Pengertian Procurement (Pengadaan Barang) Menurut Para Ahli
Pengertian tentang procurement:
- Procurement merupakan kegiatan yang penting dalam mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan, terutama dalam industri manufaktur.
- Procurement adalah proses untuk mendapatkan barang dan jasa dengan kemungkinan pengeluaran yang terbaik, dalam kualitas dan kuantitas yang tepat, waktu yang tepat, dan pada tempat yang tepat untuk menghasilkan keuntungan atau kegunaan secara langsung bagi pemerintah, perusahaan atau bagi pribadi yang dilakukan melalui sebuah kontrak.
- Procurement dibedakan menjadi 2 bagian, yaitu secara procurement yang sederhana dan procurement yang lebih kompleks. Procurement yang sederhana adalah tidak memiliki hal lain kecuali pembelian atau permintaan yang berulang-ulang, sedangkan procurement lebih kompleks yaitu dapat meliputi pencarian supplier dalam jangka waktu yang panjang atau tetap secara fundamental yang telah berkomitmen dengan satu organisasi.
Procurement menurut beberapa para ahli:
1. Weele (2010)
Procurement
is the acquisition of goods or services. It is favorable that the goods
or services are appropriate and that they are procured at the best
possible cost to meet the needs of the purchaser in terms of quality and
quantity, time, and location.
Pendapat
di atas kurang lebih mempunyai arti: bahwa Pengadaan adalah perolehan
barang atau jasa. Hal ini menguntungkan bahwa barang atau jasa yang
tepat dan bahwa mereka yang dibeli dengan biaya terbaik untuk memenuhi
kebutuhan pembeli dalam hal kualitas dan kuantitas, waktu dan lokasi.
2. Christopher & Schooner (2007)
Pengadaan
atau procurement adalah kegiatan untuk mendapatkan barang atau jasa
secara transparan, efektif dan efisien sesuai dengan kebutuhan dan
keinginan penggunanya.
Dari
pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pengadaan barang dan
jasa atau procurement adalah suatu kegiatan untuk mendapatkan barang dan
jasa yang diperlukan oleh perusahaan dilihat dari kebutuhan dan
penggunaannnya, serta dilihat dari kualitas, kuantitas, waktu pengiriman
dan harga yang terjangkau.
Prinsip Dalam Procurement (Pengadaan Barang)
Menurut
Budiharjo Hardjowijono dan Hayie Muhammad (2008) pengadaan barang dan
jasa harus dilaksanakan berdasarkan prinsip-prinsip pengadaan yang
dipraktekkan secara internasional efisiensi, efektifitas, persaingan
sehat, keterbukaan, transpraransi, tidak diskriminasi dan akuntabilitas.
1. Efisiensi
Prinsip
efisiensi dalam pengadaan barang dan jasa adalah dengan menggunakan
sumber daya yang tersedia diperoleh barang dan jasa dalam jumlah,
kualitas yang diharapkan, dan diperoleh dalam waktu yang optimal.
2. Efektif
Prinsip
efektif dalam pengadaan barang dan jasa adalah dengan sumber daya yang
tersedia diperoleh barang dan jasa yang mempunyai nilai manfaat
setinggi-tingginya.
3. Persaingan Sehat
Prinsip
persaingan yang sehat dalam pengadaan barang dan jasa adalah adanya
persaingan antar calon penyedia barang dan jasa berdasarkan etika dan
norma pengadaan yang berlaku, tidak terjadi kecurangan dan praktek KKN
(Korupsi, Kolusi dan Nepotisme).
4. Terbuka
Prinsip
terbuka dalam pengadaan barang dan jasa adalah memberikan kesempatan
kepada semua penyedia barang dan jasa yang kompeten untuk mengikuti
pengadaan.
5. Transparansi
Prinsip
transparansi dalam pengadaan barang dan jasa adalah pemberian informasi
yang lengkap tentang aturan pelaksanaan pengadaan barang dan jasa
kepada semua calon penyedia barang dan jasa yang berminat dan
masyarakat.
6. Tidak Diskriminatif
Prinsip
tidak diskriminatif dalam pengadaan barang dan jasa adalah pemberian
perlakuan yang sama kepada semua calon penyedia barang dan jasa yang
berminat mengikuti pengadaan barang dan jasa.
