Wednesday 5 April 2017

Alasan Mengangkat Tangan Saat Berdoa Setelah Selesai Shalat

Mengangkat Tangan saat Berdoa setelah Selesai Shalat
Berikut pendapat Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz, “Semua doa yang terdapat pada zaman Rasulullah ShallallaHu ’alaiHi wa sallam dan beliau tidak mengangkat kedua tangannya, maka tidak disyariatkan bagi kita untuk mengangkat tangan demi mengikuti Rasulullah ShallallaHu ’alaiHi wa sallam, seperti saat khutbah jum’at, khutbah hari raya, berdoa diantara 2 sujud, berdoa di akhir shalat dan setelah shalat. Karena semua itu tidak pernah dilakukan oleh Rasulullah, yang mana kita diperintahkan untuk mengikuti Rasulullah baik yang beliau lakukan ataupun yang beliau tinggalkan” (Fatawa Islamiyah 3/174)

Syaikh Utsaimin juga memberikan pendapat yang sama ketika beliau ditanya tentang hukum mengangkat tangan dan berdoa seusai shalat, “Tidak disyariatkan apabila selesai shalat mengangkat tangan sambil berdoa, karena kalau dia ingin berdoa maka lebih utama dilakukan di saat shalat daripada setelah shalat sebagaimana yang terdapat dalam hadits Ibnu Mas’ud” (Fatawa Arkani Islam hal. 339)

Hal ini disebabkan karena kebiasaan Rasulullah ShallallaHu ’alaiHi wa sallam setelah shalat adalah berdzikir bukan berdoa sebagaimana penjelasan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah, “Tidak ada satupun sahabat yang meriwayatkan bahwa Rasulullah apabila setelah selesai shalat lalu beliau berdoa bersama para sahabatnya, akan tetapi Beliau ShallallaHu ’alaiHi wa sallam hanya berdzikir kepada Allah, sebagaimana yang terdapat dalam banyak hadits” (Majmu’ Fatawa 22/492)

Maraji’
  • Disarikan dari tulisan Ustadz Ahmad Sabiq bin Abdul Lathif Abu Yusuf pada Majalah Al Furqan, Lajnah Dakwah Ma’had Al Furqan, Gresik, Edisi 8, Tahun IV, Rabi’ul Awal 1426 H
  • [Lalu kapankah mengangkat tangan atau tidak mengangkat tangan ketika berdoa ? Untuk menjawab pertanyaan tersebut maka Syaikh Muhammad bin Shalih al Utsaimin dalam Liqa’ Bab Maftuh hal. 17 dan 18 telah memberikan 3 panduannya sebagai berikut, 
  • Yang jelas ada sunnahnya dari Rasulullah ShallallaHu ’alaiHi wa sallam, maka disunnahkan untuk mengangkat tangan saat berdoa. Misalnya doa istisqa’ (doa minta hujan), berdoa di atas bukit Shafa dan Marwa serta lainnya. 
  • Yang jelas tidak ada sunnahnya, maka tidak boleh mengangkat tangan. Seperti berdoa pada saat shalat dan pada tasyahud akhir. 
  • Yang tidak ada dalilnya secara langsung, apakah mengangkat tangan atau tidak, maka pada dasarnya, hukumnya adalah termasuk dalam adab berdoa yaitu mengangkat tangan. 
Adapun hadits shahih yang menunjukan disyariatkannya mengangkat tangan kedua tangan di dalam berdoa adalah hadits yang berasal dari sahabat Salman Al Farisi ra., Rasulullah ShallallaHu ‘alaiHi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya Allah itu Maha Pemalu dan Pemurah, Dia malu terhadap hamba-Nya apabila mengangkat kedua tangan untuk berdoa lalu mengembalikannya dengan tangan hampa” (HR. Abu Dawud no. 1488 dan At Tirmidzi no. 1753, lihat Shahihul Jami’ no. 1753)]

الذكر بعد الصــلاة

[Dzikir Setelah Shalat]
Termasuk sunnah apabila seorang muslim setiap selesai shalat fardhu membaca:

أَسْتَـغْـفِـرُ الله َ ( 3 kali ).
( Saya memohon ampun kepada Allah )

اَللَّــهُمَّ أَنْتَ السَّلامُ وَمِنْكَ السَّلاَمُ تَبَارَكْتَ يَا ذَا اْلجَلالِ وَاْلإكْرَامِ

(Ya Allah Engkau Maha Sejahtera, dari-Mu kesejahteraan,Maha Berkah Engkau wahai Dzat yang memiliki Keagungan dan Kemuliaan ).

