8 juta penduduk Indonesia mengalami obesitas, belum termasuk 76,7 juta penduduk (17,5%) yang mengalami kelebihan berat badan atau berpeluang mengalami obesitas. 

Lebih menyedihkan lagi, angka obesitas pada anak juga cukup tinggi. Dalam penelitian yang dilakukan oleh FK UNDIP pada kelompok usia 6-7 tahun di Semarang, didapatkan angka rata-rata obesitas sekitar 12,6%. Sekalipun keadaan undernutrisi sering disebabkan oleh keadaan kekurangan pangan -- baik karena masalah produksi atau masalah distribusi -- patut dijadikan catatan bahwa tidak jarang undernutrisi, khususnya pada anak, juga terjadi karena kesalahan pola pemberian makanan ataupun jenis makanan yang diberikan. Akibatnya anak tidak mendapatkan asupan yang memadai bagi pertumbuhan fisik dan perkembangan mentalnya. 

Hal yang serupa juga terjadi pada masalah overnutrisi di mana, asupan yang didapatkan tidak semata-mata dalam jumlah yang banyak saja tetapi juga memiliki kandungan gizi yang nilai kalorinya terlalu tinggi. Sepintas, dapat diamati bahwa kedua permasalahan ini mungkin berpangkal pada pengetahuan yang kurang memadai tentang gizi di masyarakat. Oleh karenanya, edukasi kepada masyarakat dengan memberikan informasi yang tepat tentang pemenuhan gizi akan menjadi langkah yang baik dalam mencegah terjadinya undernutrisi maupun overnutrisi.

Penurunan Fungsi Fisiologis

Penurunan fungsi fisiologis dapat terjadi karena faktor: 
Alamiah 
Penurunan fungsi tubuh secara alamiah terjadi sejalan dengan bertambahnya usia. Penurunan fungsi fisiologis tubuh sejalan dengan pertumbuhan usia dapat mengakibatkan gangguan pada kesehatan yang dikenal dengan penyakit degeneratif, selain itu juga akan berdampak pada mudahnya terkena infeksi, karena sistem kekebalan tubuh yang mulai menurun. Proses menua pada manusia merupakan suatu peristiwa alamiah yang tidak dapat dihindari, perklembangan fisik dan fungsi organ tubuh mulai mengalami penurunan. Perubahan komposisi tubuh menyebabkan berkurangnya jumlah cairan tubuh total sampai lebih dari 15 %. Masa otot bebas lemak (lean body mass) menurun sampai lebih dari 30 % dan lemak tubuh meningkat 30-40%. 

Berat badan mungkin tidak akan berubah bahkan bertambah karena meningkatnya lemak tubuh, sehingga sering muncul kasus overweight dan obesitas. Pada masa lansia kulit tidak lagi mampu meregang elastis. Lapisan luar atau epidermal kulit mulai menipis karena lapisan dalam dermis menjadi lebih berserabut. Terjadi pengeriputan, kerja kelenjar peluh dan kelenjar minyak dalam kulit yang berfungsi melumasi, memelihara, dan memperlancar kelenturan kulit menjadi kurang efisien. Kelembaban kulit mulai berkurang. Kasus yang terjadi adalah mu7dahnya lansia terkena. Penurunan fungsi internal terjadi pada umumnya pada sistem Kardiovasculair, pernapasan, saraf, sensori dan muskuloskeletal

Sanitasi dan Hygiene 
Kurang terjaganya sanitasi dan hygiene dapat menimbulkan gangguan pada kesehatan sejalan dengan mudahnya terjadi infeksi karena pertumbuhan mikroorganisme pathogen yang tidak dikendalikan. Penyakkit yang umum terjadi adalah system pencernaan dan kulit.

Stress 
Stress merupakan suatu keadaan seseorang di mana seseorang bermasalah dengan kemampuan dalam menerima suatu kenyataan yang dihadapi dan umumnya tidak sesuai dengan apa yang ia harapkan. Munculnya stress dipengaruhi oleh pandangan hidup seseorang dan akan berdampak buruk pada kesehatan mentalnya dan pada kesehatan fisik.


SUMBER;

No comments:

Post a Comment