7. Akuntabilitas
Prinsip
akuntabilitas dalam pengadaan barang dan jasa adalah pertanggungjawaban
pelaksanaan pengadaan barang dan jasa kepada para pihak yang terkait
dan masyarakat berdasarkan etika, norma, dan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Metode Procurement (Pengadaan Barang)
Menurut
Turban (2010, p251) setiap perusahaan menggunakan metode yang berbeda
dalam memperoleh produk dan jasa yang tergantung apa dan dimana mereka
membeli, kuantitas yang diperlukan, berapa jumlah uang yang terpakai dan
sebagainya. Metode procurement antara lain yaitu:
- Membeli dari manufaktur, penjual grosir atau pengecer dari katalog-katalog mereka dan adanya negosiasi.
- Membeli melalui katalog yang terhubung dengan memeriksa katalog penjual atau membeli melalui mal-mal industri.
- Membeli melalui katalog pembeli internal dimana perusahaan menyetujui katalog-katalog vendor termasuk kesepakatan harga.
- Mengadakan penawaran tender dari sistem dimana pemasok bersaing dengan yang lainnya. Metode ini digunakan untuk pmbelian dalam jumlah besar.
- Membeli dari situs pelelangan dimana organisasi berpartisipasi sebagai salah satu pembeli.
- Bergabung dengan suatu kelompok sistem pembeli dimana memeriksa permintaan partisipasi, menciptakan jumlah besar, kemudian kelompok ini dapat menegosiasikan harga.
- Berkolaborasi dengan pemasok untuk berbagi informasi tentang penjualan dan persediaan, sehingga dapat mengurangi persediaan, stock out dan mempertinggi ketepatan pengiriman.
Tugas Dan Tanggung Jawab Procurement (Pengadaan Barang)
Menurut
Moch. Mizanul Achlaq (2011) tugas dari bagian pengadaan barang adalah
menyediakan barang maupun jasa dengan harga yang murah, berkualitas dan
terkirim tepat waktu. Tugas-tugas bagian pengadaan barang tidak terbatas
hanya pada kegiatan rutin pembelian.
Tugas-tugas bagian pengadaan barang dan jasa adalah sebagai berikut:
1. Merancang hubungan yang tepat dengan supplier.
a. Hubungan dengan supplier bisa bersifat kemitraan jangka panjang maupun hubungan transaksional jangka pendek.
2. Memilih supplier.
a. Kegiatan memilih supplier bisa memakan waktu dan sumber daya yang tidak sedikit.
b. Kesulitan akan lebih tinggi kalau supplier yang akan dipilih berada di mancanegara.
c.
Supplier yang berpotensi untuk menjalin hubungan jangka panjang, proses
pemilihan ini bisa melibatkan evaluasi awal, mengundang mereka untuk
presentasi, kunjungan lapangan dan sebagainya.
d. Pemilihan supplier harus sejalan dengan strategi supply chain.
3. Memilih dan mengimplentasikan teknologi yang cocok.
a. Kegiatan pengadaan selalu membutuhkan bantuan teknologi.
b. Teknologi yang lebih tradisional dan lumrah digunakan adalah telepon dan fax.
c.
Saat ini banyak perusahaan yang menggunakan electronic
procurement(e-procurement) yaitu aplikasi internet untuk kegiatan
pengadaan.
4. Memelihara data item yang dibutuhkan dan data supplier.
a. Bagian pengadaan harus memiliki data yang lengkap tentang item-item yang dibutuhkan maupun data tentang supplier mereka.
b.
Beberapa data supplier yang penting untuk dimiliki adalah nama dan
alamat masing-masing dari supplier, item apa yang mereka pasok, harga
per unit, pengiriman, kinerja masa lalu, serta kualifikasi supplier
termasuk juga kualifikasi seperti ISO.
5. Melakukan proses pembelian.
a.
Proses pembelian bisa dilakukan dengan beberapa cara, misalnya
pembelian rutin dan pembelian dengan melalui tender atau lelang.
b. Pembelian rutin dan pembelian dengan tender melewati proses-proses yang berbeda.
6. Mengevaluasi kinerja supplier
a. Hasil penilaian ini digunakan sebagai masukan bagi supplier untuk meningkatkan kinerja mereka.
b. Kinerja yang digunakan untuk menilai supplier seharusnya mencerminkan strategi supplay chain dan jenis barang yang dibeli.
No comments:
Post a Comment