لاَ إِلَهَ إِلا الله ُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ اْلمُلْكُ وَ لَهُ اْلحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ. لاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِالله. لاَ إِلَهَ إِلاَّ الله ُ وَلاَ نَعْبُدُ إِلاَّ إِيَّاهُ. لَهُ النِّعْمَةُ وَ لَهُ اْلفَضْلُ وَ لَهُ الثَّنَاءُ اْلحَسَنُ. لاَ إِلَهَ إِلاَّ الله ُ مُخْلِصِـيْنَ لَهُ الدِّيْنَ وَلَوْ كَرِهَ اْلكَافِرُوْنَ. اَللَّــهُمَّ لاَ مَانِعَ لِمَا أَعْطَيْتَ، وَلاَ مُعْطِيَ لِمَا مَنَعْتَ وَلاَ يَنْفَعُ ذَا اْلجَدِّ مِنْكَ اْلجَدُّ.

(Tidak ada Ilah yang berhak disembah kecuali Allah semata , tiada sekutu bagi-Nya.Bagi-Nya kerajaan dan bagi-Nya segala pujian dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu,tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan izin Allah.Tidak ada Ilah yang berhak disembah kecuali Allah dan kita tidak menyembah kecuali kepada-Nya ,milik-Nya segala nikmat ,milik-Nya segala keutamaan dan milik-Nya segala sanjungan yang baik.Tidak ada Ilah yang berhak disembah kecuali Allah dengan mengikhlaskan agama (ketundukan) untuk-Nya walaupun orang-orang kafir tidak suka.Ya Allah tidak ada yang dapat menghalangi apa yang Engkau berikan ,tidak ada yang dapat memberi apa yang Engkau halangi dan tidak bermanfaat buat orang yang memiliki kekayaan(dari siksaan-Mu) akan kekayaannya” .

Dibaca pula setelah shalat Subuh dan shalat Maghrib do’a seperti diatas dan ditambah pula dengan do’a ini :

لاَ إِلَهَ إِلاَّ الله ُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ اْلمُلْكُ وَ لَهُ اْلحَمْدُ يُـحْيِيْ وَيُـمِيْتُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ. 10 × 

(Tidak ada Ilah yang berhak disembah kecuali Allah semata,tidak ada sekutu bagi-Nya,bagi-Nya segala kerajaan dan bagi-Nyalah segala pujian,Dialah Dzat Yang Menghidupkan dan Mematikan,dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu) .

Kemudian setelah itu membaca:

“سُبْحَانَ الله” 33x dan “اَلْـحَمْدُ ِلله” 33x dan ُأَكْـَبرُ الله 33x,

Kemudian disempurnakan yang keseratus dengan membaca :

لاَ إِلَهَ إِلاَّ الله ُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ اْلمُلْكُ وَلَهُ اْلحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ.

(Tidak ada Ilah yang berhak disembah kecuali Allah semata,tidak ada sekutu bagi-Nya,bagi-Nya segala kerajaan dan bagi-Nya segala pujian dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu) 

Kemudian membaca ayat Kursi:

اللهُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ هُوَ اْلحَـيُّ اْلقَيُّوْمُ، لاَ تَأْخُذُهُ سِنَةٌ وَلاَ نَوْمٌ، لَهُ مَا فِـي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِـي اْلأرْض،ِ مَنْ ذَا الَّذِيْ يَشْفَعُ عِنْدَهُ إِلاَّ بِإِذْنِهِ يَعْلَمُ مَا بَـْينَ أَيْدِيْهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ وَلاَ يُـحِيْطُوْنَ بِشَيْءٍ مِنْ عِلْمِهِ إِلاَّ ِبـمَا شَاءَ، وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمَاوَاتِ وَاْلأرْضَ وَلاَ يَؤُوْدُهُ حِفْظُهُمَا وَهُوَ اْلعَلِيُّ اْلعَظِيْمُ.

(Allah,tidak ada Ilah (yang berhak disembah)kecuali Dia yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus makhluk-Nya ,tidak mengantuk dan tidak tidur .Kepunyaan-Nya apa yang ada dilangit dan apa yang ada dibumi .Siapakah yang dapat memberi syafa’at di sisi Allah tanpa seizin-Nya?Allah Mengetahui apa-apa yang dihadapan mereka dan dibelakang mereka dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya .Kursi Allah meliputi langit dan bumi ,dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar ) .

Kemudian membaca:

قُلْ أَعُوْذُ بِرَبِّ النَّاسِ dan قُلْ أَعُوْذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ dan قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ

Dan ketiga surat di atas khusus untuk dibaca sesudah shalat Subuh dan shalat Maghrib serta di ulang-ulang tiga kali.
———————-
Penerjemah :Fir’adi Nasruddin,lc.

Dzkir, Wirid dan Doa Sesudah Shalat
Dianjurkan sesudah selesai shalat supaya membaca dzikir-dzikir (wirid-wirid) sebab sangat besar faedahnya.

Di bawah ini adalah Dzikir-dzikir sesudah shalat:

Astaghfirullaahal ‘adhiimalii waliwalidayaa wali ash-habil huquuqi ‘alayya walijamii’il mu’miniina walmukminaati wal muslimiina wal muslimaatil ahyaa-I minhum wal amwaati 3x

Laa ilaaha illallaahu wahdahu laa syariikalahu lahul mulku walahul hamdu yuhyi wayumiitu wahuwa ‘ala kulli syai-in qadiirun 3x

Allaahumma antas salaam waminkas salaamu wailaika ya’uudus salaamu fahayyinaa rabbanaa wata’aalaita yaadzal jalaali wal ikraami.

Membaca surat Al Fatihah
Membaca ayat kursi (1:255)

Shaidallaahu innahu laa ilaaha illa huwa wa-ulul’ilmi waa iman bil qisthi laa ilaaha illa huwal ‘aziizul hakiimu innaddiina ‘indallaahil islaamu.

Qulillahumma maalikal mulki tuktil mulkaman tasyaa-u watanzi’ul mulka miman tasyaau watuizzu man tasyaa-u watudzillu man tasyaa-u biyadikal khairu innaka ‘ala kulli syai-in qadiirun

Tuulijul laila fin nahaari watuulijun nahaara fil laili watukhrijul hayya minal mayyiti watukhrijul mayyita minal hayyi watar zuqu man tasyaa-u bighairi hisaabin.

Subhanallaah 33x
Alhamdulillaahi 33x
Allaahu Akbar 33x

Allaahu Akbar kabiiran walhamdu lillaahi katsiiran wasubhaanallaahi bukratan wa ashiilan.

Laa ilaaha illallaahu wah dahu laa syarikalahu lahul mulku walahul hamdu yuhyi wamiitu wahuwa ‘alaa kulli syai-in qadiirun

Laa haula walaa quwwata illa billaahil ‘aliyil ‘adhiimi
Dilanjutkan dengan doa: 
Doa Setelah Sholat Fardhu 1

Allaahumma laa maani’a lima a’thaita walaa mu’thi limaa mana’ta walaa haadiya limaa adl-lalta walaa mubaddila limaa hakamta walaa rad dalimaa qadlaita walaa yanfa’u dzaljaddi minkal jaddu laa ilaaha illa anta

Allaahumma shali ‘alaa sayyidina muhammadin ‘abdika warusuulikan nabiyyil ummiyi wa’alaa aalihi wa ashabihi wasallim.

Wahasbunallaahu wani’mal wakiilu walaa haula walaa quwwata illa billaahil ‘aliyyil ‘adhiimi.

Astaghfirullaahal ‘adhiima.
Doa Setelah Sholat Fardhu 2
Bismillaahirrahmaanirrahiim.
Alhamdulillaahi Rabbil ‘alaamiin.
Hamdan yuwaafii ni’amahu wa yukaafi maziidahu.
Yaa rabbanaa lakal hamdu kamaa yan baghii lijalaali wajhika wa ‘azhiimi sulthaanika.

Allaahumma shali’alaa sayyidinaa Muhammadin wa’alaa aali sayyidinaa Muhammad.

Allaahumma rabbanaa taqbbal minna shalaatanaa washiyaamanaa wa rukuu’anaa wa sujuudanaa wa qu’uudanaa wa tadharru’anaa wa takhasy-syu’anaa wa ta’abbudanaa wa tammim taqshiiranaa ya Allaahu ya Rabbal ‘alaamiina.

Rabbanaa zhalamnaa anfusa-naa wa in lam taghfir lanaa wa tarhamnaa lana kuunannaa minal khasiriina.

Rabbanaa wa laa tahmil ‘alaina israh kamaa hamaltahu ‘alalladziina min qablinaa.

Rabbanaa laa tauzigh quluubanaa ba’da idz hadaitana wa hablanaa min ladunka rahmatan innaka antal wahhaabu.

Rabbanaghfir lanaawali waalidiinaa wa lijamii’il muslimiina wal muslimaati wal mu’miniina wal mu’minaati al ahyaa-I minhum wal amwaati innaka ‘alaa kulli syai-in qadiirun.

Rabbanaa aatinaa fiddun-yaa hasanatan wa fil aakhirati hasanatan wa qinaa ‘adzaabannaari.

Allaahummaghfir lanaa dzunuubanaa wa kaffir ‘annaa sayyi-aatinaa wa tawaffanaa wa-‘al abraari.

Subhana Rabbika Rabbil ‘izzati ‘amma yashifuuna wa salaamun ‘alal mursaliina walhamdu lillaahi Rabbil aalamiin.

Typed By Harris Noor Rabbasa 
MENINGGALKAN DOA
Termasuk kekeliruan manusia yang paling besar adalah meninggalkan berdoa dan menjauhinya, demikian itu disebabkan oleh beberapa hal.

Sebagian orang beranggapan bahwa tidak berdoa lebih baik daripada berdoa, jelas anggapan ini bertentangan dengan dalil-dalil dari Al-Qur’an maupun hadits-hadits.

Imam Hafizh Ibnu Hajar berkata bahwa Qusyairy meriwayatkan dalam kitab Ar-Risalah tentang perbedaan pendapat dalam masalah berdoa mana yang lebih baik berdoa atau diam tidak berdoa dan rela menerima ketentuan takdir. Sebagian ulama bependapat bahwa lebih baik berdoa sebab dalil-dalil tentang doa banyak sekali dan berdoa sebagai bukti sikap rendah diri dan rasa membutuhkan.

Sebagian yang lainnya berpendapat bahwa diam dan rela menerima putusan takdir lebih baik daripada berdoa sebagai bukti penyerahan dan kerelaan penuh dalam menerima pembagian dan karunia Allah. Orang yang berdoa tidak tahu apa yang telah diputuskan untuknya jika Allah telah mentakdirkan apa yang sedang diminta berarti memohon sesuatu yang sudah diberikan, dan apabila Allah tidak mentakdirkan apa yang diminta berarti melawan kehendak.

Jawaban dari masalah tersebut sebagai berikut.

Doa adalah bagian dari ibadah sebagai bukti ketundukkan dan bukti kelemahan kita dihadapan Allah.

Jika dia berkeyakinan bahwa tidak akan terjadi kecuali sesuatu yang telah ditakdirkan, bukan berarti berdoa adalah tindakan melawan takdir akan tetapi untuk memperlihatkan rasa ketundukan kepada Allah. Karena berdoa memiliki beberapa keutamaan ; antara lain mendapatkan pahala dari Allah atau untuk mendapatkan sesuatu yang tidak mungkin terjadi kecuali harus berdoa, karena Allah menjadikan setiap sesuatu dengan sebab-sebabnya. [Fathul Bari 11/98]

Catatan :
  • Hadits yang berbunyi.
  • “Artinya : Barangsiapa yang sibuk berdzikir kepadaKu sehingga lupa berdoa, maka Aku akan memberinya sesuatu yang lebih baik dari apa yang Aku berikan kepada orang yang berdoa” [Hadits Dhaif, didhaifkan oleh Ibnu Hajar, Fathul Bari 11/138]
  • Ucapan : “Mengilmui tentang sifat-sifatKu cukup bagi hambaKu dari pada meminta kepadaKu”, adalah ucapan yang tidak benar bila disandarkan kepada Nabi Ibrahim bahkan ucapan tersebut batil. Sebab Allah tetap memerintahkan kita untuk berdoa, padahal Dia lebih tahu tentang sifat dan keadaan makhlukNya. [Al-Fawaid Al-Muntaqa hal.39]
  • Setan mendatangi seseorang lalu membisikkan godaan agar dia enggan berdoa, dan setan berkata : Wahai manusia, kamu adalah hamba yang banyak berbuat dosa dan ahli maksiat, bagaimana kamu berdoa kepada Allah sementara kamu sering meninggalkan perintahNya, lalu orang tersebut tergoda dan berhenti berdoa. Imam Hafizh Ibnu Hajar mengatakan bahwa Ibnu ‘Uyainah berkata : Janganlah kalian berhenti berdoa tatkala merasa berdosa sebab Allah telah mengabulkan doa hambaNya yang paling jahat yaitu Iblis tatkala berdoa.
“Artinya : Ya Allah beri tangguhlah saya sampai waktu mereka dibangkitkan” [Al-A’raaf : 14] [Fathul Bari 11/144-145]

Banyak manusia tidak mengerti kautamaan dan kemuliaan berdoa. Al-Mubarak Furi berkata : Ketahuilah bahwa berdoa dan memohon kepada Allah adalah ibadah yang paling utama dan mulia, Allah memerintahkan kepada hambaNya dan Allah menjamin akan mengkabulkan doa tersebut. [Mar’atul Mafatih 7/339]

Imam Syafi’i berkata dalam syairnya.

Apakah kamu melecehkan dan meremehkan do’a.
Kamu tidak tahu rahasia yang terkandung dalam berdo’a
Panah di malam hari tidak bisa ditelusuri
Namun semua pasti mempunyai batas akhir.

No comments:

Post a Comment